berjam-jam untuk mendapatkan tanda tangan atau sekadar berbincang dengannya dan tiba-tiba saja, seakan terjadi dalam sekejap, klub penggemar Ichiyo Higuchi muncul.
Analisis:
Dari cuplikan yang digarsibawahi di atas menunjukkan indeksikal perjuangan Ichiyo dalam mendapatkan hak dan dihargai masyarakat yang akhirnya membuahkan
hasil dan membawanya menuju popularitas. Ichiyo sangat bersukacita ketika menghadapi perubahan mendadak dalam karier menulisnya dan merasa terbebas dari
belenggu tahun-tahun di mana bakatnya tak dianggap dan dimuat dalam majalah murahan hanya karena ia seorang wanita tanpa keluarga yang memiliki pengaruh
untuk menyokongnya.
7. Cuplikan hal.230-231
“Kemarin sekelompok siswa sekolah datang dan memaksaku mengajar mereka, lalu ada juga seorang lelaki yang memintaku menulis buku dengannya, ada
banyak undangan untuk membaca dan mendeklamasikan puisi, dan pagi ini seorang saudagar bahkan melamarku”
“Rasanya kemarin tak ada yang peduli tentang Ichiyo Higuchi yang membantu keluarganya menjalankan toko di kawasan hiburan Ryusenji dan berjibaku
dengan para pedagang untuk mencari nafkah, sekarang semua orang menginginkan dirinya”
Analisis:
Cuplikan yang digarisbawahi di atas menunjukkan indeksikal pengakuan dari masyarakat yang diperoleh dari perjuangan keras Ichiyo dalam berkarya agar
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan hak dan dihargai masyarakat sambil mencari nafkah demi ekonomi keluarga, sehingga masyarakat dari berbagai kalangan penulis maupun pembaca
novelnya yang semakin bertambah termasuk kaum laki-laki mengakui karya-karya Ichiyo.
8. Cuplikan hal.232-233
Para penulis yang mampir ke rumahnya setiap hari terdiri dari nama-nama besar dari kalangan sastra zaman Meiji dan bahkan para cendekiawan pria paling
chauvinistis sekalipun terpaksa mengakui bahwa sang wanita Higuchi ini merupakan kekuatan sastra yang patut diperhitungkan dan mereka tak bisa lagi dengan sombong
merendahkannya sebagai seorang wanita yang “bermimpi menjadi penulis” di dunia pria.
Analisis:
Cuplikan yang digarisbawahi di atas menunjukkan indeksikal pengakuan akan status Ichiyo sebagai wanita yang berhasil menjadi penulis di zaman Meiji yang
didominasi oleh kaum pria dan masyarakat yang kurang menghargai status kaum perempuan. Setelah karir Ichiyo melonjak drastis dan membawa Ichiyo menuju
popularitas, kediaman keluarga Higuchi tidak pernah sepi dari pengunjung.
9. Cuplikan hal.233-234
Ichiyo sendiri mau tak mau menertawakan ironi kehidupan saat kaum pria yang telah bersikap diskriminatif terhadap tulisannya hanya karena ia wanita,
sekarang malah menbanjirinya dengan puja-puji dan ajakan bekerja sama.
Universitas Sumatera Utara
Penerbit, majalah, dan penulis semua berlomba-lomba mendapatkan kontrak kerja sama dengannya dan paada hari-hari biasa, bukanlah hal aneh bagi Ichiyo
mendapatkan permintaan tandingan dari berbagai pihak.
Analisis:
Dari cuplikan yang digarisbawahi di atas menunjukkan pengakuan kaum pria terhadap Ichiyo yang pada awalnya menerima sikap diskriminasi dari kaum pria yang
merendahkan, dan kurang menghargai kaum perempuan pada zaman itu akhirnya mengakui malah memuji dan mengajak bekerja sama Ichiyo yang merupakan seorang
perempuan.
10. Cuplikan hal.275