Latar Belakang Karakteristik Penderita Tifus Abdominalis Dengan Pemeriksaan Test Widal Rawat Inap Di RSU Dr. Ferdinand Lumban Tobing Sibolga Januari 2010 - Juli 2012

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sejarah epidemiologi bermula dengan penanganan masalah penyakit menular yang banyak menyebabkan kematian. Masalah tersebut menjadi permasalahan kesehatan baik dalam skala nasional maupun internasional. Hingga saat ini penyakit menular menjadi kausa terbesar terhadap peningakatan morbiditas dan mortalitas. Kejadian penyakit menular erat kaitannya dengan kondisi lingkungan. 1 Lingkungan yang buruk berkontribusi besar dalam penyebaran penyakit menular. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran tersebut antara lain penyediaan air bersih yang kurang memadai, pembuangan sampah dan kotoran manusia yang kurang memenuhi syarat kesehatan, pengawasan makanan dan minuman yang belum sempurna, fasilitas kesehatan yang tidak terjangkau oleh sebagian besar masyarakat, kepadatan penduduk, tingkat sosial ekonomi serta tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah. 1,2 Tifus abdominalis Demam tifoid, Demam enterik merupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan, dijumpai secara luas di berbagai negara berkembang terutama di daerah tropis dan subtropis. 3 Besarnya angka pasti kasus Tifus abdominalis di dunia sangat sulit ditentukan karena penyakit ini dikenal mempunyai gejala dengan spektrum klinis yang sangat luas. Berdasarkan data World Health Organization WHO tahun 2003 Universitas Sumatera Utara terdapat 17 juta kasus Tifus abdominalis di seluruh dunia, dimana 600.000 diantaranya meninggal CFR 3,5. 4 Hasil penelitian Crump, J.A, dkk 2000 menyatakan bahwa insiden rate Tifus abdominalis di Eropa yaitu 3 per 100.000 penduduk, di Afrika yaitu 50 per 100.000 penduduk dan di Asia yaitu 274 per 100.000 penduduk. 5 Pada tahun 2005, insiden rate Tifus abdominalis di Dhaka yaitu 390 per 100.000 penduduk, sedangkan di Kongo terdapat 42.564 kasus Tifus abdominalis dengan 214 diantaranya meninggal CFR 0,5. 6 Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2004 dari hasil Survei Kesehatan Nasional Surkesnas tahun 2001, Tifus abdominalis menempati urutan ke- 8 dari 10 pola penyebab kematian umum di Indonesia dengan proporsi sebesar 4,3. 7 Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2010, Tifus abdominalis menempati urutan ke 3 dari 10 besar penyakit rawat inap di rumah sakit Indonesia dengan CFR 0,67. 8 Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar Sumatera Utara RISKESDAS tahun 2007, penyakit Tifus abdominalis terdeteksi di Propinsi Sumatera Utara dengan proporsi 0,9 dan tersebar di seluruh kabupaten atau kota dengan proporsi sebesar 0,2 - 0,3. Proporsi tertinggi kasus Tifus abdominalis dilaporkan dari Kabupaten Nias Selatan sebesar 3,3 sedangkan di Kota Sibolga dengan proporsi 0,6. 9 Berdasarkan Profil Kesehatan Propinsi Sumatera Utara tahun 2008, kasus Tifus abdominalis yang dirawat inap di rumah sakit Sumatera Utara menempati urutan ke-2 dari 10 penyakit terbesar yaitu sebanyak 1.276 penderita dari 11.182 pasien rawat inap dengan proporsi 11,4 . 10 Menurut penelitian M, Saragih 2005 di Rumah Sakit Herna Medan, proporsi kasus Tifus abdominalis yang dirawat inap sebesar 4,41 318 penderita Universitas Sumatera Utara dari 7201 penderita rawat inap. 11 Menurut penelitian N, Harahap 2009 di Rumah Sakit Deli Serdang Lubuk Pakam terdapat jumlah kasus Tifus abdominalis yang dirawat inap sebanyak 344 kasus dari 9807 kasus rawat inap dengan proporsi 3,5. 12 Berdasarkan data yang diperoleh dari survei pendahuluan di Rumah Sakit Umum Dr. Ferdinand Lumban Tobing Sibolga, didapatkan proporsi penderita Tifus abdominalis dengan pemeriksaan Test Widal Januari 2010 - Juli 2012 menunjukkan nilai yang bervariasi. Pada tahun 2010, proporsi kasus Tifus abdominalis sebesar 1,5 120 kasus dari 7.991 kasus rawat inap, tahun 2011 dengan proporsi 2,1 112 kasus dari 5.064 kasus rawat inap dan tahun 2012 dengan proporsi 2,9 126 kasus dari 4.325 kasus rawat inap. 13 Dari uraian pada latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik penderita Tifus abdominalis dengan pemeriksaan Test Widal yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Ferdinand Lumban Tobing Sibolga Januari 2010 – Juli 2012.

1.2. Rumusan Masalah