41
Jumlah dividen tunai DPS =
Jumlah saham beredar
Menurut Baridwan 2003:448, laba bersih setelah pajak atau earning per share EPS merupakan jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode
biasanya satu tahun untuk tiap saham yang beredar. Laba per Lembar Saham Earning per Share EPS dapat dihitung dengan rumus:
Laba bersih EPS =
Jumlah saham beredar
Jika dividen dibayar dalam bentuk saham, maka pembayaran dividennya dapat dihitung dengan menggunakan Dividend Yield Ratio DYR
adalah suatu rasio yang menghubungkan dividen yang dibayar dengan harga saham biasa Warsono, 2003:275. Dividend Yield Ratio dapat dihitung
dengan menggunakan rumus: Dividen per lembar saham tahunan
DYR = Harga per lembar saham
2.1.3. Profitabilitas
2.1.3.1. Pengertian Profitabilitas Menurut Gitman 2003:145, profitabilitas adalah hubungan antara
pendapatan dan biaya yang dihasilkan dengan menggunakan aset perusahaan baik lancar maupun tetap dalam aktivitas operasi. Brigham dan Houston
Universitas Sumatera Utara
42
2001:197 menyatakan bahwa profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan.
Sartono 2001:122
berpendapat bahwa
profitabilitas adalah
kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi investor
jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisa profitabilitas ini. Tingkat pengembalian terhadap aset-aset ROA menentukan pengembalian
laba dalam bentuk dividen yang dapat digunakan oleh pemegang saham, baik ditanamkan kembali di dalam perusahaan maupun di tempat lain. Semakin
tinggi tingkat profitabilitas mengakibatkan semakin meningkatnya pembagian dividen kepada para pemegang saham.
Profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen karena dividen adalah sebagian dari laba bersih yang diperoleh perusahaan. Oleh karena itu,
dividen akan dibagikan apabila perusahaan memperoleh keuntungan. Keuntungan yang layak dan akan dibagikan kepada pemegang saham adalah
keuntungan setelah perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban tetapnya yaitu bunga dan pajak. Perusahaan yang semakin besar keuntungannya akan
membayar porsi pendapatan yang semakin besar sebagai dividen Sudarsi, 2002:79.
Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, akan berusaha untuk menghasilkan laba atau profit. Dalam hubungannya dengan
kebijakan dividen, besarnya profitabilitas akan mempengaruhi besar kecilnya pembayaran dividen. Peningkatan pembayaran dividen hanya terjadi ketika
Universitas Sumatera Utara
43
perusahaan memiliki profitabilitas yang tinggi, dengan asumsi bahwa profitabilitas tersebut cukup tinggi untuk meningkatkan laba, baik laba
ditahan maupun pembayaran dividen secara serentak. Jika perusahaan mempunyai tingkat profitabilitas yang tinggi, maka perusahaan akan
mendapatkan laba yang tinggi pula dan pada akhirnya laba yang tersedia untuk dibagikan kepada para pemegang saham akan semakin besar pula.
Semakin besar laba yang tersedia bagi pemegang saham maka pembayaran dividen kepada pemegang saham atau alokasi untuk laba ditahan akan
semakin besar pula. Dengan demikian, investor sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas, misalnya bagi pemegang saham akan melihat
keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk dividen. 2.1.3.2. Rasio Profitabilitas
Gitman 2003:147 mengatakan bahwa rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen berdasarkan
hasil pengembalian dari penjualan investasi serta kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang akan menjadi dasar pembagian dividen perusahaan.
Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan, di mana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total aktiva
dan modal sendiri. Secara keseluruhan ketiga pengukuran ini akan memungkinkan seorang penganalisa untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya
dengan volume penjualan, jumlah aktiva dan investasi tertentu dari pemilik perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
44
Menurut Foster 1986:60 terdapat 7 tujuh cara-cara pengukuran rasio profitabilitas, yaitu:
1.
Gross Profit Margin Ratio GPM Rasio ini merupakan persentase dari laba kotor dengan penjualan.
Gross Profit Margin Ratio dapat dihitung dengan rumus:
Gross Profit
Gross Profit Margin
= x 100
Sales 2.
Operating Profit Margin Rasio ini
menggambarkan apa yang disebut “pure profit” yang diterima atas penjualan yang dilakukan di mana jumlah tersebut merupakan
jumlah yang benar-benar diperoleh dari hasil perusahaan dengan mengabaikan kewajiban-kewajiban finansial lainnya atau laba bersih sebelum
bunga serta pajak dibandingkan dengan penjualan. Gross Profit Margin Ratio dapat dihitung dengan rumus:
Rumus Operating Profit Margin Ratio:
EBIT
Operating Profit Margin
= x 100 Sales
3.
Operating Ratio Rasio ini menggambarkan biaya operasi dari setiap rupiah hasil
penjualan atau rasio yang membandingkan biaya operasi perusahaan dengan penjualan. Operating Ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Harga Pokok Penjualan + Biaya Operasional
Operating Ratio
= x100 Penjualan
Universitas Sumatera Utara
45
4.
Sales Margin Net Profit Margin Merupakan rasio antara laba bersih net profit yaitu penjualan yang
sudah dikurangi seluruh biaya termasuk pajak dibandingkan dengan penjualannya. Sales Margin dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
EAT
Sales Margin
= x 100
Sales 5.
Assets Turnover Ratio Rasio ini merupakan ukuran tentang sampai seberapa jauh aktiva ini
telah dipergunakan dalam kegiatan perusahaan atau menunjukkan berapa kali operating asset berputar dalam suatu periode teretntu, biasanya satu tahun.
Assets Turnover Ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Sales
Assets Turnover Ratio
= x 100
Total Assets
6.
Return on Equity ROE Rasio ini mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak
pemilik modal sendiri, karena itu dipergunakan angka laba setelah pajak. Return on Equity ROE dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
EAT
Return on Equity
= x 100
Modal sendiri
7.
Return on Assets ROA
Rasio
Return on Assets ROA
ini umum digunakan dalam analisis profitabilitas. Rasio ini menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang
bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan. Return on Assets ROA menunjukkan laba yang dihasilkan oleh modal setelah
Universitas Sumatera Utara
46
diinvestasikan dalam total aktiva. Semakin tinggi ROA semakin besar kemungkinan pembagian dividen. Rasio ini mengukur tingkat
pengembalian atas total aktiva setelah bunga dan pajak. Hasil pengembalian total aktiva atau total investasi menunjukkan kinerja
manajemen dalam menggunakan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba Sartono, 2001 : 122.
Return on Assets ROA dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Laba Bersih EAT Return on Assets
= x 100
Total Assets
2.1.4. Likuiditas