114
yang menyatakan bahwa secara parsial likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.
5.4.2. Pembahasan hipotesis kedua
Setelah dilakukan pengujian pengaruh profitabilitas dan likuiditas terhadap kebijakan dividen dengan menjadikan pendanaan sebagai variabel
moderasi dengan uji interaksi profitabilitas dengan pendanaan dan likuiditas dengan pendanaan, maka secara simultan penelitian ini membuktikan bahwa
profitabilitas, likuiditas, pendanaan, interaksi profitabilitas dengan pendanaan, dan interaksi likuiditas dengan pendanaan berpengaruh signifikan terhadap
kebijakan dividen. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa
profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen Sudarsi 2002:79 dan likuiditas berpengaruh terhadap kebijakan dividen Prihantoro, 2003:10.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan Bird in The Hand Theory yang mengatakan bahwa investor lebih merasa aman memperoleh pendapatan
berupa pembayaran dividen daripada menunggu capital gain yang belum tentu akan diperoleh pada masa mendatang atau kedua-duanya tidak diperoleh
padahal perusahaan membagikan dividen tergantung kepada prospek perusahaan pada masa yang akan datang. Peningkatan dividen akan
meningkatkan harga saham yang selanjutnya berdampak terhadap peningkatan nilai perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
115
Penelitian ini menjadikan pendanaan sebagai variabel moderasi untuk melihat apakah pendanaan dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh
profitabilitas dan likuiditas terhadap kebijakan dividen pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Pendanaan ini sama dengan penentuan struktur modal perusahaan dan untuk mengukurnya digunakan rasio leverage Debt to Equity Ratio. Debt to
Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage penggunaan utang terhadap total
shareholders’ equity yang dimiliki perusahaan Ang 1997:18-35. Faktor ini mencerminkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang.
Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besar kewajibannya dan rasio yang semakin rendah akan menunjukkan semakin tinggi kemampuan
perusahaan memenuhi kewajibannya. Apabila perusahaan menentukan bahwa pelunasan utangnya berasal
dari laba ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk keperluan tersebut, hal ini berarti hanya sebagian kecil
saja pendapatan yang dapat dibayarkan sebagai dividen Riyanto 2001:267. Pendanaan yang dijadikan sebagai variabel moderasi dalam penelitian
ini mengacu kepada Teori Urutan Pendanaan Pecking Order Theory yang diperkenalkan oleh Gordon Donaldson pada tahun 1961. Pecking order theory
mengasumsikan bahwa perusahaan bertujuan untuk memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham.
Menurut Donaldson 1961:101, perusahaan
Universitas Sumatera Utara
116
mempunyai urutan dalam melakukan pendanaan yang dimulai dengan urutan laba ditahan, utang kepada pihak ketiga baik dengan loan atau menjual
obligasi dan terakhir mengeluarkan saham baru. Urutan pendanaan tersebut merupakan urutan berdasarkan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan dan
biaya ekuitas yang merupakan biaya tertinggi. Perusahaan yang membayar dividen yang tinggi pada masa lalu mempunyai kecenderungan untuk
meminjam lebih banyak sehingga perusahaan cenderung menggunakan dana dari dalam perusahaan dan meminjam dari pihak luar serta kemudian
mengeluarkan saham. Pecking Order Theory memprediksi bahwa pendanaan utang eksternal didasarkan pada defisit pendanaan internal.
Menurut Myers dan Majluf 1984:201 dalam Pecking Order Theory menjelaskan sebuah hirarki dalam pemenuhan kebutuhan dana perusahaan.
Manajer perusahaan akan lebih memilih menggunakan internal equity yang diperoleh dari laba ditahan dan cadangan depresiasi. Apabila perusahaan
membutuhkan dana eksternal, maka akan memilih hutang sebelum external equity. Sumber dana yang paling disukai oleh perusahaan adalah sumber
pendanaan yang memiliki risiko yang paling kecil dimana perusahaan akan memilih sumber dana berdasarkan preferensi biaya yang harus dikeluarkan atas
sumber dana tersebut. Dalam hal ini, perusahaan mempunyai pilihan untuk memenuhi modalnya lebih dulu dari sumber internal, kemudian memenuhi
kekurangannya dari
sumber eksternal.
Perusahaan lebih
menyukai menggunakan dana yang bersumber dari internal perusahaan sehingga dengan
adanya dana dari internal membuat perusahaan tidak memiliki beban untuk
Universitas Sumatera Utara
117
membayar dividen pada akhir periode. Penurunan pembayaran dividen akan menyebabkan perusahaan memiliki sumber dana internal untuk investasi.
