Pengertian Supervisi Manajerial M02 PSP KONSEP SUPERMAN 07092016

Konsep Supervisi Manajerial 7 sekolah. Penelitian dilakukan sesuai dengan prosedur ilmiah, yakni merumuskan masalah yang akan diteliti, mengumpulkan data, mengolah data, dan melakukan analisis untuk menarik suatu kesimpulan dan menentukan strategi alternatif untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi sekolah. Fungsi pelatihan merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan keterampilan gurukepala sekolahtenaga kependidikan lainnya berkaitan dengan kemampuan profesional yang diharapkan. Pelatihan dalam supervisi manajerial dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan antara lain: workshoplokakarya, seminar, observasi, individual dan group conference, serta kunjungan supervisi. Fungsi bimbingan diartikan sebagai usaha untuk mendorong guru baik secara perorangan maupun kelompok agar mereka mau melakukan berbagai perbaikan dalam menjalankan tugasnya. Kegiatan bimbingan dilakukan dalam pelaksanaan supervisi manajerial antara lain dengan cara membangkitkan kemauan, memberi semangat, melakukan pendampingan mentoring serta membantu menerapkan sebuah prosedur kerja yang baru. Fungsi penilaian adalah untuk mengukur tingkat kemajuan yang diinginkan, tingkat pencapaian pelaksanaan program. Penilaian terkait dengan supervisi manajerial dilakukan dengan berbagai cara di antaranya: tes, penetapan standar, penilaian, perkembangan hasil penilaian sekolah serta prosedur lain yang berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan. Ketika melaksanakan supervisi manajerial, peran-peran yang dimiliki pengawas sekolah antara lain: a. Kolaborator dan negosiator dalam proses perencanaan, koordinasi, pengembangan manajemen sekolah. b. Asesor dalam menganalisis potensi sekolah binaan dan mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan sekolah binaannya. c. Pusat informasi pengembangan mutu pendidikan di sekolah binaannya. d. Evaluatorjudgement terhadap pemaknaan hasil pengawasan. Dalam menjalankan peran tersebut di atas, seorang pengawas diharapkan memiliki kemampuan sebagai: a. Konseptor, yaitu menguasai metode, teknik dan prinsip-prinsip supervisi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. b. Programmer, yaitu menyusun program kepengawasan berdasarkan visi-misi- tujuan dan program sekolah-sekolah binaannya. c. Komposer, yaitu menyusun metode kerja dan berbagai instrumen yang diperlukan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengawasan di sekolah. d. Builder, yaitu: 1 membina kepala sekolah dalam pengelolaan manajemen dan administrasi sekolah berdasarkan manajemen peningkatan mutu pendidikan di sekolah, 2 membina guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan bimbingan konseling di sekolah, dan 3 memotivasi pengembangan karir kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan lainnya sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku. e. Observer, yaitu membantu kepala sekolah dalam menyusun indikator keberhasilan mutu pendidikan di sekolah dan memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan di sekolah. 8 f. Reporter, yaitu menyusun laporan hasil-hasil pengawasan pada sekolah- sekolah binaan dan menindaklanjuti untuk perbaikan mutu pendidikan dan program pengawasan berikutnya. g. Supporter, yaitu mendorong guru dan kepala sekolah untuk merefleksi guna menemukan hasil-hasil yang dicapai dan menyadari kelebihan dan kekurangan dalam melaksanakan tugas pokoknya. h. User, yaitu memanfaatkan hasil-hasil pemantauan untuk membantu kepala sekolah dalam menyiapkan akreditasi sekolah. i. Messenger, yaitu menyampaikan dan menjelaskan berbagai inovasi dan kebijakan pendidikan kepada guru dan kepala sekolah.

4. Prinsip-Prinsip Supervisi Manajerial

Pengawas sekolah sebagai supervisor harus mampu menunjukkan perilaku seorang profesional. Pelaksanaan supervisi manajerial harus berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah untuk meningkatkan mutu pendidikan. Karena itu, diperlukan kelebihan dapat melihat dengan tajam permasalahan peningkatan mutu pendidikan, menggunakan kepekaan untuk memahami setiap permasalahan dan mampu memberikan alternatif untuk menyelesaikannya. Pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas sekolah dapat berjalan secara efektif apabila didukung oleh pemahaman dan penguasaan mengenai prinsip-prinsip supervisi manajerial. Diantara prinsip-prinsip yang berdampak positip dalam melaksanakan supervisi manajerial diuraikan secara singkat berikut ini: a. Pengawas harus menjauhkan diri dari sifat otoriter. Pengawas yang otoriter cenderung menggunakan kekuasaan dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya. Pengawas akan menggunakan wewenang sebagai dasar berpikir. Ketika berhadapan dengan orang lain dan menanggapi masalahnya, mereka akan menanyakan kedudukannya dalam lembaga dan organisasi sebagai apa?. Dalam membahas masalah itu, pengawas tidak akan mempersoalkan hakikat dan kepentingannya, tetapi selalu merasa berhak untuk ikut campur dan mengurus perkara yang dipersoalkannya. Namun, hal ini hanya berlaku untuk dirinya. Seorang otoriter akan membatasi pekerjaan seseorang, yaitu agar orang tersebut bekerja menurut prosedur dan aturan yang ada. Jika orang itu tidak mengerti dan tidak menjalankan tugasnya dengan baik, orang itu akan dianggap salah. Pengawas yang otoriter hanya mengenal satu macam komunikasi, yaitu satu arah. Komunikasi dua arah, saling diskusi dan menanggapi, dan model demokratis dengan kemungkinan perbedaan dan pertentangan pendapat secara verbal atau secara konseptual akan dimengerti, tapi sulit untuk dihayati. Komunikasi yang bebas dan terbuka, berasal dari berbagai arah dan tertuju ke segala penjuru akan asing baginya, karena gaya komunikasi tersebut tidak masuk dalam kerangka berpikirnya. Oleh karena itu, komunikasi satu arah menjadi andalan bagi orang ini dalam menjalankan tugasnya. Dalam menjalankan tugasnya baik dalam menyampaikan gagasan, pemikiran, dan pesan, pengawas otoriter hanya mengenal satu bentuk komunikasi, yaitu instruksi. Istilah yang dikenalnya terbatas pada pengarahan, petunjuk, wejangan, perintah, pembinaan, sehingga bentuk komunikasi yang sifatnya