2.5 Biografi Pengarang Novel Catatan Ichiyo
Rei Kimura adalah seorang pengacara yang memiliki passion dalam bidang menulis. Keunggulan karya-karyanya terletak pada penggambaran peristiwa dan
karakter tokoh yang unik. Ia menampilkan kisah yang digali dari kejadian nyata dan hidup orang-orang yang sebenarnya di dalam beberapa bukunya. Ia meyakini bahwa
ini sebuah cara yang paling baik untuk menjadikan sejarah yang tersembunyi menjadi “ hidup” dan dapat diterima oleh pembaca di abad 21.
Dengan cara itu, Kimura menyentuh beberapa sejarah tragis seperti tenggelamnya Kapal Awa Maru dan kisah pilot Kamikaze perempuan di masa Perang
Dunia II lalu merangkainya menjadi sebuah cerita yang menyentuh bagi orang-orang yang hidup dan meninggal pada masa kejadian itu.
Kimura memandang karya-karyanya sebagai pencarian atas kebenaran, tantangan, dan kepuasan. Buku-bukunya diterjemahkan ke berbagai bahasa di Asia
dan Eropa dan telah terbit di seluruh dunia. Selain menjadi pengacara, Kimura juga seorang jurnalis freelance yang andal
dan tergabung dalam Australian News Syndicate. Tujuan dibuatnya biografi pengarang agar dapat diketahui bagaimana keadaan
subjektivitas individu pengarang yang memiliki sikap, keyakinan, dan pandangan hidup yang kesemuanya itu akan mempengaruhi karya yang ditulisnya. Aspek
kehidupan sosial pengarang yang berpengaruh terhadap latar belakang penyampaian amanat cerita dalam novel Catatan Ichiyo.
Universitas Sumatera Utara
BAB III ANALISA NOVEL “CATATAN ICHIYO” KARYA REI KIMURA
DILIHAT DARI PENDEKATAN SOSIOLOGIS
3.1 Ringkasan Cerita
Novel “Catatan Ichiyo” menceritakan tentang tokoh Ichiyo Higuchi yang merupakan seorang novelis Jepang dari zaman Meiji. Ichiyo terlahir dengan nama
Natsuko Higuchi sampai dia memutuskan untuk mengambil nama Ichiyo yang mempunyai arti “sehelai daun” untuk menunjukkan identitasnya sebagai penulis dan
penyair masa depan. Sejak kecil, Ichiyo telah menunjukkan bakat menjanjikan dalam pembacaan sajak dan sastra dengan didukung secara aktif oleh ayahnya dalam
pengembangan bakat luar biasa tersebut. Walaupun memiliki bakat seperti itu, ibu Ichiyo merasa sangat khawatir karena tidak ingin melihat anaknya bercita-cita terlalu
tinggi lalu harus menelan kekecewaan pada akhirnya, disebabkan anaknya adalah seorang perempuan yang dalam aturan status sosial zaman Meiji di Jepang, dianggap
kurang penting dan masyarakat didominasi oleh laki-laki. Pada tanggal 20 Agustus 1886, Ichiyo diterima belajar di sekolah sang penyair,
Nakajima Utako, yaitu Haginoya. Ichiyo terus berkembang pesat di Haginoya sampai ayahnya meningggal pada tanggal 12 Juli 1889 dan mengubah hidup Ichiyo dengan
beban untuk menghidupi seluruh keluarga jatuh ke pundaknya pada usianya yang baru 17 tahun. Meskipun Ichiyo melanjutkan pendidikannya di Haginoya, ia
kehilangan cahaya dan antusiasmenya yang penuh semangat karena pertarungan dengan kekhawatiran finansial juga tekanan dalam menghadapi sikap kakaknya yang
Universitas Sumatera Utara