Tinjauan Pustaka KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

Tindak perlokusi adalah tindak memengaruhi petutur. Tindak tutur ini disebut the act of affecting someone. Misalnya, tuturan Kemarin saya sangat sibuk yang bila diutarakan oleh seseorang yang tidak menghadiri undangan kepada pengundangnya, menyatakan permohonan maaf, dan perlokusi efek yang diharapkan adalah pengundang dapat memakluminya

2.3 Tinjauan Pustaka

Beberapa hasil penelitian yang ditinjau dalam penelitian ini diterangkan sebagai berikut. Tampubolon 2010 dalam tesisnya “Umpasa Masyarakat Batak Toba dalam Rapat Adat: Suatu Kajian Pragmatik” membahas tiga masalah penelitian, yakni komponen tindak tutur, jenis tindak tutur, dan fungsi tindak tutur. Tampubolon menggunakan metode deskriptif dengan membuat deskripsi yang sistematis dan akurat mengenai data yang diteliti. Dalam menyelesaikan ketiga masalah tersebut Tampubolon menggunakan teori tindak tutur Kempson 1984, Wijana 1996, dan Searle. Jenis tindak tutur menggunakan umpasa masyarakat Batak Toba dalam upacara adat hanya terdapat tiga, yaitu tindak tutur langsung, tindak tutur literal, dan tindak tutur langsung literal. Namun, fungsi tindak tutur umpasa masyarakat Batak Toba dalam rapat adat terdapat lima fungsi, yaitu fungsi asertif, fungsi direktif, fungsi ekspresif, fungsi komisif, dan fungsi deklarasi. Model analisis penelitian Tampubolon dijadikan sebagi acuan yang disesuaikan juga dengan teori yang digunakan untuk menjelaskan terkait jenis, fungsi, dan makna tindak tutur. Sibarani 2008 dalam tesisnya “Tindak Tutur dalam Upacara Perkawinan Masyarakat Batak Toba” mengkaji tindak tutur yang digunakan hulahula ‘pemberi istri’, dongan sabutuha ‘kerabat semarga’, dan boru ‘penerima istri’, tindak tutur apa yang dominan, bagaimana cara tindak tutur dilakukan, serta jenis dan fungsi tindak tutur dalam perkawinan masyarakat Batak Toba. Metode deskriptif digunakan Sibarani untuk mendeskripsikan data penelitian secara sistematis dan akurat, yakni menggambarkan dengan jelas objek yang diteliti secara alamiah. Teori yang digunakan Sibarani untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini adalah teori tindak tutur Kempson 1984, Wijana 1996, dan Searle. Hasil penelitian diperoleh bahwa tindak tutur yang ditemukan dalam upacara perkawinan masyarakat Batak Toba terdapat tiga belas jenis tindak tutur, yaitu tindak tutur bersalam, memberkati, memohon, memuji, meminta, berjanji, menyarankan, memperingatkan, mengesahkan, berterima kasih, menjawab, menjelaskan, dan bertanya. Penelitian Sibarani menemukan tiga belas jenis tuturan dalam upacara perkawinan masyarakat Batak Toba yang kemudian diuraikan makna dari tuturan tersebut sesuai jenisnya. Namun, teori yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan menjelaskan masalah jenis dan fungsi tindak tutur. Hutapea 2007 dalam skripsinya “Tuturan pada Upacara Adat Perkawinan Masyarakat Batak Toba” mengkaji jenis tuturan yang terdapat pada upacara adat perkawinan masyarakat Batak Toba dan tuturan yang paling dominan digunakan dalam upacara tersebut. Hutapea menggunakan metode simak dengan teknik lanjutan, yaitu teknik simak bebas libat cakap dan dilanjutkan dengan teknik rekam dalam mengumpulkan data penelitiannya. Selanjutnya, data yang diperoleh dari penutur jati bahasa Batak Toba dan dari beberapa buku adat Batak toba yang dianalisis dengan metode padan dengan penentu mitra wicara. Teori yang digunakan adalah teori tindak tutur Searle. Hasil penelitian Hutapea menemukan lima jenis tindak tutur dalam upacara perkawinan masyarakat Batak Toba, yaitu tindak tutur deklaratif, representatif, ekspresif, direktif, dan komisif. Disimpulkan bahwa tuturan yang paling dominan dalam upacara adat perkawinan masyarakat Batak Toba adalah tuturan direktif, yakni tuturan yang bersifat menyuruh orang lain melakukan sesuatu. Penelitian ini menjadi acuan dalam pemakaian teori tindak tutur yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan tindak tutur. Hasibuan 2005 dalam artikelnya yang berjudul Perangkat Tindak Tutur dan Siasat Kesantunan Berbahasa Data Bahasa Mandailing menelaah perangkat tindak tutur dan kesantunan berbahasa. Hasibuan menggunakan metode deskripsi dengan teknik baca markah. Kajian ini mengacu pada teori tindak tutur Austin yang membedakan tuturan performatif dan tuturan konstantif. Juga menggunakan teori tindak tutur yang dikembangkan oleh Searle dalam Leech 1981. Teori kesantunan yang digunakan dalam kajian ini dikemukakan oleh Brown dan Levinson 1987, yang membatasi kesantunan itu sebagai upaya sadar seseorang dalam menjaga keperluan muka orang lain. Penelitian ini menjelaskan terkait perangkat tindak tutur dan jenis tindak tutur. Terdapat lima jenis tindak tutur, yaitu tindak tutur representatif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif dalam bahasa Mandailing. Ada dua jenis siasat kesantunan, yakni kesantunan positif dan kesantunan negatif. Teori tindak tutur Austin dan Searle yang digunakan dalam menyelesaikan masalah dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan, terkait komponen dan jenis tindak tutur. Penelitian Ola dan Ola mengenai “Struktur Tuturan Ritual Kelompok Etnik Lamalohot”. Penelitian ini membahas struktur kebahasaan dan struktur penuturan pada tuturan ritual kelompok etnik Lamalohot. Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data ialah metode pengamatan dan wawancara, dibantu dengan teknik perekaman dengan pita kaset dan kamera video. Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif dan disajikan dengan metode deskriptif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini dikemukakan oleh Brown dan Yule 1996: 25 bahwa untaian bahasa linguistic string yang dianalisis sepenuhnya tanpa memperhitungkan konteks. Struktur kebahasaan dalam tuturan ritual kelompok etnik Lamalohot ini mencakup aspek fonologis dan morfosintaksis. Struktur penuturan disebutkan selalu ada tiga tindakan, yakni mayan ‘memanggil’ atau ahak ‘menyapa’, marin ‘mengatakan’, dan tonan ‘pamit’. Dalam penelitian ini dinyatakan bahwa ada keterkaitan antara struktur bahasa dan struktur penuturan. Penelitian ini dijadikan sebagai bahan referensi terkait kajian mengenai tuturan dan metode yang digunakan.

BAB III METODE PENELITIAN