26
LK 2.1 Berpikir Reflektif tentang Metode Supervisi Manajerial
No Aspek Supervisi
Manajerial Permasalahan
Metode yang
digunakan Alasan
Pemilihan Metode
Langkah-langkah Penerapan
Metode 1
Perencanaan Sekolah
2 Pengelolaan
Kurikulum 3
Pengelolan PTK
4 Pengelolaan
Keuangan 5
Pengelolaan Kesiswaan
6 Pengeloaan
Sarana Prasarana
7 Hubungan
Masyarakat 8.
Layanan Khusus
Kegiatan 2.2 Memilih Metode Supervisi Manajerial 90 Menit Berikut dideskripsikan beberapa contoh kasus supervisi manajerial yang terjadi di
sekolah. Saudara diminta untuk mencermati kasus-kasus yang berkaitan dengan supervisi manajerial berikut ini.
Kasus 1
Kasus 2
Berdasarkan hasil pemetaan Evaluasi Diri Sekolah EDS untuk standar pengelolaan dari beberapa sekolah SMP binaan adalah sebagai berikut: terdapat 4 sekolah belum
memiliki visi dan misi yang dirumuskan bersama oleh seluruh warga sekolah, hanya memiliki dokumen rencana kerja tahunan, namun belum memiliki Rencana Kerja Jangka
Menengah RKJM. Sekolah-sekolah tersebut sudah memajangkan visi, yang diunduh dari
internet. Kegiatan yang dilakukan di sekolah tersebut mengacu pada rencana kerja tahunan yang dimilikinya. Namun, kegiatan yang dilakukannya kadang-kadang tidak
dievaluasi ketercapainnya.
Pemerintah KabupatenKota melalui Dinas Pendidikan memerlukan data pencapaian indikator SPM dan SNP oleh semua jenjang sekolah SD, SMP, SMA, dan SMK.
Sebagai seorang pengawas sekolah, Saudara diminta untuk memperoleh data tersebut di seluruh sekolah binaan Saudara dalam waktu 2 dua minggu. Menurut Saudara,
metode supervisi apa yang sesuai untuk memperoleh data yang diperlukan dan alasannya?
Konsep Supervisi Manajerial
27 Kasus 3
Kasus 4
Tentukan metode supervisi manajerial yang sesuai dengan setiap kasus di atas, jika mungkin Saudara dapat mendiskusikan dengan pengawas lain yang juga melakukan
pembelajaran dengan modul yang sama. Saudara dapat menggunakan LK 2.2 untuk menuliskan hasil kerja Saudara atau hasil diskusi kelompok Saudara yang memuat
tentang metode supervisi manajerial yang dipilih dan alasan memilih metode. LK 2.2 Menentukan Metode Supervisi Manajerial
Kasus Metode Supervisi yang Sesuai
Alasan Memilih Metode tersebut
1
2
3
4
Berdasarkan laporan pengawasan tahunan yang dibuat oleh pengawas sekolah, diperoleh informasi bahwa 60 kepala sekolah binaan belum dapat melaksanakan
penilaian kinerja guru sesuai dengan pedoman yang berlaku. Hal itu berdasarkan analisis hasil laporan PKG yang disampaikan oleh kepala sekolah binaan yang
menunjukkan ketidaksesuaian pernyataan bukti kinerja dengan indikator kompetensi PKG dan penskoran. Terkait dengan kasus tersebut, Saudara akan menyusun
kegiatan pembinaan pada tahun pelajaran berikutnya. Metode supervisi apa yang sesuai dan alasan pemilihannya?
Dari hasil pemantauan pengawas sekolah terhadap pelaksanaan SNP di sekolah binaan, diperoleh pemetaan mutu pada satu sekolah binaan yaitu: terdapat 5 standar
yang capaiannya kurang dari 2 sebagai berikut: standar isi 1,86, SKL 1,82, standar PTK 1,69, standar pengelolaan 1,73 dan standar pembiayaan 1,75. Sekolah
tersebut harus mengidentifikasi kekuatan, kelemahan dan hambatan yang dimiliki serta menentukan langkah-langkah kongkrit untuk meningkatkan pencapaian SNP.
Menurut Saudara, metode supervisi manajerial mana yang sesuai untuk kasus ini dan alasannya?
28
Kegiatan 2.3 Mengidentifikasi Permasalahan Manajerial Sekolah Binaan 90 Menit
Saudara telah berlatih menentukan metode supervisi manajerial melalui kasus-kasus supervisi manajerial di sekolah pada kegiatan 2.2. Kegiatan berikutnya, Saudara diminta
untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan manajerial yang dihadapi oleh sekolah binaan berdasarkan hasil supervisi manajerial yang dilakukan.
Langkah-langkah kegiatan yang harus Saudara lakukan sebagai berikut: 1. Cermati hasil supervisi manajerial pada sekolah binaan yang Saudara lakukan pada
semester atau tahun pembelajaran yang lalu. 2. Tuliskan masing-masing satu permasalahan manajerial yang dialami oleh 5-7 sekolah
binaan Saudara pada LK 2.3.
LK 2.3 Mengidentifikasi Permasalahan Manajerial Sekolah Binaan
No Nama Sekolah
Permasalahan Manajerial
1
2
3
4
5
6
7
3. Pilih 3 atau 4 permasalahan manajerial yang dihadapi sekolah binaan yang Saudara tuliskan pada LK 2.3 di atas, kemudian tuliskan pada LK 2.4.
4. Tuliskan metode supervisi manajerial yang sesuai pada setiap permasalahan manajerial yang Saudara pilih sesuai LK 2.4. berikut alasan pemilihan metodenya.
Konsep Supervisi Manajerial
29
LK 2.4 Memilih Metode Supervisi Manajerial Sesuai Permasalahan Sekolah Binaan
No Nama
Sekolah Permasalahan
Manajerial Metode Supervisi
Manajerial Alasan Pemilihan
Metode 1
2
3
4
Kegiatan 2. 4 Merencanakan Penerapan Metode Supervisi Manajerial 90 Menit
Saudara telah menentukan metode supervisi manajerial sesuai permasalahan supervisi manajerial sekolah binaan pada kegiatan pembelajaran 2.3. dan mungkin sudah
mendiskusikannya sehingga mendapat berbagai masukan dari fasilitator atau pengawas sekolah lainnya. Selanjutnya, Saudara pilih satu metode supervisi manajerial sesuai
permasalahan sekolah binaan untuk disimulasikan. Susunlah rancangan penerapan metode supervisi manajerial yang akan disimulasikan sesuai dengan format LK 2.5
berikut.
LK 2.5 Perencanaan Penerapan Metode Supervisi Manajerial
Permasalahan Metode Supervisi
Langkah-Langkah Kegiatan Persiapan:
Pelaksanaan: Tindak lanjut:
30
Kegiatan 2. 5 Simulasi Penerapan Metode Supervisi Manajerial 90 Menit Saudara telah menyusun rancangan penerapan metode supervisi manajerial sesuai
permasalahan supervisi manajerial pada kegiatan 2.4. Sebelum disimulasikan, diskusikan rancangan yang Saudara susun dengan pengawas sekolah lain atau fasilitator untuk
mendapat masukan.
Agar proses simulasi dapat berjalan lancar, lakukan persiapan kegiatan sebagai berikut: 1. Siapkan skenario penerapan metode supervisi manajerial yang saudara susun sesuai
LK 2.5, pahami langkah-langkah penerapannya; 2. Pilih pengawas peserta lainnya untuk berperan sebagai kepala sekolah atau guru
sesuai kasus yang saudara pilih sedangkan Saudara berperan sebagai pengawas sekolah;
3. Lakukan simulasi penerapan metode supervisi manajerial yang sudah Saudara rancang pada LK 2.5;
4. Mintalah komentar dari pengawas lain atau fasilitator mengenai simulasi yang Saudara laksanakan. Gunakan LK 2.6
LK 2.6 Simulasi Pelaksanaan Metode Supervisi Manajerial Metode : ................................................
