Tambul Kerangka Konsep TINJAUAN PUSTAKA

2.5. Tambul

Tambul adalah istilah yang digunakan oleh masyarakat suku Batak Toba sebagai makanan penyerta pada waktu minum tuak. Jenis tambul yang sering dikonsumsi adalah berupa daging hewan yang direbus atau digoreng. Tambul ini bisa saja disajikan oleh pemilik lapo tuak atau dibawa sendiri oleh peminum. Jenis tambul yang biasa dikonsumsi oleh pria dewasa Desa Suka Maju adalah daging ular, biawak, dan babi. Ketiga jenis binatang ini mengandung protein yang tinggi, sehingga binatang ini dapat dijadikan sebagai sumber protein bagi sebagian orang. Selain sebagai tambul, daging ular dan biawak diyakini oleh masyarakat di Makassar dapat meningkatkan libido pria, vitalitas dan sebagai obat kulit. Memakan daging ular dan biawak juga mempunyai kebanggan tersendiri bagi penikmatnya Sutomo , 2004.

2.6. Penilaian Status Gizi

Menurut Supariasa 2002, status gizi adalah suatu keadaan seseorang sebagai akibat dari keseimbangan antara zat-zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan penggunaan zat-zat tersebut oleh tubuh untuk pertambahan produksi energi dan proses tubuh. Status gizi optimal akan tercapai apabila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi. Keadaan gizi dapat berupa gizi kurang, gizi baik atau normal maupun gizi lebih. Kekurangan salah satu zat gizi dapat menimbulkan konsekuensi berupa penyakit defisiensi. Bila kekurangan dalam batas marginal dapat menimbulkan gangguan yang sifatnya lebih ringan atau menurunkan kemampuan fungsional, Universitas Sumatera Utara misalnya kekurang vitamin B1 dapat menyebabkan badan cepat merasa lelah. Kekurangan zat besi dapat menurunkan prestasi kerja dan prestasi belajar, selain turunnya daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi. Karena itu untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal mutlak diperlukan sejumlah zat gizi yang harus didapatkan dari makanan dalam jumlah sesuai dengan yang dianjurkan setiap hari. Untuk dapat memenuhi kebutuhan akan zat gizi, diperlukan konsumsi makanan yang seimbang baik jumlah maupun kualitasnya. Faktor gaya hidup dan pola makan yang terlanjur salah merupakan penyebab defisiensi unsur gizi tertentu yang sering terjadi. Minum minuman keras adalah faktor lain yang memepengaruhi penyerapan zat gizi dalam tubuh. Peran dan kedudukan penilaian status gizi adalah untuk mengetahui status gizi, yaitu ada tidaknya malnutrisi pada individu atau masyarakat. Karena terjadinya kesakitan dan kematian terkait dengan status gizi maka dengan melakukan PSG pada individu atau masyarakat kita akan dapat mengetahui kelainan tersebut. Penilaian status gizi dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.

2.6.1. Indeks Massa Tubuh IMT

Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa usia diatas 18 tahun merupakan masalah penting, karena selain mempunyai risiko penyakit– penyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Oleh karena itu, pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan secara berkesinambungan. Salah satu cara adalah mempertahankan berat badan yang ideal atau normal. Universitas Sumatera Utara Berat badan yang berada dibawah batas minimum dinyatakan sebagai under weight atau “kekurusan”, dan berat badan yang berada diatas batas maksimum dinyatakan sebagai over weight atau “kegemukan”. Orang-orang yang berada di bawah ukuran berat normal mempunyai risiko terhadap penyakit infeksi, sementara yang berada diatas ukuran normal mempunyai risiko tinggi terhadap penyakit degeneratif. Di Indonesia batasan berat badan normal orang dewasa ditentukan berdasarkan IMT. IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih panjang. Penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa berumur diatas 18 tahun. IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil dan olahragawan. Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut : Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan FAOWHO, yang membedakan batas ambang untuk laki-laki dan perempuan. Batas ambang normal laki-laki adalah 20,1 – 25,0 dan untuk perempuan adalah 18,7 – 23,8. Untuk kepentingan pemantauan dan tingkat defisiensi energi atau kegemukan, lebih lanjut FAOWHO menyarankan menggunakan satu batas ambang antara laki-laki dan perempuan. Ketentuan yang digunakan adalah menggunakan ambang batas laki-laki IMT = ����� ����� �� ������ ����� �×������ ����� � Universitas Sumatera Utara untuk kategori kurus tingkat berat dan menggukan ambang batas pada perempuan untuk kategori gemuk tingkat berat. Tabel 2.1. Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia Kategori IMT Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat 17,0 Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,5 Normal 18,5 – 25,0 Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,0 – 27,0 Kelebihan berat badan tingkat berat 27,0 Sumber : Supariasa, 2002 Universitas Sumatera Utara

