daya tahan tubuh dapat pulih kembali dan terhindar dari infeksi ulang Tifus abdominalis. Disamping itu, penderita tersebut harus melakukan pemeriksaan
serologis sebulan sekali untuk mengetahui keberadaan Salmonella typhi di dalam tubuh.
35
2.10. Kerangkan Konsep
Karakteristik Penderita Tifus abdominalis
1. Sosiodemografi : Umur
Jenis Kelamin Pendidikan
Pekerjaan Status Perkawinan
Tempat Tinggal
2. Gejala klinis sewaktu masuk 3. Status komplikasi
4. Jenis komplikasi 5. Lama rawatan rata-rata
6. Keadaan sewaktu pulang 7. Sumber pembiayaan
8. Hasil diagnostik uji titer antibodi O 9. Hasil diagnostik uji titer antibodi H
Universitas Sumatera Utara
2.11. Definisi Operasional 2.11.1.
Penderita Tifus abdominalis adalah pasien yang datang dengan keluhan demam tinggi, sakit kepala, muntah, mual, bintik-bintik merah di dada serta
adanya gangguan pencernaan dan berdasarkan diagnosa dokter serta hasil pemeriksaan laboratorium dinyatakan menderita Tifus abdominalis dan telah
dirawat inap sesuai dengan yang tertulis di kartu status.
2.11.2 . Sosiodemografi penderita Tifus abdominalis dibedakan atas:
a. Umur adalah usia penderita Tifus abdominalis rawat inap sesuai dengan yang tertulis di kartu status, menggunakan rumus Sturgest dikategorikan
atas:
2
1. 1 tahun 2. 1-10 tahun
3. 11-20 tahun 4. 21-30 tahun
5. 31-40 tahun 6. 41-50 tahun
7. 51-60 tahun 8. 61-70 tahun
9. 71-80 tahun
Untuk analisa statistik, umur dikategorikan atas:
21
1. ≤ 12 tahun
2. 12-30 tahun 3. 30 tahun
b. Jenis kelamin adalah ciri khas tertentu yang dimiliki penderita Tifus abdominalis sesuai dengan yang tertulis di kartu status, dikategorikan atas:
1. Laki-laki 2. Perempuan
Universitas Sumatera Utara
c. Pendidikan adalah pendidikan formal terakhir yang pernah ditempuh atau yang sedang dijalani oleh penderita Tifus abdominalis sesuai dengan yang
tertulis di kartu status, dikategorikan atas: 1. Belum sekolah
2. SD 3. SLTP
4. SLTA 5. Akademi Perguruan Tinggi
d. Pekerjaan adalah kegiatan rutin dan utama yang dilakukan penderita Tifus abdominalis sesuai dengan yang tertulis di kartu status, dikategorikan atas:
1. Belum bekerja 2. Pelajar mahasiswa
3. Nelayan 4. PNSTNI-POLRI
5. Pegawai swasta 6. Wiraswasta
7. Ibu Rumah Tangga 8. Pensiunan
e. Status Perkawinan adalah keterangan yang menunjukkan riwayat pernikahan penderita Tifus abdominalis sesuai dengan yang tertulis di
kartu status, dikategorikan atas: 1. Kawin
2. Belum kawin
f. Tempat Tinggal adalah daerah dimana penderita Tifus abdominalis tinggal menetap sesuai dengan yang tertulis di kartu status, dikategorikan atas:
1. Kota Sibolga 2. Luar Kota Sibolga
Universitas Sumatera Utara
2.11.3. Gejala klinis adalah keadaan penderita Tifus abdominalis saat masuk ke
rumah sakit yang merupakan manifestasi dari infeksi Salmonella typhi sesuai dengan yang tertulis di kartu status, dikategorikan atas:
1. Demam 2. Sakit kepala
3. Sakit perut 4. Mual
5. Muntah 6. Anoreksia
7. Lidah kotor 8. Konstipasi
9. Diare 10. Batuk
11. Perut kembung 12. Badan lemah
13. Sesak nafas 14. Mimisan
15. Gangguan kesadaran
2.11.4. Status komplikasi adalah keterangan mengenai ada tidaknya komplikasi pada
penderita Tifus abdominalis sesuai dengan yang tertulis di kartu status, dikategorikan atas:
14,17
1. Tanpa komplikasi 2. Dengan komplikasi
2.11.5. Komplikasi Tifus abdominalis adalah manifestasi klinis yang timbul sebagai
penyulit bagi penderita Tifus abdominalis sesuai dengan yang tertulis di kartu status, dikategorikan atas:
1. Perforasi usus 2. Komplikasi hematologi
3. Komplikasi respirasi 4. Komplikasi neuropsikiatri
5. Komplikas hepar dan kandung empedu
Universitas Sumatera Utara
2.11.6. Lama rawatan rata-rata adalah lama hari rawatan penderita Tifus abdominalis
dihitung dari tanggal masuk sampai dengan keluar sesuai dengan yang tertulis
di kartu status. 2.11.7.
