22
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 METODE SUPERVISI MANAJERIAL
WAKTU 10 JP
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan Kegiatan Pembelajaran 2, Saudara dapat menerapkan metode supervisi manajerial untuk peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Melaksanakan MonitoringPengawasan dan Evaluasi 2. Melaksanakan Refleksi dan Focused Group Discussion
3. Menggunakan Metode Delphi 4. Menjadi fasilitatornarasumber Workshop.
C. Uraian Materi
Metode Supervisi Manajerial
Supervisi manajerial yang dilakukan pengawas sekolah kepada kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan lainnya di sekolah binaan melalui kegiatan pembinaan,
pemantauan, bimbingan, narasumberan dan penilaian memerlukan metode tertentu sesuai dengan permasalahan manajerial di sekolah binaan. Karena itu, sebelum
melakukan supervisi manajerial diperlukan pemilihan metode agar pelaksanaan supervisi manajerial dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. Pemilihan metode yang
tepat tentunya memerlukan pemahaman dan penguasaan yang baik mengenai karakteristik dan langkah-langkah penerapan metode supervisi manajerial. Beberapa
metode supervisi manajerial antara lain: Monitoring dan Evaluasi, Refleksi dan Focused Group Discussion FGD, Delphi, dan Workshop.
Setiap metode supervisi manajerial memiliki karakteristik dan langkah-langkah penerapan yang berbeda-beda sehingga setiap metode yang digunakan mesti
disesuaikan dengan permasalahan dan tujuan supervisi manajerial yang diharapkan. Uraian berikut akan membantu pengawas sekolah untuk memahami beberapa metode
supervisi manajerial, yaitu: Monitoring dan Evaluasi, Refleksi dan FGD, Delphi, dan Workshop.
Berikut ini akan diuraikan tentang beberapa metode supervisi manajerial, yaitu: Monitoring dan Evaluasi, Refleksi dan FGD, Delphi, dan Workshop.
1. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan Evaluasi merupakan metode supervisi manajerial yang digunakan dalam kegiatan pemantauan dan penilaian program, kegiatan dan pemenuhan
standar oleh sekolah. Monitoring dan evaluasi menjadi metode utama yang harus dikuasai oleh pengawas sekolah agar dapat menjalankan fungsi dan peranannya
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah terutama sekolah binaan.
Konsep Supervisi Manajerial
23
a. Monitoring
Monitoring adalah suatu kegiatan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan pengelolaan sekolah, apakah sudah sesuai dengan rencana, program, danatau
standar yang telah ditetapkan, serta menemukan hambatan-hambatan yang harus diatasi dalam pelaksanaan program Rochiat, 2008:115. Monitoring lebih berpusat
pada pengontrolan selama program berjalan dan lebih bersifat klinis. Melalui monitoring, dapat diperoleh umpan balik bagi sekolah atau pihak lain yang terkait
untuk menyukseskan ketercapaian tujuan.
Aspek-aspek yang dicermati dalam monitoring adalah pelaksanaan kegiatan sesuai program yang dikembangkan dan dijalankan oleh sekolah yang meliputi
Rencana Pengembangan Sekolah, seperti Rencana Kerja Jangka Menengah RKJM, Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah RKAS, Pemenuhan Standar
Pelayanan Minimal SPM dan Standar Nasional Pendidikan SNP.
b. Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah untuk 1 mengetahui tingkat keterlaksanaan program, 2 mengetahui keberhasilan program, 3 mendapatkan bahanmasukan dalam
perencanaan tahun berikutnya, dan 4 memberikan penilaian judgement terhadap sekolah. Seperti halnya pada monitoring, pelaksanaan evaluasi
dilakukan pada aspek-aspek manajerial yang berkaitan dengan pelaksanaan program kerja sekolah yang tercantum dalam RKJMRKS, RKT, RKAS,
Pemenuhan SPM dan SNP serta program-program lain yang dikembangkan sekolah.
Langkah-langkah pelaksanaan monitoring dan evaluasi sebagai berikut: 1 Menentukan tujuan monitoring dan evaluasi yang akan dilakukan.
2 Menentukan aspek-aspek sasaran monitoring dan evaluasi. 3 Menyiapkan instrumen monitoring dan evaluasi yang akan digunakan.