Aspek Penilaian Persiapan
Pelaksanaan Simulasi Saran
Kelebihan
Kekurangan
E. LatihanKasusTugas
Pilihlah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang x pada huruf A, B, C, atau D
1. Metode utama yang dilakukan oleh pengawas sekolah dalam supervisi manajerial adalah monitoring dan evaluasi. Kegiatan berikut yang tergolong monitoring oleh
pengawas sekolah adalah….
A. kegiatan dalam usaha menemukan kesalahan-kesalahan yang harus diperbaiki dalam pelaksanaan program sekolah, untuk dipertimbangkan dalam pembinaan
B. kegiatan pengawasan yang lebih dipusatkan pada pengontrolan selama program berjalan yang telah dilakukan oleh kepala sekolah dan guru, dan lebih bersifat
klinis C. kegiatan dalam upaya memperoleh umpan balik bagi sekolah atau pihak lain
yang terkait untuk menyukseskan ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan D. Kegiatan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan penyelenggaraan
sekolah, apakah sudah sesuai dengan rencana, program, atau standar yang telah ditetapkan
Konsep Supervisi Manajerial
31 2. Langkah kedua yang dilaksanakan oleh pengawas sekolah dalam menggunakan
metode Delphi ketika melaksanakan supervisi manajerial. A. Masing-masing pihak diminta mengajukan pendapatnya secara tertulis tanpa
disertai identitas. B. Mengumpulkan pendapat yang masuk, dan membuat daftar urutannya sesuai
dengan jumlah orang yang berpendapat sama. C. Menyampaikan kembali daftar rumusan pendapat dari berbagai pihak tersebut
untuk diberikan urutan prioritasnya. D. Mengumpulkan kembali urutan prioritas menurut peserta, dan menyampaikan
hasil akhir prioritas keputusan dari seluruh peserta. 3. Workshop atau lokakarya merupakan salah satu metode yang dapat dilaksanakan
oleh pengawas ketika melakukan …
A. pembinaan bagi kelompok kepala sekolah di setiap wilayah binaan masing- masing pengawas
B. pembinaan bagi tenaga kependidikan yang bermasalah dalam bekerjanya C. pembinaan individual terhadap kepala sekolah atau tenaga kependidikan
D. pembinaan bagi kepala sekolah atau tenaga kependidikan yang akan naik
pangkat 4. Penggunaan Focused Group Discussion FGD oleh pengawas sekolah dalam
melakukan pembinaan manajerial di sekolah binaan didasarkan pada permasalahan yang berkaitan
dengan…. A. kegagalan sekolah dalam melaksanakan program atau mencapai standar pada
satu tahun ajaran, untuk dijadikan bahan penyusunan program B. refleksi terhadap data yang ada, dan menemukan sendiri faktor-faktor
penghambat serta pendukung yang selama ini mereka alami C. upaya menyatukan pandangan mengenai realitas kondisi sekolah, serta
menentukan langkah-langkah strategis maupun operasional untuk memajukan sekolah
D. hasil monitoring pengawas sekolah yang berhubungan dengan pelaksanaan evaluasi diri sekolah selama satu tahun pelajaran
5. Pernyataan berikut yang termasuk langkah-langkah penerapan metode Delphi adalah
… A. menentukan materi dan peserta yang terkait dengan materi yang dibahas,
memerlukan fasilitator yang menguasai materi kegiatan. B. masing-masing pihak diminta mengajukan pendapatnya secara tertulis tanpa
disertai namaidentitas, mengumpulkan pendapat yang masuk, dan membuat daftar urutan berdasarkan jumlah orang yang berpendapat sama.