Untuk itu perusahaan harus terlebih dahulu menggunakan pendanaan yang berasal dari sumber internal dalam memenuhi kewajibannya agar perusahaan
tidak memiliki beban untuk membayar dividen pada akhir periode. Besarnya pendanaan yang dilakukan perusahaan akan berdampak terhadap kebijakan
dividen yang dilakukan perusahaan. Hasil ini tidak dapat dibandingkan dengan penelitian sebelumnya.
Secara parsial
profitabilitas, likuiditas,
pendanaan, interaksi
profitabilitas dengan pendanaan, dan interaksi likuiditas dengan pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Uraian dari masing-
masing variabel dapat dilihat sebagai berikut: 1.
Profitabilitas Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa profitabilitas tidak
berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini sejalan dengan Dividend Irrelevance Theory yang menyatakan bahwa
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba tidak tergantung kepada jumlah laba yang dibagi untuk dividen dan berapa jumlah laba
yang dijadikan sebagai laba ditahan retained earning. Tingkat profitabilitas perusahaan tergantung kepada kebijakan investasi yaitu:
investor dapat menjual dan membeli saham tanpa membayar biaya transaksi karena informasi dalam pasar modal yang sempurna tersebar
luas sehingga investor dapat melakukan sendiri segala sesuatu yang
Universitas Sumatera Utara
118
diinginkannya; setiap perusahaan dapat menerbitkan saham tanpa adanya biaya emisi atau flotation cost dan biaya transaksi; tidak ada
pajak pendapatan perseorangan maupun pajak penghasilan perusahaan; informasi yang lengkap mengenai setiap perusahaan selalu tersedia
sehingga investor tidak perlu melihat pengumuman khusus mengenai pembayaran dividen sebagai indikator penting dari kondisi perusahaan;
serta tidak terdapat konflik atau tidak ada masalah keagenan antara pihak manajemen dengan para pemilik saham. Hasil ini tidak dapat
dibandingkan dengan penelitian sebelumnya. 2.
Likuiditas Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa likuiditas tidak
berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini sejalan dengan Dividend Irrelevance Theory yang menyatakan bahwa
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek tidak tergantung kepada jumlah laba yang dibagi untuk dividen dan
berapa jumlah laba yang dijadikan sebagai laba ditahan retained earning Tingkat likuiditas perusahaan tergantung kepada kebijakan
investasi. Selain itu, Tax Preference Theory menyarankan perusahaan untuk menahan pembagian dividen karena pembayaran dividen yang
tinggi dapat menaikkan pembayaran pajak. Demikian juga dengan Clientele Effect Theory, kelompok pemegang saham yang ingin
memperoleh pendapatan saat ini lebih menyukai pembagian dividen yang tinggi daripada menahan laba karena hanya dikenakan pajak yang
Universitas Sumatera Utara
119
rendah sedangkan
kelompok pemegang
saham yang
tidak membutuhkan pendapatan saat ini lebih menyukai perusahaan
menahan laba bersih perusahaan daripada membagikan dividen karena dapat menunda pembayaran pajak yang tinggi. Demikian halnya
dengan Signaling Hypothesis Theory menginginkan agar pembayaran dividen seharusnya tidak dilakukan ketika kinerja dan kondisi
keuangan berada pada posisi yang tidak baik. Teori Deviden Residual juga mengatakan bahwa dividen akan dibagi jika kebutuhan dana
investasi terpenuhi masih ada sisa sedangkan apabila tidak ada dana investasi yang tersisa, maka dividen tidak dibayarkan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Darminto 2008, Arilaha 2009, dan Simbolon 2009
yang menyatakan bahwa secara parsial likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.
3. Pendanaan
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Menurut Teori
Urutan Pendanaan Pecking Order Theory terdapat kebijakan dividen yang konstan yaitu perusahaan akan menetapkan jumlah pembayaran
dividen konstan yang tidak terpengaruh seberapa besarnya keuntungan atau kerugian yang dialami oleh perusahaan tersebut. Untuk
mengantisipasi kekurangan persediaan kas karena adanya kebijakan dividen konstan dan fluktuasi dari tingkat keuntungan, serta kesempatan
Universitas Sumatera Utara
120
bertumbuh, maka perusahaan akan mengambil portofolio investasi lancar yang tersedia. Pendanaan perusahaan yang berasal dari pendanaan internal
perusahaan akan membuat perusahaan tidak memiliki beban untuk membayar dividen pada akhir periode. Hasil ini tidak dapat
dibandingkan dengan penelitian sebelumnya. 4.
