LKj 2016 LIPI Press 26
kemampuan pengadaan sarpras dari anggaran APBN sangat terba tas dan jika tidak diantisipasi dengan baik, akan mengurangi daya
saing produk terbitan yang dihasilkan oleh UPT Balai Media dan Reproduksi LIPI Press.
Kelemahan lainnya adalah masih rendahnya pemahaman calon pengguna atas proses bisnis penerbitan ilmiah. Sebagai
penerbit ilmiah, fokus LIPI Press diutamakan untuk memelihara kualitas substansi terbitan sehingga buku layak dibaca oleh pem
baca sasaran. Walaupun kegiatan sosialisasi dan desiminasi pe- ngetahuan proses penerbitan terus menerus dilakukan di ber-
bagai forum, calon pengguna jasa adakalanya mengganggap UPT Balai Media dan Reproduksi LIPI Press sebagai percetakan,
daripada menjalankan fungsi penerbitan ilmiah. Persepsi yang kurang tepat ini lah yang menyebabkan sebagian besar pengguna
jasa UPT Balai Media dan Reproduksi LIPI Press menganggap bah wa layanan penerbitan buku di LIPI Press butuh waktu relatif lebih
lama.
1.2.2 Lingkungan eksternal Peluang opportunities
Lingkungan strategis eksternal yang berpeluang memengaruhi ke berhasilan UPT Balai Media dan Reproduksi LIPI Press mencapai
kinerja adalah sebagai berikut.
Peluang jasa penerbitan ini tidak terbatas pada peneliti LIPI saja, namun masih terbuka luas untuk peneliti nonLIPI dan dosen
serta komunitas ilmiah lainnya yang berpotensi menghasilkan nas kah bahan terbitan ilmiah yang beragam multidisiplin sehingga
UPT Balai Media dan Reproduksi LIPI Press mampu melayani seg men pasar yang relatif lebih luas.
Mengingat fungsi kelembagaan LIPI sebagai instansi pembina jabatan peneliti, terdapat beberapa regulasi berupa Peraturan Ke
pala LIPI yang mendorong peningkatan kinerja penerbitan ilmiah. Peraturan Bersama Kepala LIPI dan Kepala BKN No 412D2009
dan No 12D2009K serta Peraturan Kepala Perka LIPI no 2 Ta hun 2014 tentang Penilaian Angka Kredit Bagi Jabatan Fungsional
Pene liti mensyaratkan bahwa KTI buku yang dinilai harus diterbit kan oleh badan penerbit publishing house. Regulasi lain yang men
dukung penguatan kelembagaan penerbit ilmiah adalah imple mentasi Undang Undang Hak Cipta no 19 tahun 2002 dan telah
diperbarui menjadi UU no 28 Tahun 2014. Esensi tentang hak cipta yang terkait dengan publikasi ilmiah dan kegiatan penelitian ini juga
sudah menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam Perka
LIPI No 08E2013 tentang Pedoman Klirens Etik Penelitian Pub likasi Ilmiah. Melihat aspekaspek strategis yang perlu ditegakkan
dalam suatu publikasi ilmiah, keberadaan UPT Balai Media dan Re produksi LIPI Press sangat strategis, lebihlebih lagi, kualitas pub
likasi ilmiah yang dihasilkan oleh LIPI menjadi salah satu indikator kinerja lembaga riset kelas dunia.
Peluang lainnya, saat ini UPT Balai Media dan Reproduksi LIPI Press telah memiliki sistem penghargaan reward dalam berupa
pemberian insentif yang pasti untuk penulis. Sumber pendana an pemberian insentif berasal dari pengelolaan mekanisme ang
garan Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP dari hasil penjualan buku bagian LIPI Press berdasarkan PP tarif PNBP LIPI Press yang
telah disetujui pada 2016. Besaran insentif bagi penulis berban ding lurus dengan jumlah eksemplar penjualan buku di pasaran.
Adanya skema ini diharapkan dapat memberikan motivasi bagi penulis untuk tidak hanya produktif tapi juga menghasilkan buku
yang berkualitas.