C. semua peserta sudah mengetahui maksud kegiatan serta permasalahan yang akan dibahas, mewakili berbagai unsur sehingga diperoleh pandangan yang
beragam dan komprehensif. D. menentukan tujuan yang akan dilakukan, aspek-aspek sasaran kegiatan
supervisi dan menyiapkan instrumen yang akan digunakan.
32
F. Rangkuman
Metode supervisi manajerial ada empat jenis, yaitu: monitoring dan evaluasi, refleksi dan FGD, Delphi, dan Workshop. Monitoring lebih berpusat pada pengontrolan selama
program berjalan dan lebih bersifat klinis. Melalui monitoring, dapat diperoleh umpan balik bagi sekolah atau pihak lain yang terkait untuk menyukseskan ketercapaian tujuan.
Sebaliknya, evaluasi ditujukan untuk mengetahui sejauh mana kesuksesan pelaksanaan penyelenggaraan sekolah atau sejauh mana keberhasilan yang telah
dicapai dalam kurun waktu tertentu.
Untuk metode Focused Group Discussion FGD dapat dilakukan dalam beberapa putaran sesuai dengan kebutuhan. Tujuan dari FGD adalah untuk menyatukan
pandangan stakeholder mengenai realitas kondisi kekuatan dan kelemahan sekolah, serta menentukan langkah-langkah strategis maupun operasional yang akan diambil
untuk memajukan sekolah.
Metode Delphi dapat disampaikan oleh pengawas kepada kepala sekolah ketika hendak mengambil keputusan yang melibatkan banyak pihak. Metode ini bersifat kelompok dan
dapat melibatkan beberapa kepala sekolah, wakil kepala sekolah danatau perwakilan komite sekolah.
Workshop merupakan metode yang dapat diterapkan dalam sasaran luas, tentu disesuaikan dengan tujuan atau urgensinya, dan dapat diselenggarakan bersama
dengan Kelompok Kerja Kepala Sekolah, Kelompok Kerja Pengawas Sekolah atau organisasi sejenis lainnya.
Untuk penerapan metode-metode tersebut pengawas perlu melakukan pemetaan metode supervisi, menganalisis permasalahan manajerial, menentukan metode, merencanakan
penerapan dan mempraktikkannya.
G. Umpan Balik
Cocokkanlah jawaban Saudara pada latihan di atas dengan kunci jawaban. Hitunglah jawaban Saudara yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui
tingkat penguasaan Saudara terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 2.
Arti tingkat persentase penguasaan yang Saudara capai: 90
– 100 = sangat baik 80
– 89 = baik 70
– 79 = cukup 60
– 69 = kurang 60 = sangat kurang
Jika penguasaan Saudara berada pada tingkat “Baik” atau di atasnya, berarti Saudara
telah mencapai tujuan pembelajaran pada topik ini. Selamat Jika tingkat penguasaan Saudara masih di bawah
“Baik”, mohon Saudara mereviu bahan bacaan penguatan untuk menyegarkan pemahaman Saudara sehingga bisa mencapai tingkat penguasaan
“Baik” atau di atasnya.
Tingkat Penguasaan = X
Jumlah Jawaban Benar Jumlah Soal
100
Konsep Supervisi Manajerial
33
H. Refleksi dan Tindak Lanjut
Saudara diminta untuk melakukan refleksi mengenai pemahaman tentang metode supervisi manajerial setelah Saudara mengikuti kegiatan pembelajaran. Jika Saudara
merasa sudah menguasai metode supervisi manajerial yang dipelajari, berilah tanda cek √ pada kolom “Tercapai” pada metode yang sudah dikuasai. Sebaliknya berilah tanda
cek
√ pada kolom “Belum Tercapai” pada metode supervisi manajerial yang belum dikuasai.