Keadaan sewaktu pulang adalah kondisi penderita Tifus abdominalis sewaktu keluar dari rumah sakit sesuai dengan yang tertulis di kartu status,
dikategorikan atas: 1. Pulang berobat jalan
2. Pulang atas permintaan sendiri 3. Meninggal
2.11.8. Sumber biaya adalah asal biaya rawatan penderita Tifus abdominalis dihitung
dari mulai masuk rumah sakit sampai dengan keluar sesuai dengan yang tertulis di kartu status, dikategorikan atas:
1. Biaya sendiri 2. Bukan biaya sendiri
2.11.9. Hasil diagnostik laboratorium uji titer antibodi O adalah hasil pemeriksaan
laboratorium penderita Tifus abdominalis berdasarkan uji titer antibodi O sesuai dengan yang tertulis di kartu status, dikategorikan atas:
34
1. 180 2. 1160
3. 1320
2.11.10 Hasil diagnostik laboratorium uji titer antibodi H adalah hasil pemeriksaan
laboratorium penderita Tifus abdominalis berdasarkan uji titer antibodi H sesuai dengan yang tertulis di kartu status, dikategorikan atas:
34
1. 180
2. 1160
3.
1320
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif dengan desain case series.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Dr. Ferdinand Lumban Tobing Sibolga. Pemilihan lokasi penelitian ini dengan pertimbangan bahwa di rumah sakit
tersebut tersedia data penderita Tifus abdominalis yang dibutuhkan, selain itu belum pernah dilakukan penelitian tentang karakteristik penderita Tifus abdominalis dengan
pemeriksaan Test Widal Januari 2010 – Juli 2012 di rumah sakit tersebut.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai November 2012.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah data semua penderita Tifus abdominalis yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Ferdinand Lumban Tobing Siboga Januari
2010 – Juli 2012 yang tercatat dalam kartu status dengan jumlah 358 orang.
3.3.2. Sampel
Sampel peneltian ini adalah sebagian data penderita Tifus abdominalis rawat inap dengan kriteria memiliki hasil laboratorium Test Widal dan tercatat dalam kartu
Universitas Sumatera Utara
status. Penarikan sampel menggunakan purposive random sampling. Besar sampel yang sesuai dengan kriteria tersebut sebanyak 181 orang.
3.4. Metode Pengumpuan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari kartu status yang berasal dari rekam medis Rumah Sakit Umum Dr.
Ferdinand Lumban Tobing Sibolga Januari 2010 – Juli 2012. Kartu status penderita Tifus abdominalis yang dipilih sebagai sampel, dikumpul dan dilakukan pencatatan
tabulasi sesuai dengan variable yang akan diteliti.
3.5. Pengolahan dan Analisa Data
Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan program SPSS Statistical Product and Service Solution. Analisis univariat secara deskriptif dan analisis
bivariat menggunakan uji Chi Square dan uji t. Disajikan dalam bentuk narasi, tabel distribusi proporsi, diagram pie dan batang.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran RSU Dr. Ferdinand Lumban Tobing Sibolga
RSU Dr. Ferdinand Lumban Tobing adalah nama rumah sakit berasal dari nama seorang pahlawan kemerdekaan yang juga pernah menjadi pimpinan Rumah
Sakit Sibolga. Dr. Ferdinand Lumban Tobing yang mengabadikan dirinya di RS Sibolga pada tahun 1937 – 1944.
Perubahan status kepemilikan rumah sakit terjadi pada tanggal 1 April 1992. Kepemilikan RSU Dr. Ferdinand Lumban Tobing Sibolga diserahkan dari Pemerintah
Tk.II Tapanuli Tengah ke Pemerintah Kota Madya Tk.II Sibolga berdasarkan Surat Keputusan Bersama Bupati Kepala Daerah Tk. II Tapanuli Tengah dan Walikota
Madya Sibolga No. 44511a1992 dan No. 445911992 karena RSU Dr. Ferdinand Lumban Tobing Sibolga terletak di daerah Kota Madya Sibolga. Hingga sekarang
RSU sudah lulus akreditasi 5 pelayanan Administrasi, Rekam Medik, Pelayanan, Keperawatan dan IGD dan mendapat predikat RSU Kelas B Non Pendidikan. Saat
ini rumah sakit Dr. F.L. Tobing sedang mempersiapkan diri untuk menjadi RS BLUD Badan Layanan Umum Daerah.
4.1.1. Visi
Mengacu pada visi Kota Sibolga, maka RSU Dr. Ferdinand Lumban Tobing Sibolga menetapkan visinya adalah : ” Menjadi Rujukan Pelayanan Kesehatan di
Wilayah Pantai Barat Sumatera Utara“.