Berkembangnya teknologi informasi internet, menjadi pelu ang untuk mengembangkan sistem layanan electronikonline pub-
lishing yang lebih eisien, akuntabel, dan transparan. LIPI Press saat
ini sudah mengembangkan pasar untuk e-book, baik untuk dibaca gratis melalui aplikasi Moco atau dipinjam baca sebagaimana per
pustakaan online melalui www.myperpus.com. Melalui pengem bangan sistem layanan penerbitan elektronik juga dapat mendu
kung aktivitas pelayanan publik, promosi, dan pemasaran produk sehingga produk publikasi LIPI dapat diakses oleh lebih banyak
penerima manfaat dengan lebih efektif dan eisien.
Ancaman threat
Sementara itu, faktor lingkungan ekternal yang menjadi ancaman threat UPT Balai Media dan Reproduksi LIPI Press, baik sekarang
maupun yang akan datang adalah sebagai berikut.
Maraknya penerbit nonilmiah atau percetakan yang menawar kan proses penerbitan lebih cepat dan mudah sehingga menjadi
publikasi instan yang seringkali dimanfaatkan oleh penelitipenulis untuk keperluan angka kredit secara instan. Penerbit umum tidak
memiliki mekanisme penelaahan review naskah yang jelas untuk naskah yang akan diterbitkan sehingga waktu terbit dengan sen
dirinya akan lebih singkat. Penerbit umum biasanya menganggap bahwa naskah yang berasal dari penulispeneliti LIPI sudah rela
tif ‘siap terbit’ sehingga tidak perlu ditelaah sebagaimana layaknya mekanisme penjaminan mutu terbitan di LIPI Press. Masih ter-
dapat persepsi calon pelanggan bahwa UPT Balai Media dan Reproduksi LIPI Press adalah satker pencetak buku, bukan
LKj 2016 LIPI Press 28
penerbit ilmiah. Anggapan inilah yang menyebabkan pengguna jasa penelitipenulis beranggapan proses penerbitan di LIPI mem
butuhkan waktu lebih lama dari penerbit sejenis. Faktor inilah yang menyebabkan penulis beralih ke penerbit lain yang belum tentu
masuk kategori sebagai penerbit ilmiah. Dari sudut etika publika si, selayaknya publikasi buku hasil penelitian LIPI diterbitkan oleh
penerbit LIPI Press, karena pada prinsipnya pemilik hak cipta atas hasil riset dan publikasinya juga dimiliki oleh LIPI sebagai pemilik
hak cipta sebagaimana tertuang dalam UU No 28 Tahun 2014 ten tang Hak Cipta.
Kendala lainnya adalah dengan semakin berkembangnya teknologi informasi berbasis web, menyebabkan banyak terbitan
yang mudah diakses secara online e-book atau buku digital sehing ga terbitan lebih murah, ringan dan cepat, karena tidak membutuh
kan proses produksi cetak buku secara isik. Jika UPT Balai Media dan Reproduksi LIPI Press tidak mengantisipasi perkembangan di
bidang ini maka akan ketinggalan dari pesaingpesaingnya yang su dah lebih dahulu memanfaatkannya.
Di tingkat nasional, banyak lembaga dan kementerian yang i ngin membangun
scientiic publishing house seperti UPT Balai Me dia dan Reproduksi LIPI Press. Adanya keinginan lembagakemen
terian lain untuk mendirikan badan penerbit ilmiah ini menjadi ajang kompetisi yang positif yang mendorong UPT Balai Media dan
Reproduksi LIPI Press untuk terus meningkatkan kapabilitasnya. Sebagai insitusi yang akan go internasional, LIPI Press harus mem
persiapkan diri untuk berkompetisi secara sehat dengan penerbit sejenis di tingkat global. Saat ini, belum semua kualitas buku yang
diterbitkan oleh LIPI dapat disejajarkan dengan buku-buku ilmi- ah sejenis di tingkat global.
Dengan demikian, pernyataan permasalahan utama penerbit ilmiah LIPI press adalah masih rendahnya kapasitas dan kapabili-
tas kelembagaan penerbitan ilmiah LIPI Press untuk mendukung publikasi ilmiah LIPI, baik dari sisi sumber daya manusia, angga-
ran, infrastruktur, program, dan jejaring kerja network.
