Tabel 4.14 Hubungan Kecukupan Asam Folat dengan Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan
Sunggal Tahun 2013
Kecukupan Asam Folat
Kadar Hemoglobin Jumlah
p Normal
Anemia n
n n
Baik 17
60,7 11
39,3 28
100,0 0,002
Kurang 3
13,6 19
86,4 22
100,0
4.8 Hubungan Kecukupan Vitamin B12 dengan Kadar Hemoglobin pada Ibu
Hamil
Tabel silang antara vitamin B12 dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil menunjukkan bahwa dari 35 orang yang vitamin B12 baik yaitu ada 17 orang 48,6
yang normal, sedangkan dari 15 orang yang vitamin B12 kurang terdapat 3 orang 20,0 yang mengalami normal. Hasil uji chi square diperoleh nilai p=0,115
p0,05 artinya tidak ada hubungan antara vitamin B12 dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil.
Tabel 4.15 Hubungan Kecukupan Vitamin B12 dengan Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan
Sunggal Tahun 2013
Kecukupan Vitamin B12
Kadar Hemoglobin Jumlah
p Normal
Anemia n
n n
Baik 17
48,6 18
51,4 35
100,0 0,115
Kurang 3
20,0 12
80,0 15
100,0
4.9 Hubungan Konsumsi Suplemen Tablet Besi dengan Kadar Hemoglobin
pada Ibu Hamil
Hasil uji chi square menunjukkan nilai p=0,001 p0,05 dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara konsumsi suplemen tablet besi dengan kadar
Universitas Sumatera Utara
hemoglobin pada ibu hamil. Tabel silang antara konsumsi suplemen tablet besi dengan anemia menunjukkan bahwa dari 11 orang yang mengkonsumsi suplemen
tablet besi baik ≥90, ada 11 orang 100,0 yang mengalami normal, sedangkan
dari 39 orang yang tidak mengkonsumsi suplemen tablet besi kurang 90 terdapat 9 orang 23,1 yang normal.
Tabel 4.16 Hubungan Konsumsi Suplemen Tablet Besi dengan Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang
Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2013
Konsumsi Suplemen Tablet
Besi Kadar Hemoglobin
Jumlah p
Normal Anemia
n n
n
Baik ≥90
11 100,0
11 100,0
0,0001 Kurang 90
9 23,1
30 76,9
39 100,0
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Hubungan Kecukupan Energi dengan Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil
Energi merupakan sangat penting dibutuhkan pada tubuh. Pada seorang wanita selama kehamilan memiliki kebutuhan energi yang meningkat. Energi ini
digunakan untuk pertumbuhan janin, pembentukan plasenta, pembuluh darah, dan jaringan baru. Almatsier 2009. Dari hasil penelitian 14,0 ibu hamil yang
kecukupan energi dalam jumlah yang mencukupi yaitu 2850 sesuai dengan angka kecukupan gizi ibu hamil, sedangkan kecukupan energi yang defisit 42,0, energi
sedang 18,0 dan energi cukup 26. Hubungan energi dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil menunjukkan bahwa yang energi baik yaitu sebesar 85,7 yang
normal dan 14,3 yang anemia, energi sedang yaitu 88,9 yang normal dan 11,1 yang anemia, energi cukup yaitu 23,1 yang normal dan yang anemia 76,9,
sedangkan energi defisit yaitu 14,3 yang normal dan yang anemia 85,7. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa masih banyak kecukupan konsumsi energi ibu hamil
yang rendah. Sedangkan energi sangat dibutuhkan pada masa kehamilan, apabila kekurangan energi dapat menyebabkan kematian saat persalinan, perdarahan,
persalinan yang sulit karena lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan. Depkes RI 2004. Kecukupan energi dapat dilihat juga dari frekuensi makanan ibu
hamil yang tidak pernah mengkonsumsi daging 76,0. Hasil uji statistik dengan uji
Universitas Sumatera Utara
chi-square menunjukkan bahwa nilai p=0,001 p0,05 yang artinya ada hubungan yang signifikan antara energi dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil.
Hal ini sesuai dengan penelitian Husaini 1998, yang menemukan bahwa konsumsi makanan memengaruhi terjadinya anemia pada ibu hamil. Apabila
konsumsi energi lebih rendah dari kebutuhan, mengakibatkan sebagian cadangan energi tubuh dalam bentuk lemak akan digunakan. Pemecahan jaringan lemak akan
diikuti penurunan berat badan dan anemia. Seorang ibu yang sedang hamil seharusnya terpenuhi kecukupan gizinya untuk kepentingan dirinya sendiri dan janin
yang sedang dikandungnya. Menurut Saraswati 1998 kondisi anemia dan kekurangan energi pada ibu
hamil mempunyai dampak kesehatan terhadap ibu dan anak dalam kandungan, antara lain meningkatkan risiko bayi dengan berat lahir rendah, keguguran, kelahiran
premature dan kematian pada ibu dan bayi baru lahir. Malnutrisi bukan hanya melemahkan fisik dan membahayakan jiwa ibu, tetapi juga mengancam keselamatan
janin. Ibu yang bersikeras hamil dengan status gizi buruk, berisiko melahirkan bayi berat badan lahir rendah 2-3 kali lebih besar dibandingkan ibu dengan status gizi
baik, disamping kemungkinan bayi mati sebesar 1.5 kali. Berdasarkan penelitian Saraswati dan Sumarno 1998 menunjukkan bahwa ibu hamil dengan kadar Hb 11
gdl mempunyai risiko 2.25 kali lebih tinggi untuk melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu hamil dengan kadar Hb di atas 11 gdl, dimana ibu hamil
yang menderita anemia berat mempunyai risiko untuk melahirkan bayi BBLR 4.2 kali lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia berat.
Universitas Sumatera Utara
5.2 Hubungan Kecukupan Protein dengan Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil