Lokasi Penelitian Metode dan Teknik Penyediaan Data

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Mompang, Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu, Kota Padangsidimpuan. Desa Mompang merupakan salah satu desa dari delapan desa yang terdapat di Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu, Kota Padangsidimpuan. Desa lain di Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu adalah Desa Joring Natobang, Desa Joring Lombang, Desa Batu Layan, Desa Rimba Soping, Desa Simatohir, Desa Simasom, dan Desa Pintu Langit. Sampai saat ini penduduk Desa Mompang masih menggunakan bahasa Batak Angkola sebagai sarana komunikasi. Bahasa yang digunakan masih murni dan belum terkontaminasi. Hal inilah yang melatarbelakangi peneliti untuk menetapkan desa tersebut sebagai lokasi dalam penelitian ini. Desa Mompang memiliki luas 496,125 ha termasuk pertanian, perkebunan, pemukiman, dan pekuburan. Jarak Desa Mompang ke ibu kota kecamatan adalah 1,4 km. Perjalanan dari kota dan ibu kota kecamatan ke Mompang dapat ditempuh dengan transportasi darat, seperti angkutan umum, mobil, sepeda motor, dan kendaraan roda tiga BPS, 2011. Letak Desa Mompang dapat dilihat pada peta di bawah ini. PETA DESA MOMPANG KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN ANGKOLA JULU Gambar 3.1 Peta lokasi penelitian. Kantor Camat, Joring Natobang Gambar 3.2 Desa Mompang Penduduk Desa Mompang berjumlah 1.072 orang atau sebanyak 249 KK, 535 laki-laki dan 537 perempuan. Pekerjaan dan tingkat pendidikan penduduk Desa Mompang dapat dilihat dalam tabel berikut BPS, 2011. Tabel 3.1 Pendidikan dan Pekerjaan Penduduk Pendidikan JumlahJiwa Pekerjaan JumlahJiwa SD 170 PNSTNIPOLRI 10 SLTP 90 Wiraswasta 30 SLTA 50 Pedagang 23 PT 21 Petani 590 Lain-lain 40 Penduduk Desa Mompang sangat menjunjung tinggi nilai budaya. Hal ini dapat dilihat dari berbagai acara adat yang diselenggarakan mulai dari acara pernikahan, memasuki rumah baru, kelahiran anak, dan acara penguburan yang masih diadakan hingga saat ini.

3.2 Metode dan Teknik Penyediaan Data

Penelitian ini menggunakan data lisan dan data tulisan. Data lisan dikumpulkan dari beberapa informan penduduk asli Tapanuli Selatan. Pengumpulan data ini menggunakan metode cakap atau lebih sering disebut sebagai wawancara dengan teknik dasar berupa teknik pancing. Kegiatan memancing bicara tersebut dilakukan dengan percakapan langsung dengan seorang informan. Wawancara tersebut dilakukan dengan menyiapkan beberapa pertanyaan pokok yang disebut sebagai wawancara semi berstruktur lihat lampiran 3. Keterbatasan untuk mengingat semua hasil pembicaraan atau wawancara tersebut, maka dilakukan teknik catat. Peneliti mencatat semua data atau informasi yang diperlukan untuk bahan penelitian Sudaryanto, 1993:137- 139. Kesempurnaan pemerolehan data penelitian belum cukup hanya dengan melakukan metode cakap atau wawancara terhadap informan. Sehingga peneliti juga melakukan metode simak dengan menyadap pembicaraan ketika upacara adat berlangsung. Kegiatan tersebut juga melibatkan salah satu informan yang termasuk dalam bagian peserta upacara adat, agar peneliti lebih mudah untuk memperoleh izin menyimak acara tersebut. Dalam kegiatan ini peneliti menggunakan teknik simak bebas libat cakap. Hanya menyimak dan memeperhatikan dengan tekun pembicaraan yang berlangsung antara penutur dan petutur lihat lampiran 4 gambar 3.3. Kemudian dengan bantuan teman si peneliti, kegiatan tersebut direkam agar terlihat jelas keberlangsungannya tanpa mengganggu proses upacara berlangsung Sudaryanto, 1993:133-135. Informan dalam penelitian ini dipilih dari kalangan pemuka adat yang terlibat dan memiliki posisi penting dalam setiap upacara adat. Tidak semua orang mampu memahami tuturan-tuturan dalam upacara adat meskipun sering mengikutinya. Informan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan syarat-syarat berikut ini. 1. Berjenis kelamin pria atau wanita; 2. Berusia antara 25-65 tahun; 3. Jarang atau tidak pernah meninggalkan desanya; 4. Berpendidikan minimal tamat pendidikan dasar; 5. Menguasai bahasa dan budaya Tapanuli Selatan dengan baik; 6. Memiliki kebanggaan terhadap isolek dan masyarakat isoleknya; 7. Dapat berbahasa Indonesia; 8. Sehat jasmani dan rohani Mahsun, 1995:106. Informan dalam penelitian ini berjumlah tiga orang, dua laki-laki dan satu perempuan lihat lampiran 2. Ketiganya merupakan orang yang sering terlibat dan memiliki posisi penting dalam upacara adat. Kedua informan laki-laki tersebut memiliki gelar Raja Panusunan Bulung, sedangkan informan perempuan bertindak sebagai hatobangon ‘orang tua setempat’. Data tulis diperoleh dari buku Horja Adat Istiadat Dalihan Na Tolu Parsadaan Marga Harahap Dohot Anakboruna, 1993. Untuk memperoleh data tersebut digunakan metode simak yang didukung oleh teknik catat Sudaryanto, 1993: 133, 135.

3.3 Metode dan Teknik Analisi Data