Cara Penggunaan Modul Pengorganisasian Pembelajaran

6

2. Ruang Lingkup Supervisi Manajerial

Supervisi manajerial sebagaimana dikemukakan dalam uraian di atas lebih dititikberatkan pada aspek pengelolaan dan administrasi sekolah. Sejalan dengan pernyataan dalam Panduan Pelaksanaan Tugas Pengawas SekolahMadrasah Direktorat Tenaga Kependidikan, 2009:20 dinyatakan bahwa supervisi manajerial adalah supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas sekolah yang mencakup perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, penilaian, pengembangan kompetensi sumberdaya manusia kependidikan dan sumberdaya lainnya. Selanjutnya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan yang berkenaan langsung dengan ranah kompetensi pengawas sekolah dalam pembinaan untuk mengelola sekolah binaannya yang meliputi: a perencanaan program, b pelaksanaan rencana kerja, c pengawasan dan evaluasi, d kepemimpinan, dan e sistem informasi manajemen. Supervisi manajerial yang dilaksanakan pengawas sekolah pada aspek manajemen sekolah meliputi: a kurikulum dan pembelajaran, b kesiswaan, c sarana dan prasarana, d ketenagaan, e keuangan, f hubungan sekolah dengan masyarakat, dan g layanan khusus. Terkait dengan tugas tersebut pengawas perlu melakukan tugas berupa pemantauan, bimbingan dan narasumberan, serta penilaian terhadap pelaksanaan standar nasional pendidikan yang meliputi delapan standar, yaitu: a standar isi, b standar kompetensi lulusan, c standar proses, d standar pendidik dan tenaga kependidikan, e standar sarana dan prasarana, f standar pengelolaan, g standar pembiayaan, dan h standar penilaian. Pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas sekolah selalu berkaitan dengan penguasaan prinsip-prinsip, metode dan teknik supervisi manajerial agar pelaksanaan supervisi dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan mutu pendidikan di sekolah terutama pada sekolah binaan. Pemahaman prinsip-prinsip, metode dan teknik supervisi manajerial akan memandu pengawas sekolah dalam menjalankan fungsi pengawas secara efektif sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan sekolah binaan.

3. Fungsi dan Peran Pengawas Sekolah dalam Supervisi Manajerial

Pengawas sekolah sebagai supervisor memiliki fungsi dan peran yang menentukan dalam upaya peningkatan kinerja dan mutu pendidikan di sekolah. Gregorio 1966 seperti dikutip Direktorat Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional 2008 mengemukakan bahwa ada lima fungsi utama supervisi, yaitu: sebagai inspeksi, penelitian, pelatihan, bimbingan dan penilaian. Fungsi inspeksi antara lain berperan dalam mempelajari keadaan dan kondisi sekolah, maka tugas seorang supevisor antara lain berperan dalam melakukan penelitian mengenai keadaan sekolah secara keseluruhan baik pada kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, siswa, kurikulum, tujuan belajar maupun metode pembelajaran. Sasaran inspeksi yang dilakukan pengawas sekolah adalah menemukan permasalahan dengan cara melakukan observasi, interviu, angket, pertemuan-pertemuan dan daftar isian. Fungsi penelitian adalah mencari jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi Konsep Supervisi Manajerial 7 sekolah. Penelitian dilakukan sesuai dengan prosedur ilmiah, yakni merumuskan masalah yang akan diteliti, mengumpulkan data, mengolah data, dan melakukan analisis untuk menarik suatu kesimpulan dan menentukan strategi alternatif untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi sekolah. Fungsi pelatihan merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan keterampilan gurukepala sekolahtenaga kependidikan lainnya berkaitan dengan kemampuan profesional yang diharapkan. Pelatihan dalam supervisi manajerial dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan antara lain: workshoplokakarya, seminar, observasi, individual dan group conference, serta kunjungan supervisi. Fungsi bimbingan diartikan sebagai usaha untuk mendorong guru baik secara perorangan maupun kelompok agar mereka mau melakukan berbagai perbaikan dalam menjalankan tugasnya. Kegiatan bimbingan dilakukan dalam pelaksanaan supervisi manajerial antara lain dengan cara membangkitkan kemauan, memberi semangat, melakukan pendampingan mentoring serta membantu menerapkan sebuah prosedur kerja yang baru. Fungsi penilaian adalah untuk mengukur tingkat kemajuan yang diinginkan, tingkat pencapaian pelaksanaan program. Penilaian terkait dengan supervisi manajerial dilakukan dengan berbagai cara di antaranya: tes, penetapan standar, penilaian, perkembangan hasil penilaian sekolah serta prosedur lain yang berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan. Ketika melaksanakan supervisi manajerial, peran-peran yang dimiliki pengawas sekolah antara lain: a. Kolaborator dan negosiator dalam proses perencanaan, koordinasi, pengembangan manajemen sekolah. b. Asesor dalam menganalisis potensi sekolah binaan dan mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan sekolah binaannya. c. Pusat informasi pengembangan mutu pendidikan di sekolah binaannya. d. Evaluatorjudgement terhadap pemaknaan hasil pengawasan. Dalam menjalankan peran tersebut di atas, seorang pengawas diharapkan memiliki kemampuan sebagai: a. Konseptor, yaitu menguasai metode, teknik dan prinsip-prinsip supervisi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. b. Programmer, yaitu menyusun program kepengawasan berdasarkan visi-misi- tujuan dan program sekolah-sekolah binaannya. c. Komposer, yaitu menyusun metode kerja dan berbagai instrumen yang diperlukan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengawasan di sekolah. d. Builder, yaitu: 1 membina kepala sekolah dalam pengelolaan manajemen dan administrasi sekolah berdasarkan manajemen peningkatan mutu pendidikan di sekolah, 2 membina guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan bimbingan konseling di sekolah, dan 3 memotivasi pengembangan karir kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan lainnya sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku. e. Observer, yaitu membantu kepala sekolah dalam menyusun indikator keberhasilan mutu pendidikan di sekolah dan memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan di sekolah.