No Tujuan Pembelajaran
Tercapai Belum
Tercapai Keterangan
1. Melaksanakan monitoring dan evaluasi
untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah binaan
2. Melaksanakan refleksi dan Focused
Group Discussion untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah binaan
3. Melaksanakan metode Delphi untuk
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah binaan
4. Menjadi Fasilitatornarasumber kegiatan
workshop untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah binaan
Tindak lanjut:
Kegiatan yang membuat saya belajar lebih efektif
Kegiatan yang membuat saya tidak efektif belajar dan saran perbaikan.
I. Kunci Jawaban
1. D 2. A
3. A 4. C
5. B
34
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 TEKNIK SUPERVISI MANAJERIAL
WAKTU 10 JP
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan Kegiatan Pembelajaran 3 ini, Saudara dapat menerapkan teknik supervisi manajerial untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Melaksanakan teknik individual, pertemuan individual, menilai diri sendiri 2. Melaksanakan teknik kelompok: Kerja kelompok, Diskusi Panel,Lokakarya.
C. Uraian Materi
Teknik Supervisi Manajerial
Supervisi pengawasan manajerial pada dasarnya berfungsi sebagai pembinaan, penilaian dan bantuanbimbingan kepada kepala sekolah madrasah, guru dan seluruh
tenaga kependidikan lainnya di sekolah madrasah dalam pengelolaan sekolah untuk meningkatkan kinerja sekolah dan kinerja kepala sekolah, guru serta tenaga
kependidikan lainnya.
Supervisi manajerial adalah fungsi supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas sekolah
yang mencakup a perencanaan, b koordinasi, c pelaksanaan, d penilaian, e pengembangan kompetensi SDM kependidikan dan sumberdaya lainnya.
Sasaran supervisi manajerial adalah membantu kepala sekolah dan staf sekolah lainnya dalam mengelola administrasi pendidikan, yaitu: 1 administrasi kurikulum, 2
administrasi keuangan, 3 administrasi sarana prasaranaperlengkapan, 4 administrasi personal atau ketenagaan, 5 administrasi kesiswaan, 6 administrasi hubungan
sekolah dan masyarakat, 7 administrasi budaya dan lingkungan sekolah, dan 8 aspek-aspek administrasi lainnya administrasi persuratan dan pengarsipan dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan.
Dalam pelaksanaan supervisi manajerial, pengawas dapat menerapkan teknik supervisi individual dan teknik supervisi kelompok.
1. Teknik Supervisi Individual
Teknik supervisi individual artinya bantuan individual untuk mengatasi atau menyelesaikan pemasalahan manajerial yang dialami sendiri oleh kepala sekolah,
guru, atau tenaga kependidikan lainnya. Bantuan yang diberikan oleh pengawas disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi masing-masing kepala sekolah,
guru dan tenaga kependidikan lainnya. Teknik individual yang dapat digunakan oleh pengawas sekolah dalam melakukan supervisi manajerial antara lain dalam
bentuk-bentuk kegiatan berikut ini.
Konsep Supervisi Manajerial
35 a. Kunjungan dan Observasi kelas
Kunjungan kelas ialah kunjungan pada waktu tertentu yang dilakukan oleh supervisor kepala sekolah atau pengawas untuk melihat atau mengamati
pelaksanaan proses pembelajaran sehingga diperoleh data empiris objektif untuk menemukan kebutuhan tenaga pendidik dalam melaksanakan tugasnya. Di
samping itu, hasil kunjungan dan observasi kelas ini menjadi bahan bagi pengawas atau kepala sekolah untuk menyusun program pengawasan manajerial.
b. DialogPertemuan Individu Individual Conference Dialogpertemuan individu adalah percakapan pribadi antara pengawas dengan
seorang gurukepala sekolah yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh kepala sekolahtenaga pendidik.
Dialogpertemuan Individu Individual Conference ini digunakan sebagai tindak lanjut hasil kunjungan atau obervasi kelas, penyampaian informasi terkini yang
harus segera ditindaklanjuti, atau adanya permasalahan manajerial yang segera harus diselesaikan.
c. Kunjungan Antar Kepala Sekolah Saling mengunjungi antar-kepala sekolah, terutama kunjungan ke sekolah yang
dianggap lebih majuberkembang dalam pengelolaan sekolahnya merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kinerja sekolah.
d. Evaluasi DiriMenilai Diri Salah satu tindakan atau tugas yang paling sukar dilakukan oleh para kepala
sekolah, pengawas, guru, atau tenaga kependidikan lainnya yaitu melaksanakan penilaian terhadap dirinya sendiri dengan melihat kinerjanya dalam pengelolaan
sekolah. Dalam penilaian diri kepala sekolah, pengawas, guru, atau tenaga kependidikan lainnya diminta untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan
dirinya dalam pelaksanaan tugas-tugasnya. Untuk mengukur kemampuan manajerialnya, kepala sekolah, pengawas, guru, dan tenaga kependidikan lainnya
bisa melihat ketercapaian standar-standar yang sudah ditetapkan sekolahnya. Langkah-langkah yang dapat dikerjakan adalah: 1 menentukan aspek-aspek
kompetensi yang akan dinilai, 2 menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan, 3 merumuskan format atau pedoman penskoran, 4 meminta kepala
sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya melakukan penilaian diri, dan 5 pengawas bersama kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan mengkaji hasil
penilaian diri untuk pembimbingan pendampingan.
e. Wawancara Untuk mendapatkan informasi yang objektif mengenai kondisi pengelolaan sekolah
dan mengidentifikasi masalah dan kebutuhan pembinaan, wawancara dapat dilakukan dengan kepala sekolah, guru, tenaga adminsitrasi sekolah, dan orang
tua siswawarga masyarakat stakeholder sekolah. Hasil wawancara digunakan sebagai dasar penyusunan program supervisi manajerial yang sesuai dengan
kebutuhan sekolah binaan.
f. Pendampingan Pendampingan merupakan proses pembimbingan yang dilakukan oleh pengawas
sekolah kepada kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya yang
36 bertujuan untuk perbaikan mutu secara berkelanjutan. Pengelolaan yang sudah
baik sesuai dengan SNP harus dipertahankan, bahkan dengan pendampingan mutu pengelolaannya ditingkatkan.
g. Refleksi Refleksi diri adalah sebuah proses melihat kembali pengalaman yang telah dijalani
untuk dapat menarik lessons learned bagi diri sendiri dan dilanjutkan dengan penyusunan sebuah action plan untuk mengurangi kesenjangan gap yang masih
ada antara harapan dan kenyataan.
h. Bimbingan Teknis Bimtek Bimbingan teknis merupakan bagian dari pembinaan kepala sekolah, guru, dan
tenaga kependidikan lainnya sebagai upaya meningkatkan kompetensi dan kinerja dalam mencapai standar pengelolaan sekolah sebagaimana ditetapkan oleh
badan standar nasional pendidikan. Bantuan dan tuntunan diberikan sesuai dengan kasus dan masalah yang dihadapi oleh kepala sekolah, guru atau tenaga
kependidikan.
i. Buletin Supervisi Buletin supervisi adalah salah satu alatbentuk komunikasi tertulis yang
dipublikasikan oleh asosiasi pengawas sekolah atau kelompok kerja kepala sekolah. Publikasi seperti ini berisi beragam informasi yang dapat membantu
kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan menyelesaikan masalah manajerial di sekolahnya. Misalnya, laporan cara kerja kepala sekolah, guru, dan tenaga
kependidikan yang dinilai berhasil atau praktik yang baik good practice, informasi mengenai sumber-sumber bahan pembelajaran bagi kepala sekolah, guru, dan
tenaga kependidikan lainnya sebagai bahan acuan dalam pengelolaan adminsitrasi, dan informasi-informasi terbaru mengenai metode kerja yang efektif.
j. Membaca Terpimpin Pengawas mengarahkan kepala sekolah, guru, atau tenaga kependidikan yang
sudah teridentifikasi kesulitan atau masalah yang dihadapinya untuk membaca sumber-sumber yang dirujuk oleh pengawas, baik sumber yang tercetak maupun
sumber-sumber on-line daring. Kepala sekolah, guru, atau tenaga kependidikan memungkinkan menemukan sendiri sumber-sumber selain dari pada sumber-
sumber yang ditunjukkan oleh pengawas. Diskusi antara pengawas dan kepala sekolah, guru, atau tenaga kependidikan dapat dilakukan setelah membaca
sumber-sumber yang dirujuk untuk menemukan tindakan yang dinilai dapat mengatasi kesulitan dan masalah yang dihadapi.
