4.1.3 Tindak Tutur Literal
Tuturan dalam upacara adat biasanya menggunakan kata-kata kiasan, kalimat yang disampaikan terasa lebih indah bahasa yang digunakan penutur.
Namun, banyak penutur yang menyampaikan maksudnya dengan kata-kata yang mengandung kata-kata denotasi, kata yang diutarakan sama dengan hal yang
dimaksudkannya. Seperti contoh berikut ini.
42. Ulang hamu lupa, gadis nami on na torop markoum.
Jangan 2.Jm lupa, gadis 1.Jm DEM DEM banyak berkeluarga ‘Kalian jangan lupa, anak gadis kami ini banyak keluarga.’
Kata-kata yang diutarakan penutur pada tuturan 42 sesuai dengan maksud penutur. Bahwa anak gadis mereka memiliki banyak keluarga. Selain
termasuk ke dalam tuturan literal tuturan di atas juga dapat digolongkan dalam tuturan langsung menggunakan modus deklaratif yakni memberitakan perihal
gadis tersebut. Dapat juga ditemukan pada contoh lain seperti di bawah ini.
43. Pangkudu pamarai na dilombang saba siala Mengkudu rawa-rawa PART PREP-lembah sawah asam kincung
uguruhon on usapai
bia on ulang sala dipangalaho. 1.Tg-pelajariDEM 1.Tg-tanya Konj DEM tidak salah ditingkah laku.
‘Ibarat mengkudu rawa-rawa di lembah sawah asam kincung, aku belajar dan bertanya agar tidak salah tingkah laku.’
Tuturan 43 diutarakan penutur maksudnya sesuai dengan muatan leksikal
yang menyusunnya. Penutur mengutarakan bahwa sesuatu yang akan dibahas di dalam persidangan terlebih dahulu dipelajari dan ditanyakan kepada raja adat agar
tidak salah. Kata kiasan pada awal tuturan sebagai pengantar dan tidak mengandung makna lain.
Cermati contoh selanjutnya.
44. Nasala be marbaritama sanga marhata aso dapot
Tidak salah lagi beritakan-PART Konj sampaikan Konj dapat hami mamboto hatobangon sanga aha namasa
1.Jm tahu orang tua setempat saja apa PART-terjadi namuba.
PART-berubah. ‘Tidak salah lagi beritakan atau sampaikanlah agar dapat kami tahu
para orang tua setempat apa saja yang terjadi.’
Kata-kata pada tuturan 44 sama maksudnya dengan muatan leksikal yang menyusunnya. Penutur menyampaikan bahwa acara persidangan telah dapat
dimulai. Sebelumnya dipersilakan untuk memberi tahu atau mengutarakan apa yang terjadi agar orang tua setempat dalam persidangan tersebut mengetahuinya.
Dapat juga dibandingkan dengan contoh berikut ini.
45. Marsinta tu Tuhanta Allah SWT mangido sangap