menyuruh agar daun sirih segera dikeluarkan dalam persidangan. Daun sirih merupakan benda yang memiliki arti penting dalam acara adat.
61. Ringgas hamu marusaho, anso dumenggan hangoluan, ulang
Rajin 2.Jm berusaha, Konj lebih baik kehidupan, jangan bele-bele markatimbung lupa mangusa botohon.
asyik bermain lupa mencari kewajiban. ‘Rajin kalian berusaha, agar lebih baik kehidupan, jangan asyik
bermain lupa mencari kewajiban.’
62. Antong sapangido ma hita tu Tuhan, tubuan
Konj begitu berdoa PART 1.Jm kepada Tuhan, tempat tumbuh laklak hamu tubuan singkoru.
kulit kayu 2.Jm tempat tumbuh singkoru. ‘Kalau begitu berdoalah kita kepada Tuhan, tempat tumbuh kulit
kayu kalian, tempat tumbuh singkoru.’
Pada tuturan 61 dan 62 penutur memerintahkan petutur untuk melakukan sesuatu. Hal yang diperintahkan penutur pada kedua tuturan tersebut
lebih pada perintah untuk terus melakukan kebaikan dalam kehidupan. Bekerja keras untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, bukan malah menyia-
nyiakan kesempatan. Selalu mengingat perintah agama untuk terus menebarkan kebaikan di muka bumi.
4.2.5 Komisif
Jenis tindak tutur ini digunakan untuk mengutarakan sebuah janji, yakni mengikatkan diri penutur terhadap tindakannya di masa yang akan datang. Bukan
hanya berjanji, tetapi dapat juga berupa ancaman, penolakan, dan ikrar. Terlihat pada contoh berikut ini.
63. Sahurangna i janami hami oban pe saulakon
Kurangnya DEM saudara 1.Jm. bawa PART suatu saat dung mancari babere munu i.
setelah mencari menantu 2.Jm DEM
‘Kekurangan dari uang adat tersebut kami berikan suatu saat setelah bekerja menantu kalian itu.’
Tuturan di atas berfungsi untuk mengutarakan sebuah janji. Penutur berjanji kepada petutur pada persidangan tersebut akan menambahi uang adatnya
kelak ketika si menantu telah bekerja dan sukses. Selanjutnya, cermati contoh di bawah ini.
64. Molo hami barisan suhut disonma hami
Konj 1.Jm barisan tuan rumah PREP-sini-PART 1.Jm napasahatkon tu alim ulama dohot hatobangon
PART-menyerahkan PREP alim ulama Konj orang tua setempat orang kaya apalagi oppui sian bagas godang bia
pembawa acara juga nenek-DEM PREP rumah besar bagaimana on so salose ibadat dohot adat ni boru marbagas.
DEM Konj selesai ibadah Konj adat 3.Tg gadis nikah. ‘Kalau kami barisan tuan rumah di sinilah kami menyerahkan ke
alim ulama, orang tua setempat, pembawa acara, juga raja adat setempat bagaimana agar selesai ibadah dengan adatnya gadis
menikah.’
Tuturan di atas merupakan sebuah pernyataan dari penutur. Penutur menyatakan bahwa segala urusan ibadah dan adat perkawinan tersebut diserahkan
kepada para pelaku adat yang berhak menyelesaikan urusan adatnya. Fungsi komisif pada tuturan di atas berupa pernyataan atau ikrar dari penutur.
4.3 Makna Tuturan 4.3.1 Tindak Lokusi
Tindak tutur ini digunakan untuk menyatakan sesuatu. Dalam penyampaian tuturan jenis ini tidak dipermasalahkan maksud dan fungsi tuturan
yang disampaikan oleh penutur, hanya sebatas mengungkapkan sesuatu tanpa meminta tindakan balik dari petutur. Perhatikan contoh berikut ini.
65. Madung nian hami tarimo holos munu i. Sudah pula 1.Jm terima permohonan 2.Jm DEM.
‘Kami sudah menerima permohonan kalian.’ Cermati contoh berikut.
66. Mambalosi jana mangalusi
sapa-sapa ni anakboru Membalas Konj menjawab pertanyaan 3.Tg menantu
ibagasan bagason bope orang kaya. PREP-dalam rumah-DEM Konj pembawa acara.
‘Membalas dan menjawab pertanyaannya menantu di dalam rumah ini ataupun pembawa acara.’
Kemudian, bandingkan dengan contoh berikut.
67. Jala burangir barita namambaritahonna hami lakka-lakka Konj daun sirih berita PART-memberitakannya1.Jm langkah-langkah
ni daganak nami nagiot lakka matobang tu anak ni 3.Tg anak 1.Jm PART-ingin langkah tua PREP anak 3.Tg
namboruna. saudara perempuan ayah-3.Tg.
‘Daun sirih berita yang ingin kami beritakan maksudnya anak kami ingin menikah pada anak saudara perempuan ayahnya.’
Tuturan 65 sampai 67 memuat lokusi untuk memberitahukan. Penutur tidak mempermasalahkan maksud dan fungsi tuturan yang disampaikan. Pada
tuturan 65 penutur memberitahu bahwa permohonan petutur terkait keperluan