Data tulis diperoleh dari buku Horja Adat Istiadat Dalihan Na Tolu Parsadaan Marga Harahap Dohot Anakboruna, 1993. Untuk memperoleh data
tersebut digunakan metode simak yang didukung oleh teknik catat Sudaryanto, 1993: 133, 135.
3.3 Metode dan Teknik Analisi Data
Data dianalisis dengan menggunakan metode padan, yang alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa langue yang
bersangkutan. Teknik dasarnya berupa teknik pilah unsur penentu dengan alat penentu mitra wicara Sudaryanto, 1995:21.
Salah satu contoh untuk menentukan jenis tuturan tampak pada contoh berikut:
29 Antong payakkon hamu ma jolo hundulan
Silakan letakkan 2.Jm PART dulu uang adat ni raja i anso juguk raja i mangkobarkonsa.
3.Tg raja DEM Konj duduk raja DEM AKT-bicara-kannya.
‘Silakan kalian letakkan dulu uang adat tersebut ke hadapan raja agar pembicaraan ini dimulai.’
Tuturan di atas merupakan tindak tutur langsung dan juga literal, yakni menggunakan modus imperatif untuk memerintah dan makna yang dimaksudkan
sesuai dengan muatan makna leksikalnya. Dalam hal ini petutur diperintahkan untuk menyiapkan uang adat. Sehingga jelas terlihat bahwa tuturan di atas
memuat fungsi direktif. Yang tidak hanya ingin mengatakan sesuatu tetapi mengharapkan petutur melakukan tindakan yang diharapkan, yang disebut sebagai
makna ilokusi.
Contoh lain dapat dicermati berikut ini. 30 Sahurangna i janami hami oban pe saulakon
Kurangnya DEM saudara 2.Jm. bawa PART suatu saat dung mancari babere munu i.
Konj mencari menantu 2.Jm DEM
‘Kekurangan dari uang adat tersebut kami berikan suatu saat setelah bekerja menantu kalian itu.’
Tuturan 30 tergolong tindak tutur langsung literal, yakni menggunakan modus deklaratif untuk memberitakan dan makna yang dimaksudkan sesuai
dengan makna leksikalnya. Penutur berjanji menambahi uang adat yang telah diserahkan, ketika si mempelai pria telah bekerja dan menghasilkan uang. Tuturan
di atas memuat fungsi komisif, yakni penutur mengutarakan janji pada petutur. Makna yang terkandung dalam tuturan tersebut merupakan makna lokusi, bahwa
penutur hanya menuturkan sebuah janji bahwa kelak ia akan menambahi kekurangan uang adat tersebut.
3.3 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data