Universitas Sumatera Utara
4.1.2. Misi
Misi RSU Dr. Ferdinand Lumban Tobing Tobing Sibolga : 1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan mandiri
2. Meningkatkan mutu dan profesionalisme sumber daya tenaga rumah sakit 3. Menyelenggarakan pengelolaan manajemen yang tertib administrasi
4. Meningkatkan kemitraan dengan pihak ketiga 5. Meningkatkan kesejahteraan karyawan
4.1.3. Motto
Motto RSU Dr. Ferdinand Lumban Tobing Sibolga : “Kesembuhan Anda, Kebahagiaan Kami“.
Adapun fasilitas kesehatan yang tersedia di RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga yaitu instalasi rawat jalan terdiri dari poliklinik bedah, anak, penyakit dalam, obgyn,
THT neurologi, paru, kesehatan jiwa, mata, umum, gigi dan mulut, kulit kelamin, VCT, DM. Instalasi rawat inap terdiri dari kelas III, II, I, VIP, perinatologi, paru,
isolasi dan VK. Instalasi penunjang antara lain IGD, farmasi, radiologi, bedah sentral, pengendalian askes, gizi, patologi klinik, ICU dan fisioterapi.
Universitas Sumatera Utara
4.2. Karakteristik Penderita Tifus abdominalis Berdasarkan Sosiodemografi
Proporsi penderita Tifus abdominalis dengan pemeriksaan Test Widal berdasarkan sosiodemografi yang dirawat inap di RSU Dr. Ferdinand Lumban
Tobing Sibolga Januari 2010-Juli 2012 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.1. Distribusi Proporsi Penderita Tifus abdominalis Dengan
Pemeriksaan Test Widal Berdasarkan Umur Rawat Inap di RSU
Dr. F. L. Tobing Sibolga Januari 2010-Juli 2012
Dari tabel 4.1. dapat diketahui bahwa proporsi penderita Tifus abdominalis dengan pemeriksaan Test Widal berdasarkan kelompok umur tertinggi pada
kelompok umur 1-10 tahun 59,1 dan terendah pada kelompok umur 61 – 70 tahun 0,6.
No. Umur Tahun
f
1. 1
4 2,2
2. 1 – 10
107 59,1
3. 11- 20
34 18,8
4. 21 – 30
9 4,9
5. 31 - 40
12 6,6
6. 41 – 50
5 2,8
7. 51 – 60
7 3,9
8. 61 – 70
1 0,6
9. 71 – 80
2 1,1
Total 181
100,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2. Distribusi Proporsi Penderita Tifus abdominalis Dengan Pemeriksaan Test Widal Berdasarkan Sosiodemografi Jenis
Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Status Perkawinan, Tempat Tinggal Rawat Inap di RSU Dr. F. L. Tobing Sibolga Januari 2010-
Juli 2012
No. Sosiodemografi
f 1
.
Jenis Kelamin
Laki-laki 101
80 55,8
44,2
Total 181
100,0 2.
Pendidikan
Belum Sekolah SD
SLTP 74
47 20
28 6
42,3 26,9
11,4 16,0
3,4
Total 175
100,0 3.
Pekerjaan Belum Bekerja
Pelajar mahasiswa Nelayan
PNSTNI-POLRI Pegawai Swasta
Wiraswasta Ibu Rumah Tangga
Pensiunan 74
70 5
4 2
14 3
2 42,5
40,2 2,9
2,3 1,2
8,0 1,7
1,2
Total 174
100,0 4.
Status Perkawinan Kawin
Belum Kawin
24 13,3
86,7
Total 181
100,0 5.
Tempat Tinggal Kota Sibolga
Luar Kota Sibolga
106 75
58,6 41,4
Total 181
100,0
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 4.2. dapat diketahui bahwa karakteristik penderita Tifus abdominalis dengan pemeriksaan Test Widal yang dirawat inap di RSU Dr. F. L. Tobing Sibolga
Januari 2010-Juli 2012 berdasarkan sosiodemografi sebagai berikut, proporsi menurut jenis kelamin laki-laki 55,8 dan perempuan 44,2. Proporsi pendidikan tertinggi
adalah belum sekolah 42,3 dan terendah Akademi atau Perguruan Tinggi 3,4. Proporsi pekerjaan tertinggi adalah belum bekerja 42,5 dan terendah pegawai
swasta dan pensiunan 1,1. Berdasakan status perkawinan, proporsi tertinggi adalah belum kawin 86,7 dan terendah kawin 13,3. Berdasarkan daerah asal, proporsi
tertinggi adalah penderita yang berasal dari Kota Sibolga 58,6 dan proporsi penderita dari luar Kota Sibolga 41,4.
4.3. Gejala Klinis