29
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
B
agian ini menjelaskan tentang rencana strategis tahun 2015–2019 yang berisi visi, misi, kebijakan, tujuan dan sasaran, program dan
kegiatan strategis, dan penetapan kinerja organisasi Eselon I, Eselon II, UPT LIPI tahun 2016.
2.1 Umum
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI telah menetapkan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran yang ingin dicapai dalam Renstra 2015–
2019, yang selanjutnya diturunkan menjadi targettarget capaian yang dituangkan ke dalam Rencana Strategis Koordinatif Kedepu
tian Bidang Jasa Ilmiah. Selanjutnya, di dalam Rencana Strategis Implementatif UPT Balai Media dan Reproduksi LIPI Press telah
ditetapkan targettarget capaian tahun 2015–2019 yang mengacu pada Rencana Strategis Koordinatif Kedeputian Bidang Jasa Ilmiah.
Pengukuran dan evaluasi kinerja UPT Balai Media dan Re produksi LIPI Press dalam melaksanakan kegiatannya pada tahun
2016 dilakukan dengan memperhatikan dan memahami Rencana Implementatif tahun 2015–2019 dan dokumen Penetapan Kinerja
PK UPT Balai Media dan Reproduksi LIPI Press tahun 2016. Do kumendokumen tersebut menjadi acuan UPT Balai Media dan Re
produksi LIPI Press dalam melakukan kegiatan pada tahun 2016. Penetapan rencana program dan kegiatan yang tertera dalam do
kumen tersebut memperhatikan dan berorientasi pada Renstra LIPI 2015–2019 dan Renstra Koordinatif Kedeputian Bidang Jasa
IlmiahLIPI.
2.2 Rencana Strategis Tahun 2015-2019
Rencana Implementatif Tahun 2015–2019 menjadi landasan dan pedoman dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi UPT Balai
Media dan Reproduksi LIPI Press untuk jangka lima tahun men datang Lihat Lampiran 4. Rencana implementatif ini menjadi ru
LKj 2016 LIPI Press 30
jukan operasional yang dituangkan ke dalam dokumen Penetapan Kinerja UPT Balai Media dan Reproduksi LIPI Press. Penyusunan
dokumen Kinerja Tahunan dilaksanakan dengan memperhati kan kemungkinan perubahan dan perkembangan keadaan yang
memerlukan kebijakankebijakan penyesuaian terhadap rencana tersebut.
2.2.1 Visi dan Misi Visi
LIPI sebagai salah satu lembaga ilmu pengetahuan yang telah dike nal secara baik dalam nasional dan internasional, menetapkan visi
jangka panjang:
“Menjadi lembaga ilmu pengetahuan berkelas dunia yang men- dorong terwujudnya kehidupan bangsa yang adil, makmur, cer-
das, kreatif, integratif, dan dinamis yang didukung oleh ilmu pe- ngetahuan dan teknologi yang humanis”
Dalam upaya mencapai visi jangka panjang tersebut, dan me ngacu kepada tujuan RPJMN Tahap III yang menekankan pada pem
bangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis pada SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, dan kemampuan
iptek maka ditetapkan visi LIPI Tahun 2015–2019 adalah:
“Menjadi lembaga ilmu pengetahuan berkelas dunia dalam pene- litian, pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan un-
tuk meningkatkan daya saing bangsa”
Penjelasan terhadap visi LIPI 2015–2019: •
Lembaga ilmu pengetahuan, adalah instansi pemerintah yang tugas dan fungsinya melakukan tugas kepemerintahan
dalam bidang penelitian ilmu pengetahuan.
• Berkelas dunia, dimaksudkan agar keluaran LIPI selain harus
mampu menunjukkan kedaulatan dalam bidang ilmu penge tahuan juga harus mendapat pengakuan internasional.
• Penelitian, merupakan kegiatan pengumpulan, pengolahan,
analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan obyektf untuk memecahkan suatu persoalan atau me
nguji hipotesis.
• Pengembangan ilmu pengetahuan, merupakan kegiatan
pengembangan hasil penelitian sehingga diperoleh teori baru dan invensi yang mendukung pemanfaatan Ilmu pe
ngetahuan oleh pemangku kepentingan.