g. Komplikasi ginjal: glomerulonefritis, pielonefritis dan perinefritis
2.9. Pencegahan
Adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat penyakit Tifus abdominalis. Pencegahan terdiri dari beberapa
tingkatan yaitu pencegahan primer, pencegahan sekunder dan pencegahan tersier.
30
2.9.1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer merupakan upaya untuk mempertahankan orang yang sehat agar tidak sakit dengan cara mengendalikan penyebab-penyebab penyakit dan
faktor risikonya.
2
Pencegahan primer dapat dilakukan dengan cara imunisasi dengan vaksin yang dibuat dari strain Salmonella typhi yang dilemahkan, mengonsumsi
makanan sehat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PHBS.
35, 36
2.9.2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah upaya yang dilakukan untuk menemukan kasus secara dini, pengobatan bagi penderita dengan tepat serta mengurangi akibat-akibat
yang lebih serius. Pencegahan sekunder dapat berupa: a. Pencarian penderita maupun carrier secara dini melalui peningkatan usaha
surveilans Tifus abdominalis.
b. Perawatan
Universitas Sumatera Utara
Penderita Tifus abdominalis perlu dirawat yang bertujuan untuk isolasi dan pengobatan. Penderita harus tetap berbaring sampai minimal 17 hari demam
atau kurang lebih 14 hari. Keadaan ini sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi. Penderita dengan kesadaran menurun, posisi tubuhnya
harus diubah-ubah pada waktu- waktu tertentu untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitus. Defekasi dan buang air kecil pada
penderita Tifus abdominalis perlu diperhatikan karena dapat terjadi konstipasi dan retensi air kemih.
21
c. Diet Penderita Tifus abdominalis sebaiknya mengonsumsi makanan yang cukup
cairan, berkalori, tinggi protein, lembut dan mudah dicerna seperti bubur nasi. Pemberian makanan tersebut dimaksudkan untuk menghindari komplikasi
perdarahan usus dan perforasi usus karena usus perlu diistirahatkan. Tidak dianjurkan mengonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak serat dan
mengahasilkan banyak gas. Pemberian susu dilakukan 2 kali sehari. Jenis makanan untuk penderita dengan kesadaran menurun adalah makanan cair
yang dapat diberikan melalui pipa lambung. Untuk penderita dengan komplikasi perforasi usus, tidak dianjurkan makanan yang dapat mengiritasi
lambung seperti makanan pedas dan asam.
2
2.9.3. Pencegahan Tersier