Interaksi Profitabilitas dengan Pendanaan Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa interaksi profitabilitas
dengan pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Pendanaan yang diproksikan dengan debt to equity ratio
merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya melalui modal sendiri akan menunjukkan apakah pendanaan dapat
memperkuat atau memperlemah pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen. Profitabilitas ditemukan berhubungan negatif
dengan pendanaan sehingga sesuai dengan hipotesis pecking order theory yang mempunyai preferensi pendanaan dengan dana internal
berupa laba ditahan yang menyatakan profitabilitas yang biasa diukur dengan Return on Asset ROA berhubungan negatif terhadap
pendanaan, yang artinya semakin besar profitabilitas perusahaan maka semakin kecil keputusan pendanaan melalui hutang yang diukur
dengan Debt to Equity Ratio DER karena tingkat profitabilitas atau kemampuan peusahaan untuk menghasilkan keuntungan tinggi
mengakibatkan berkurangnya penggunaan dana perusahaan dari laba ditahan sehingga mengakibatkan semakin besarnya kemampuan
Universitas Sumatera Utara
121
perusahaan untuk membayarkan dividen kepada para pemegang sahamnya.
Menurut Pecking Order Theory perusahaan yang memilih sumber pendanaan internal internal financing mengakibatkan modal yang
dimiliki oleh perusahaan akan digunakan untuk memenuhi kewajiban perusahaan. Hal ini mengakibatkan, modal yang dimiliki tidak dapat
digunakan untuk melakukan investasi sehingga menurunkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba. Selain itu, dalam Pecking Order
Theory terdapat kebijakan dividen yang konstan yaitu perusahaan akan menetapkan jumlah pembayaran dividen konstan yang tidak terpengaruh
seberapa besarnya keuntungan atau kerugian yang dialami oleh perusahaan tersebut. Hasil ini tidak dapat dibandingkan dengan
penelitian sebelumnya. 5.
Interaksi Likuiditas dengan Pendanaan Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa interaksi likuiditas
dengan pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Likuiditas berhubungan negatif dengan pendanaan karena tingkat
likuiditas yang tinggi mengakibatkan penggunaan dana perusahaan dari laba ditahan akan semakin berkurang karena perusahaan memiliki
kemampuan kas yang tinggi untuk membayar kewajiban jangka pendeknya sehingga mengakibatkan semakin besarnya kemampuan
perusahaan untuk membayarkan dividen kepada para pemegang sahamnya.
Universitas Sumatera Utara
122
Menurut Pecking Order Theory perusahaan yang memilih sumber pendanaan internal internal financing mengakibatkan modal yang
dimiliki oleh perusahaan akan digunakan untuk memenuhi kewajiban perusahaan sehingga modal yang dimiliki perusahaan tidak dapat
digunakan lagi untuk kegiatan investasi dan akhirnya terjadi penurunan laba perusahaan. Jika perusahaan mengalami penurunan laba, maka akan
terjadi penurunan pembayaran dividen sehingga perusahaan tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Hasil ini tidak dapat dibandingkan dengan penelitian sebelumnya. Setelah dilakukan moderating dengan uji interaksi, yaitu interaksi
profitabilitas dengan pendanaan dan interaksi likuiditas dengan pendanaan ternyata pendanaan bukanlah merupakan variabel moderating yang dapat
memperkuat atau memperlemah pengaruh profitabilitas dan likuiditas terhadap kebijakan dividen. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi dari interaksi
profitabilitas dengan pendanaan sebesar 0,557 berada di atas nilai alpha = 0,05 dan nilai signifikansi dari interaksi likuiditas dengan pendanaan sebesar
0,076 berada di atas nilai alpha = 0,05 yang menunjukkan tidak berpengaruh signifikan. Sebab jika variabel moderating tidak berpengaruh signifikan, maka
variabel tersebut bukanlah variabel moderating.
Universitas Sumatera Utara
123
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data serta pembahasan yang dilakukan pada bagian sebelumnya, maka penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan
sebagai berikut: 1.
Pengujian hipotesis pertama secara simultan serempak menunjukkan bahwa variabel independen profitabilitas dan likuiditas berpengaruh
signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Simbolon 2009 yang
menyatakan bahwa secara simultan likuiditas dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Hal ini membuktikan
bahwa secara simultan profitabilitas dan likuiditas berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Profitabilitas dapat mempengaruhi kebijakan dividen di
mana semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan, maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen kepada para
pemegang saham karena semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba pada saat menjalankan kegiatan usahanya yang berasal
dari modal yang diinvestasikannya. Likuiditas juga dapat mempengaruhi kebijakan dividen di mana semakin tinggi likuiditas suatu perusahaan, maka
semakin besar pula kemampuannya membayar dividen kepada para pemegang
Universitas Sumatera Utara