BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Identifikasi Tumbuhan
Hasil identifikasi yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Biologi-LIPI Bogor terhadap rimpang induk kunyit dan rimpang cabang kunyit yang diteliti
adalah jenis Curcuma longa L. sinonim Curcuma domestica Valeton, dari suku Zingiberaceae Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1, halaman 69.
4.2 Karakterisasi Simplisia Rimpang Cabang dan Rimpang Induk Kunyit
Hasil karakterisasi dari simplisia rimpang cabang dan rimpang induk kunyit dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Hasil karakterisasi simplisia rimpang induk kunyit dan rimpang cabang kunyit
No Pemeriksaan
Karakteristik Simplisia Kadar
Kadar menurut Depkes, 1980
Rimpang cabang
kunyit Rimpang
Induk kunyit
1. Kadar air
5,99 7,98
≤ 10 2.
Kadar sari yang larut dalam etanol
15,84 14,64
≥ 10 3.
Kadar sari yang larut dalam air
19,14 17,28
≥ 15 4.
Kadar abu total 6,26
4,69 ≤ 9
5. Kadar abu yang tidak larut
dalam asam 0,99
2,04 ≤ 1,6
6. Kadar minyak atsiri
3,33 4,33
3-5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Data hasil perhitungan karakterisasi simplisia rimpang cabang dan rimpang induk kunyit selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6-11, halaman 78-90.
Pengeringan simplisia dilakukan untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Penurunan
mutu atau kerusakan simplisia dapat dicegah dengan mengurangi kadar air dan penghentian reaksi enzimatik. Reaksi enzimatik tidak berlangsung lagi bila kadar
air dalam simplisia kurang dari 10 BPOM, 2005; Trease, 1983. Kadar air dalam simplisia menunjukkan jumlah air yang terkandung
dalam simplisia yang digunakan, dari hasil penelitian diperoleh kadar air simplisia rimpang induk kunyit adalah 7,98 dan kadar air rimpang cabang
kunyit adalah 5,99. Kadar air simplisia berhubungan dengan proses pengeringan simplisia. Pengeringan merupakan suatu usaha untuk menurunkan
kadar air bahan sampai tingkat yang didinginkan bila kadar air aman, maka simplisia tidak mudah rusak dan dapat disimpan dalam jangka waktu lama.
Apabila simplisia yang dihasilkan tidak kering maka kemungkinan akan terjadi pertumbuhan jamur dan jasad renik lainnya. Simplisia dinilai cukup aman bila
mempunyai kadar air kurang dari 10 Depkes, 1986. Penetapan kadar sari dilakukan terhadap 2 pengujian yaitu kadar sari larut
dalam etanol dan air. Penetapan kadar sari simplisia menyatakan jumlah zat yang tersari dalam air dan dalam etanol. Kadar sari yang larut dalam air pada simplisia
rimpang cabang kunyit diperoleh lebih besar dari kadar sari yang larut dalam air pada simplisia rimpang induk kunyit. Penetapan kadar sari yang larut dalam air
dan dalam etanol dilakukan untuk mengetahui jumlah senyawa yang dapat tersari dalam air dan etanol dari suatu simplisia.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Penetapan kadar abu dimaksudkan untuk mengetahui kandungan mineral internal yang terdapat didalam simplisia yang diteliti serta senyawa organik yang
tersisa selama pembakaran. Abu total terbagi dua, yang pertama abu fisiologis adalah abu yang berasal dari jaringan tumbuhan itu sendiri dan abu non fisiologis
adalah sisa setelah pembakaran yang berasal dari bahan-bahan dari luar yang terdapat pada permukaan simplisia. Kadar abu tidak larut asam untuk
menentukan jumlah silika, khususnya pasir yang ada pada simplisia dengan cara melarutkan abu total dalam asam klorida WHO, 2011.
Dari hasil penelitian penetapan kadar abu tidak larut asam pada simplisia rimpang induk kunyit tidak memenuhi persyaratan MMI, hal ini menunjukkan
pasir yang terdapat di simplisia rimpang induk kunyit lebih banyak daripada yang terdapat pada rimpang cabang kunyit.
4.3 Hasil Pemeriksaan Makroskopik dan Mikroskopik Rimpang Induk Kunyit