Anggaran Kondisi Umum Organisasi
LKj 2016 LIPI Press 24
Berdasarkan Tabel 1.11 dapat diketahui bahwa jumlah total peneliti mengalami peningkatan dari tahun 2013. Peningkatan jum
lah peneliti ini sejalan dengan proses penerimaan CPNS LIPI yang diprioritaskan pada kandidat peneliti. Terus bertambahnya jumlah
peneliti LIPI menjadi salah satu faktor pendorong strategis, meng ingat peneliti LIPI adalah pengguna jasa utama key customers UPT
Balai Media dan Reproduksi LIPI Press. Meski demikian, pengguna jasa penerbitan UPT Balai Media dan Reproduksi LIPI Press tidak
sematamata peneliti LIPI saja. Saat ini pengguna jasa penerbitan dapat berasal dari sivitas LIPI nonpeneliti, satker korporat dan
penulispeneliti nonLIPI lainnya.
Kekuatan LIPI utama lainnya adalah memiliki jaringan kepa karanilmu yang luas yang berasal dari berbagai macam bidang
keilmuan dan teknologi di berbagai satker LIPI terutama dari pusat penelitian. Jaringan kepakaran ini sangat potensial, yang dapat di
manfaatkan untuk meningkatkan kapasitas SDM penerbitan se bagai editor dan penelaah naskah, maupun sebagai penulis nas
kah terbitan.
Sebagai lembaga penelitian milik publik, salah satu keunggulan UPT Balai Media dan Reproduksi LIPI Press adalah sistem peng
anggaran untuk mendukung penerbitan sudah teralokasi dalam APBN setiap tahun. Hal ini menyebabkan ruang gerak UPT Balai
Media dan Reproduksi LIPI Press sebagai penerbit memiliki ke wenangan dan keleluasan untuk melaksanakan visi dan misi tanpa
harus terlalu fokus untuk mencari keuntungan. Saat ini, sebagian pendanaan penerbitan dapat dialokasikan pada satker peneliti
dan sebagian besar dari alokasi anggaran penerbitan ini berada di UPT Balai Media dan Reproduksi LIPI Press sesuai dengan tugas
fungsi yang diembannya. Sebagaimana anggaran UPT Balai Media dan Reproduksi LIPI Press, pengadaan sarpras penerbitan skala
terbatas juga didukung dan difasilitasi oleh negara APBN. Kontrol kualitas terbitan akan mudah dilakukan jika seluruh proses pener
bitan sampai pencetakan dilakukan dan disupervisi langsung oleh LIPI Press. Idealnya, seluruh biaya proses penerbitan sampai
tercetak dan distribusi dapat dialokasikan di LIPI Press, namun pada kenyataannya pagu anggaran penerbit masih terbatas se-
hingga belum seluruh buku hasil penelitian LIPI dapat diterbit- kan oleh LIPI Press.
Selain memiliki kompetensi SDM sebagai garda depan pekerja pengetahuan kunci key knowledge worker penerbitan, baik editor
substansi dewan editor, penelaah dan teknis copy editor, editor vi sual, kekuatan UPT Balai Media dan Reproduksi LIPI Press adalah
saat ini telah memiliki jejaring untuk distribusi buku nasional dan regional dan menjadi anggota asosiasi penerbit nasional IKAPI.
Sebagai anggota asosiasi penerbit nasional, posisi UPT Balai Media
dan Reproduksi LIPI Press sangat strategis karena menjadi acuan penerbitan bukubuku hasil penelitian. Tidak banyak penerbit na
sional yang mengkhususkan diri pada segmen buku ilmiah, karena lebih mengutamakan aspek pasar dan berorientasi keuntungan.
Untuk UPT Balai Media dan Reproduksi LIPI Press, amanah yang diemban LIPI sebagai pemegang otoritas bidang ilmiah menjadi
salah satu pertimbangan untuk selalu memelihara dan meningkat kan kualitas terbitan LIPI.
Kekuatan lainnya adalah saat ini mekanisme kerja sama distri busi melalui skema Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP yang
telah diusulkan sejak awal tahun 2014 melalui PP tarif untuk distri busi dan promosi buku sudah disetujui. Hal ini mendukung adanya
terobosan kerja sama dengan pihak luar melalui tarif penjualan buku LIPI Press yang turut serta mengoptimalkan proses perenca
naan pengembangan penerbitan melalui skema PNBP.
Kelemahan weakness
Sementara itu, isu pokok yang menjadi kelemahan weakness dan berpotensi menghambat dalam mencapai sasaran kinerja UPT
Balai Media dan Reproduksi LIPI Press adalah sebagai berikut.
Struktur organisasi UPT Balai Media dan Reproduksi LIPI Press saat ini belum sepenuhnya mendukung proses bisnis pener
bitan mulai dari perencanaan, pencarian, pertimbangan, penen tuan, pengolahan, pencetakan, pergenalan, promosi dan pendistri
busian hasil terbitan. Secara formal keseluruhan proses ditangani oleh satu seksi sehingga perlu penataan organisasi agar ada pena
jaman kompetensi dan distribusi beban kerja pegawai yang lebih seimbang. Jika dibandingkan dengan potensi naskah ilmiah yang
harus dikelola menjadi terbitan ilmiah, proporsi SDM yang me- miliki pengetahuan kunci di UPT Balai Media dan Reproduksi
LIPI Press masih belum memadai sehingga naskah yang dapat dikelola masih terbatas. Idealnya, setiap editor menangani maksi
mal 2–3 naskah buku dengan ketebalan ratarata sedang 100–150 per bulan, namun kenyataannya tiap editor menangani lebih dari
5 naskah per bulan sehingga kualitas pekerjaan kurang optimal. Solusi penambahan tenaga editor mitra freelance editor sebanyak
10 orang di tahun 2014 sudah sangat membantu, namun belum sepenuhnya mendukung beban penerbitan saat ini. Pada kenyata
annya, tidaklah mudah untuk mencari tenaga editor yang berpe ngalaman dan siap bekerja sesuai gaya selingkung penerbitan LIPI
Press.
Dari aspek teknologi, perkembangan teknologi digital bidang penerbitan termasuk proses percetakan sangat pesat, namun ti
dak sesuai dengan alokasi anggaran APBN yang tersedia sehingga
LKj 2016 LIPI Press 26
kemampuan pengadaan sarpras dari anggaran APBN sangat terba tas dan jika tidak diantisipasi dengan baik, akan mengurangi daya
saing produk terbitan yang dihasilkan oleh UPT Balai Media dan Reproduksi LIPI Press.
Kelemahan lainnya adalah masih rendahnya pemahaman calon pengguna atas proses bisnis penerbitan ilmiah. Sebagai
penerbit ilmiah, fokus LIPI Press diutamakan untuk memelihara kualitas substansi terbitan sehingga buku layak dibaca oleh pem
baca sasaran. Walaupun kegiatan sosialisasi dan desiminasi pe- ngetahuan proses penerbitan terus menerus dilakukan di ber-
bagai forum, calon pengguna jasa adakalanya mengganggap UPT Balai Media dan Reproduksi LIPI Press sebagai percetakan,
daripada menjalankan fungsi penerbitan ilmiah. Persepsi yang kurang tepat ini lah yang menyebabkan sebagian besar pengguna
jasa UPT Balai Media dan Reproduksi LIPI Press menganggap bah wa layanan penerbitan buku di LIPI Press butuh waktu relatif lebih
lama.