2. Teknik Supervisi Kelompok
Teknik supervisi kelompok adalah cara melaksanakan program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih yang mengalami permasalahan yang sama.
Kepala sekolah, guru, atau tenaga kependidikan dikelompokkan berdasarkan masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama sesuai hasil
analisis kebutuhan. Mereka kemudian diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang mereka hadapi. Dalam supervisi kelompok ini
disampaikan satu materi atau sekelompok materi kepada sekelompok guru, kepala sekolah, atau tenaga kependidikan lainnya yang menjadi sasaran supervisi. Materi
Konsep Supervisi Manajerial
37 tersebut diterima bersama, dibahas bersama, dan disimpulkan bersama. Semua
dilakukan di bawah bimbinganbantuan supervisor. Dengan demikian, dalam waktu yang relatif singkat dapat dibina sejumlah guru, kepala sekolah, atau tenaga
kependidikan lain dari sekolah binaan.
Beberapa teknik supervisi kelompok disajikan secara singkat berikut ini. a. KepanitiaanRapat Staf Sekolah
Rapat adalah pertemuan formal suatu organisasi untuk membahas masalah tertentu agar menghasilkan keputusan atau solusi yang akan dilaksanakan oleh
sekolah. Ciri-ciri rapat antara lain: 1 memiliki agenda yang disampaikan kepada peserta rapat beberapa hari
sebelumnya baik melalui surat tertulis maupun melalui email. 2 secara khusus menyampaikan kepada peserta mengenai bahan-bahan
yang mereka harus bawasiapkan. 3 biasanya berlangsung sekitar 2 dua jam, jika akan berlangsung lama,
guru peserta rapat harus menyiapkan pengganti jika mempunyai jadwal mengajar.
4 pengawas atau kepala sekolah bertindak sebagai fasilitator. 5 menyampaikan undangan dan memastikan yang diundang dapat hadir.
6 Memastikan kesiapan semua fasilitas rapat yang diperlukan.
Kelebihan rapat antara lain: a masalah yang dihadapi dapat dipecahkan bersama; b belajar, berbagi, dan menambah pengalaman dari peserta; c
memperoleh informasi mengenai perkembangan baru atau inovasi dalam bidang kerja; d memperoleh umpan balik untuk perbaikan kinerja.
Di sisi lain, rapat juga memiliki kelemahan, antara lain: a jika berlangsung lama, peserta harus meninggalkan pekerjaan cukup lama; b memerlukan
persiapan yang baik untuk tiap masalah yang akan dibahas; c jika cakupan masalah yang dibahas luas, seringkali rapat tidak dapat menyelesaikan
masalah.
Dalam kaitannya dengan supervisi manajerial, rapat ini diadakan untuk membahas masalah-masalah yang terjadi pada aspek pengelolaan sekolah.