2.7. Kerangka Konsep

Kerangka konsep gambaran kebiasaan konsumsi tuak dan status gizi pada pria dewasa di Desa Suka Maju dapat dilihat pada skema berikut: Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian Dari kerangka konsep di atas ingin dilihat bagaimana kebiasaan konsumsi tuak yaitu frekuensi dan kuantitas tuak yang dikonsumsi serta waktu pria dewasa mengkonsumsi tuak dan menggambarkan konsumsi energi dan protein, selain itu ingin mengetahui status gizi pria dewasa yang memiliki kebiasaan konsumsi tuak tersebut. Kebiasaan Konsumsi Tuak : - Frekuensi Konsumsi Tuak - Kuantitas Konsumsi Tuak - Waktu Konsumsi Tuak Status Gizi pada Pria Dewasa Kuantitas Konsumsi Energi dan Protein Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, yaitu memberikan gambaran tentang kebiasaan konsumsi tuak dan status gizi pada pria dewasa usia 20 tahun sampai 55 tahun. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional, yaitu penelitian yang mengamati subjek dengan pendekatan suatu saat.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Suka Maju Kecamatan Pahae Jae Kabupaten Tapanuli Utara. Alasan pemilihan lokasi ini karena umumnya penduduk khususnya pria dewasa memiliki kebiasaan konsumsi tuak sehingga lokasi ini memadai untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan sampel penelitian serta lokasi ini juga dikenal oleh peneliti sehingga mempermudah proses penelitian. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari-Mei tahun 2012. 3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Populasi adalah seluruh pria dewasa dengan usia 20 tahun sampai 55 tahun yang mengkonsumsi tuak minimal 1 kali dalam seminggu di Desa Suka Maju Kecamatan Pahae Jae Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2012. Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan peneliti pada bulan Februari tahun 2012, di daerah ini pria dewasa dengan usia 20 tahun sampai 55 tahun yang mengkonsumsi tuak minimal 1 kali dalam seminggu yaitu berjumlah 40 orang. Data ini diperoleh dengan melakukan kunjungan ke 3 tiga lapo tuak dan menanyakan langsung kepada pemilik Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Gambaran Konsumsi Buah Pinang, Kejadian Kecacingan Dan Status Gizi Siswa Di Sd 175750 Desa Pardamean Nainggolan Kecamatan Pahae Jae Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2013

0 0 17

Gambaran Konsumsi Buah Pinang, Kejadian Kecacingan Dan Status Gizi Siswa Di Sd 175750 Desa Pardamean Nainggolan Kecamatan Pahae Jae Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2013

0 0 2

Gambaran Konsumsi Buah Pinang, Kejadian Kecacingan Dan Status Gizi Siswa Di Sd 175750 Desa Pardamean Nainggolan Kecamatan Pahae Jae Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2013

0 0 7

Gambaran Konsumsi Buah Pinang, Kejadian Kecacingan Dan Status Gizi Siswa Di Sd 175750 Desa Pardamean Nainggolan Kecamatan Pahae Jae Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2013

0 2 15

Gambaran Konsumsi Buah Pinang, Kejadian Kecacingan Dan Status Gizi Siswa Di Sd 175750 Desa Pardamean Nainggolan Kecamatan Pahae Jae Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2013

0 0 3

Gambaran Konsumsi Buah Pinang, Kejadian Kecacingan Dan Status Gizi Siswa Di Sd 175750 Desa Pardamean Nainggolan Kecamatan Pahae Jae Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2013

0 0 36

d. Sarjana 6. Pekerjaan - Gambaran Kebiasaan Konsumsi Tuak Dan Status Gizi Pada Pria Dewasa Di Desa Suka Maju Kecamtan Pahae Jae Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012

0 0 24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebiasaan Mengkonsumsi Tuak 2.1.1. Tuak - Gambaran Kebiasaan Konsumsi Tuak Dan Status Gizi Pada Pria Dewasa Di Desa Suka Maju Kecamtan Pahae Jae Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012

0 0 18

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Gambaran Kebiasaan Konsumsi Tuak Dan Status Gizi Pada Pria Dewasa Di Desa Suka Maju Kecamtan Pahae Jae Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012

0 2 7

GAMBARAN KEBIASAAN KONSUMSI TUAK DAN STATUS GIZI PADA PRIA DEWASA DI DESA SUKA MAJU KECAMTAN PAHAE JAE KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN 2012 SKRIPSI

0 0 15