Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Fatimah dkk 2011, di wilayah kerja puskesmas Barandasi dan carangki Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan
diperlukan konsumsi suplementasi tablet besi dan menjadi suatu pilihan yang tepat untuk mencukupi kebutuhan besi ibu selama hamil. Akan tetapi, pada penelitian yang
dilakukan dari 200 sampel, 188 sampel ibu hamil diantaranya yang mengkonsumsi tablet besi, masih terdapat 40,4 yang mengalami anemia, dan ibu hamil yang
mengalami anemia rata-rata hanya mengkonsumsi tablet besi sebanyak 30 biji. Masih tingginya angka anemia pada ibu hamil sekalipun telah disuplementasi tablet besi,
karena jumlah tablet Fe yang dikonsumsi oleh ibu hamil rata-rata hanya kurang dari 30 biji, belum dapat memenuhi kebutuhan zat besi ibu, apalagi asupan makanan yang
kaya akan zat besi jumlahnya juga sangat rendah. Maka dari itu pola konsumsi ibu hamil berhubungan dengan rendahnya kadar hemoglobin dan konsumsi tablet besi.
2.1.5. Asam Folat
Menurut Aritonang 2010, asam folat berperan dalam berbagai proses metabolik seperti metabolisme beberapa asam amino, sintesis purin, dan timidilat
sebagai senyawa penting dalam sintesis asam nukleat. Selain itu Almatsier 2009, menyebutkan bahwa asam folat juga dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah
dan sel darah putih dalam sum-sum tulang belakang dan untuk pendewasaannya. Sekitar 24-60 wanita baik di negara berkembang maupun yang telah maju
mengalami kekurangan asam folat karena kandungan asam folat di dalam makanan mereka sehari-hari tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka disaat hamil.
Kekurangan asam folat berkaitan dengan tingginya insiden komplikasi kehamilan
Universitas Sumatera Utara
seperti aborsi spontan, toxemia, prematur, pendeknya usia kehamilan dan hemorrhage pendarahan.
Widyakarya Pangan dan Gizi 2004 menganjurkan penambahan sebanyak 200 µg untuk ibu hamil, yang dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi suplemen.
Suplementasi sebaiknya diberikan sekitar 28 hari setelah ovulasi atau pada 28 hari pertama kehamilan. Besarnya suplementasi a
dalah 280, 660, dan 470 µg per hari, masing-masing pada trimester I, II, dan III. Jenis makanan yang banyak mengandung
asam folat antara lain ragi, hati, brokoli, sayuran hijau, kacang-kacangan, ikan, daging, jeruk, dan telur.
2.1.6 Vitamin B12
Vitamin B12 merupakan vitamin larut air yang berperan penting dalam berfungsi normalnya otak dan sistem saraf, serta dalam pembentukan darah. Vitamin
ini terlibat dalam metabolisme setiap sel dalam tubuh, terutama pengaruhnya pada sintesis dan regulasi DNA serta pada sintesis asam lemak dan produksi energi
Anonim, 2012.
Vitamin B12 merupakan kebutuhan pokok manusia dalam jumlah yang sangat kecil yaitu 2 mikro-gram per hari. Vitamin B12 hanya ditemukan di dalam daging
hewan dan produk-produk hewani. Orang yang hanya makan sayuran vegetarian dapat melindungi diri sendiri melawan defisiensi kekurangan dengan menambah
konsumsi susu, keju dan telur. Hal ini berarti sekitar satu cangkir susu atau satu butir telur untuk satu harinya. Untuk seorang vegetarian yang tidak memakan semua
produk dari hewan dapat memperoleh sumber vitamin B12 dari susu kedelai atau ragi
Universitas Sumatera Utara
yang sudah ditumbuhkan dalam lingkungan yang kaya akan vitamin B12 Anonim, 2008.
2.2 Pola Makan Ibu Hamil