Misalnya, pelaksanaan penerimaan peserta didik baru. Bentuk pelaksanaan teknik supervisi ini bertujuan menyatukan dan menyamakan pandangan dalam
menyukseskan proses PPDB tersebut.
b. DiskusiKerja kelompok Diskusi dan kerja kelompok adalah suatu teknik bimbingan yang melibatkan
sekelompok orang dalam interaksi tatap muka, yang di dalamnya peserta diskusi akan mendapatkan suatu kesempatan untuk menyumbangkan pikiran
masing-masing, berbagi pengalaman dan informasi dalam memecahkan masalah bersama. Forum ini merupakan sarana pertukaran pendapatpikiran
antara peserta diskusi. Kesulitan dan masalah yang dihadapi oleh seorang kepala sekolah, guru, atau tenaga kependidikan dapat dibahas dalam
kelompok
dan secara
bersama-sama membantu
menemukan cara
penyelesaian masalah itu. Yang penting diperhatikan oleh pengawas adalah memberikan kesempatan kepada semua peserta diskusi untuk terlibat secara
aktif selama berlangsungnya diskusi. Sagala 2010:181 menekankan bahwa
38 dalam diskusi kelompok pengawas harus mampu
“1 melihat bahwa setiap anggota diskusi senang dengan keadaan tempat yang disediakan, 2 melihat
bahwa masalah yang dibahas dapat dimengerti oleh semua anggota diskusi, 3 melihat bahwa kelompok merasa diperlukan atau diikutsertakan untuk
mencapai hasil bersama peserta diperlakukan secara adil, dan 4 mengakui bahwa setiap anggota yang dipimpinnya mempunyai kontribusi dan peranan
yang penting dalam merumuskan hasil
diskusi.” c. Lokakarya
Lokakarya adalah suatu usaha untuk mengembangkan kemampuan kompetensi berpikir dan bekerja bersama-sama menangani masalah
pengelolaan sekolah yang dihadapi oleh kepala sekolah, guru, atau tenaga kependidikan untuk meningkatkan kualitas serta profesionalisme. Dalam
lokakarya ada fasilitator yang membimbing dan memfasiltasi peserta dalam menemukan penyelesaian masalahnya. Fasilitator dapat berasal dari pengawas
sekolah atau seorang yang ahli dan terampil dalam fokus masalah yang dibahas. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dalam lokakarya
diterapkan oleh masing-masing kepala sekolah, guru, atau tenaga kependidikan peserta lokakarya sebagai bagian dari penyelesaian masalahnya.
d. Wawancara Kelompok Wawancara kelompok adalah wawancara yang dilakukan terhadap lebih dari
satu orang kepala sekolah, guru, atau tenaga kependidikan, antara 2 sampai dengan 10 orang. Dalam wawancara kelompok, jumlah dan komposisi
kelompok perlu mempertimbangkan latar belakang, homogenitas, dan cakupan masalah yang akan dibahas diselesaikan oleh para kepala sekolah, guru, atau
tenaga kependidikan.
e. Pertemuan Ilmiah SeminarKonferensi Pertemuan ilmiah adalah pertemuan yang menggunakan forum-forum ilmiah
seperti seminar, konferensi. Dalam pertemuan ilmiah, seminar atau konferensi, berbagai karya tulis disajikan untuk menginformasikan gagasan, konsep, dan
temuan penelitian. Dalam seminar, peserta belajar dan berbagi gagasan dan temuan-temuan penelitian yang dapat dijadikan acuan dalam pengembangan
pengelolaan sekolah secara lebih baik.
f. Diskusi Panel
Diskusi panel merupakan forum diskusi pertukaran pikiran yang menampilkan panelis, pakar pada bidang masalah yang sedang dibahas yang bisa saja
berasal dari guru, kepala sekolah, pengawas, dosen dari perguruan tinggi, atau praktisi yang menguasai bidang yang dibahas. Biasanya, di dalam suatu
diskusi panel peserta terdiri dari: 1 panelis, yaitu 3
– 4 orang yang dinilai ahli dan menguasai pengetahuan dan keterampilan yang luas di bidangnya, 2
moderator, yaitu orang yang memandu dan mengatur jalannya diskusi tentang problem yang akan dibahas, 3 peserta, yaitu orang-orang yang
mengikuti jalannya diskusi.
Secara ringkas langkah-langkah pelaksanaan diskusi panel sebagai berikut:
1 menetapkan masalah yang akan dibahas; 2 merumuskan tujuan yang ingin