4 Menyusun jadwal pelaksanaan monitoring dan evaluasi. 5 Melaksanakan monitoring dan evaluasi.
6 Menganalisis hasil monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan. 7 Menyusun laporan dan tindak lanjut.
2. Refleksi dan Focused Group Discussion FGD
Refleksi dan FGD merupakan satu rangkaian metode supervisi manajerial. Refleksi merupakan kegiatan yang dilakukan sekolah dengan melibatkan pemangku
kepentingan stakeholder untuk mengidentifikasi keberhasilan kekuatan, kelemahan dan hambatan yang dialami sekolah dalam pelaksanaan manajerial sekolah. Hasil
refleksi kemudian dijadikan bahan diskusi dengan menerapkan metode FGD.
Hasil monitoring yang dilakukan pengawas hendaknya disampaikan secara terbuka kepada pihak sekolah, terutama kepala sekolah, komite sekolah dan guru. Secara
bersama-sama pihak sekolah dapat melakukan refleksi terhadap data yang ada, dan menemukan sendiri faktor-faktor penghambat serta pendukung yang selama ini
mereka rasakan. Forum untuk ini dapat berbentuk FGD yang melibatkan unsur-unsur stakeholder sekolah. FGD ini dapat dilakukan dalam beberapa putaran sesuai
dengan kebutuhan.
24 Tujuan FGD adalah untuk menyatukan persepsi stakeholder mengenai realitas
kondisi kekuatan dan kelemahan sekolah, serta menentukan langkah-langkah strategis maupun operasional yang akan diambil untuk memajukan sekolah. Peran
pengawas dalam hal ini adalah sebagai fasilitator sekaligus menjadi narasumber apabila diperlukan untuk memberikan masukan berdasarkan pengetahuan dan
pengalamannya.
Langkah-langkah pelaksanaan FGD sebagai berikut: a. Sebelum FGD dilaksanakan, semua peserta sudah mengetahui maksud diskusi
serta permasalahan yang akan dibahas; b. Peserta FGD hendaknya mewakili berbagai unsur sehingga diperoleh pandangan
yang beragam dan komprehensif; c. Pimpinan FGD hendaknya akomodatif dan berusaha menggali pikiran
pandangan peserta dari sudut pandang masing-masing unsur; d. Notulis hendaknya benar-benar teliti dalam mendokumentasikan usulan atau
pandangan semua pihak; e. Pimpinan FGD hendaknya mampu mengontrol waktu secara efektif, dan
mengarahkan pembicaraan agar tetap fokus pada permasalahan; f. Apabila dalam satu pertemuan belum diperoleh kesimpulan atau kesepakatan,
maka dapat dilanjutkan pada putaran berikutnya. Untuk ini diperlukan catatan mengenai hal-hal yang telah dan belum disepakati.
3. Metode Delphi
Metode Delphi dapat digunakan oleh pengawas dalam membantu pihak sekolah merumuskan visi, misi dan tujuan sekolah. Sesuai dengan konsep manajemen
berbasis sekolah MBS, dalam merumuskan Rencana Pengembangan Sekolah RPS harus dimulai dengan merumuskan visi, misi dan tujuan yang jelas dan
realistis. Penyusunan visi, misi dan tujuan digali dari kondisi sekolah, peserta didik, potensi daerah, serta pandangan seluruh stakeholder. Metode Delphi dapat
diterapkan oleh pengawas kepada kepala sekolah ketika hendak mengambil keputusan yang melibatkan banyak pihak.
Langkah-langkahnya menurut Gordon 1976: 26-27 adalah sebagai berikut: a. Mengidentifikasi individu atau pihak-pihak yang dianggap memahami persoalan
dan hendak dimintai pendapatnya mengenai pengembangan sekolah. Masing- masing pihak diminta mengajukan pendapatnya secara tertulis tanpa disertai
namaidentitas;
b. Mengumpulkan pendapat yang masuk, dan membuat daftar urutannya sesuai dengan jumlah orang yang berpendapat sama;
c. Menyampaikan kembali daftar rumusan pendapat dari berbagai pihak tersebut untuk diberikan urutan prioritasnya;
d. Mengumpulkan kembali urutan prioritas menurut peserta, dan menyampaikan hasil akhir prioritas keputusan dari seluruh peserta yang dimintai pendapatnya.
4. Workshop
Workshop atau lokakarya merupakan salah satu metode yang dapat ditempuh pengawas dalam melakukan supervisi manajerial. Metode ini bersifat kelompok dan
dapat melibatkan beberapa kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, tenaga