Konsepsional Kerangka Teori dan Konsepsional 1. Kerangka Teori

23 Ruang lingkup Teori Penyelesaian Sengketa, meliputi: 39 1. Jenis-jenis sengketa; 2. Faktor penyebab timbulnya sengketa; dan 3. Strategi di dalam penyelesaian sengketa. Dalam penelitian ini, kategori sengketa adalah penggolongan jenis-jenis sengketa yang terjadi di tengah-tengah masyarakat Minangkabau di Nagari Ampang Kuranji, seperti sengketa tanah, sengketa harta perkawinan, sengketa warisan dan lainnya. Faktor penyebab timbulnya sengketa adalah sebagai upaya mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan sesuatu hal terjadi atau menjadi lantaran terjadinya sengketa. Strategi di dalam penyelesaian sengketa adalah upaya untuk mencari dan merumuskan cara-cara mengakhiri sengketa yang timbul di antara para pihak, seperti dengan cara mediasi, rekonsiliasi, negosiasi, dan lainnya.

2. Konsepsional

Konsepsional penting dirumuskan agar tidak tersesat ke pemahaman lain, di luar maksud penulis. Konsepsional ini merupakan “alat yang dipakai oleh hukum di samping yang lain-lain, seperti asas dan standar ”. Oleh karena itu kebutuhan untuk membentuk konsepsional merupakan salah satu dari hal-hal yang dirasakan penting dalam hukum. Konsepsional adalah suatu konstruksi mental, yaitu sesuatu yang dihasilkan oleh suatu proses yang berjalan dalam pikiran penelitian untuk keperluan analisis. 40 39 Ibid. 40 Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1996 dan Aminuddin dan H. Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005, hlm. 48-49. Universitas Sumatera Utara 24 Dalam bahasa Latin, kata conceptus bahasa Belanda: begrip atau pengertian merupakan hal yang dimengerti. Pengertian bukanlah merupakan “definisi” yang di dalam bahasa Inggris adalah definition. Definisi tersebut berarti perumusan bahasa Belanda: omschrijving yang pada hakikatnya merupakan suatu bentuk ungkapan pengertian di samping aneka bentuk lain yang dikenal di dalam epistemologi atau teori ilmu pengetahuan. 41 Dalam konsepsional diungkapkan beberapa konsepsional atau pengertian yang akan dipergunakan sebagai dasar penelitian hukum. 42 Suatu konsepsional pada hakikatnya merupakan suatu pengarah, atau pedoman yang lebih konkrit dari kerangka teoritis tinjauan pustaka yang sering kali masih bersifat abstrak. Namun demikian, suatu kerangka konsepsional belaka kadang-kadang dirasakan masih juga abstrak, sehingga diperlukan definisi-definisi operasional yang akan menjadi pegangan konkrit di dalam proses penelitian. 43 Konsepsional atau pengertian merupakan unsur pokok dari suatu penelitian. Kalau masalah dan kerangka teoritisnya sudah jelas, biasanya sudah diketahui pula fakta mengenai gejala-gejala yang menjadi pokok perhatian, dan suatu konsepsional sebenarnya adalah definisi secara singkat dari sekelompok fakta atau gejala itu. Maka konsepsional merupakan definisi dari apa yang perlu diamati, konsepsional 41 Konsep berbeda dengan teori, di mana teori biasanya terdiri dari pernyataan yang menjelaskan hubungan kausal antara dua variabel atau lebih. Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi III, Yogyakarta: Roke Sarasni, 1996, hlm. 22-23, 58-59. Satjipto Rahardjo, Ibid, dan Aminuddin dan H. Zainal Asikin, Ibid. 42 Soerjono Soekanto, 1986, Op.Cit, hlm. 21. 43 Satjipto Rahardjo, Op.Cit, hlm. 30. Lihat Aminuddin dan H. Zainal Asikin, Op.Cit, hlm. 48. Universitas Sumatera Utara 25 menentukan antara variabel-variabel yang ingin menentukan adanya hubungan empiris. 44 Untuk dapat menjawab permasalahan dalam penelitian tesis ini perlu didefinisikan beberapa konsep dasar dalam rangka menyamakan persepsi agar secara operasional dapat dibatasi ruang lingkup variabel dan diperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditentukan. Konsep tersebut adalah sebagai berikut: a Pengangkatan anak adalah suatu perbuatan pengangkatan anak orang lain khususnya yang orang dewasa, yang dilakukan secara adat Minangkabau di Nagari Ampang Kuranji Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. b Urang bainduak adalah orang yang berasal dari luar Nagari Ampang Kuranji yang meminta kepada masyarakat Nagari Ampang Kuranji untuk dijadikan anak berumur di atas 21 tahun atau telah menikah. c Induak adalah masyarakat Nagari Ampang Kuranji yang menjadi orang tua angkat urang bainduak. d Masyarakat Minangkabau adalah kelompok masyarakat yang dominan menganut ajaran Islam dan menganut garis keturunan ibu matrilineal. 45 44 Koentjaraningrat, Op.Cit, hlm. 21. 45 Matrilineal berasal dari dua kata, yaitu mater bahasa Latin yang berarti “ibu” dan linea bahasa Latin berarti “garis”. Jadi “matrilineal” berarti mengikuti “garis keturunan yang ditarik dari pihak ibu”. Lihat Amir Sjarifoedin Tj.A, Minangkabau dari Dinasti Iskandar Zulkarnain sampai Tuanku Imam Bonjol, Jakarta: PT. Gria Media Prima, 2011, hlm. 89. Dalam sistem kekerabatan “matrilineal”, terdapat 3 tiga unsur yang paling dominan: pertama, Garis keturunan “menurut garis ibu”; kedua, Perkawinan harus dengan kelompok lain di luar kelompok sendiri, yang sekarang dikenal dengan istilah eksogami matrilineal; dan ketiga, Ibu memegang peran sentral dalam pendidikan, pengamanan kekayaan dan kesejahteraan keluarga, Ibid, hlm. 91. Universitas Sumatera Utara 26

G. Metode Penelitian