Pengujian Kecukupan Pengukuran Akurasi Work Sampling Rating Factor dan Allowance

2. BKB = - k = Dimana : p i = Persentase produktif hari ke-i = Persentase terjadinya kejadian rata-rata, dinyatakan dalam desimal n = Jumlah pengamatan yang dilaksanakan per siklus waktu kerja k = Harga indeks besarnya tergantung pada tingkat kepercayaan k = 3 tingkat keyakinan 96-99

3.4.4. Pengujian Kecukupan

Data Banyaknya pengamatan yang harus dilakukan dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan dari hasil pengamatan 10 . Dengan asumsi bahwa terjadinya kejadian seorang operator akan bekerja atau menganggur mengikuti pola distribusi normal, maka untuk mendapatkan jumlah pengamatan yang harus dilakukan dapat dicari berdasarkan rumus: Dimana: N = jumlah pengamatan yang perlu dilakukan p = persentase produktif s = tingkat ketelitian 10 Benjamin Niebel.. Ibid., Universitas Sumatera Utara k = harga indeks dari tingkat kepercayaan yang diambil

3.4.5. Pengukuran Akurasi Work Sampling

Akurasi dari hasil work sampling sebaiknya dipertimbangkan untuk menentukan derajat akurasi dari hasil observasi 11 . Pengukuran yang dilakukan dengan akurasi sebesar ±5 dapat dianggap memuaskan. Hal ini terkadang dapat dianggap sebagai standar error. Rumus yang digunakan untuk menghitung akurasi dari observasi work sampling adalah sebagai berikut ini: Sp = k Dimana : S = Tingkat akurasi relatif p = Persentasi hasil aktivitas yang diukur, merupakan persentasi total hasil pengamatan, ditulis dalam bentuk desimal. N = Ukuran sampel k = harga indeks dari tingkat kepercayaan yang diambil

3.4.6. Rating Factor dan Allowance

Penilaian perlu dilakukan karena berdasarkan itu dapat dilakukan penyesuaian, dan pengukur harus menormalkannya dengan melakukan penyesuaian 12 . 11 Benjamin Niebel.. Ibid., 12 Benjamin Niebel. Ibid., Universitas Sumatera Utara Biasanya penyesuaian dilakukan dengan mengalikan waktu siklus rata-rata dengan suatu harga p yang disebut faktor penyesuaian. Besarnya harga p sedemikian rupa sehingga hasil perkalian yang diperoleh mencerminkan waktu yang sewajarnya atau normal. Bila pengukur berpendapat bahwa operator bekerja di atas normal maka harga p akan lebih besar dari 1 p1 dan sebaliknya jika operator bekerja di bawah normal maka harga p akan lebih kecil dari 1 p1, dan andaikan pengukur berpendapat bahwa operator bekerja secara wajar maka harga p akan sama dengan 1 p=1. Beberapa sistem untuk memberikan rating yang umumnya diaplikasikan dalam aktivitas pengukuran kerja, antara lain: 1. Skill dan Effort Rating Skill didefenisikan sebagai kemampuan mengikuti cara kerja yang ditetapkan. Latihan dapat meningkatkan keterampilan, tetapi hanya sampai ke tingkat tertentu saja, tingkat yang merupakan kemampuan maksimal yang dapat diberikan pekerja yang bersangkutan. Keterampilan juga dapat menurun, yaitu bila terlampau lama tidak menangani pekerjaan tersebut atau karena sebab-sebab lain seperti karena kesehatan yang terganggu, rasa fatique yang berlebihan, pengaruh lingkungan sosial dan sebagainya. 2. Westinghouse System’s Rating Cara Westinghouse mengarahkan penilaian pada 4 faktor yang dianggap menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja. Adapun 4 faktor tersebut antara lain: Universitas Sumatera Utara a. Keterampilan atau skill, didefinisikan sebagai kemampuan mengikuti cara kerja yang ditetapkan. Latihan dapat meningkatkan keterampilan, tetapi hanya sampai ke tingkat tertentu saja. b. Usaha, adalah kesungguhan yang ditunjukkan atau yang diberikan operator ketika melakukan pekerjaannya. Usaha atau effort ini dibagi atas 6 kelas usaha dengan ciri-cirinya, yaitu: c. Kondisi kerja atau condition, adalah kondisi fisik lingkungannya seperti keadaan pencahayaan, suhu, dan kebisingan ruangan. Kondisi kerja merupakan sesuatu di luar operator yang diterima apa adanya oleh operator tanpa banyak kemampuan mengubahnya. d. Konsistensi, adalah keseragaman hasil pengukuran yang diperoleh selama operator bekerja. Selama ini masih dalam batas-batas kewajaran masalah tidak timbul, tetapi jika variabilitasnya tinggi maka hal tersebut harus diperhatikan. Kelonggaran Allowance diberikan berkenaan dengan adanya sejumlah kebutuhan di luar kerja, yang terjadi selama pekerjaan berlangsung. Dalam menghitung besarnya allowance, bagi keadaan yang dianggap wajar diambil harga allowance =100 . Sedangkan bila terjadi penyimpangan dari keadaan ini, harga p harus ditambah dengan faktor-faktor yang sesuai dengan waktu siklus yang diperoleh dan waktu ini dicapai berdasarkan setiap departemen. Kelonggaran diberikan untuk tiga hal, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi personal Yang termasuk didalam kebutuhan pribadi adalah hal-hal sepeti minum sekedarnya untuk menghilangkan rasa haus, ke kamar kecil, bercakap-cakap dengan teman sekedarnya untuk menghilangkan ketegangan ataupun kejenuhan dalam sewaktu bekerja 2. Kelonggaran untuk menghilangkan rasa fatique. Fatique merupakan hal yang akan terjadi pada diri seseorang sebagai akibat dari melakukan suatu pekerjaan. 3. Kelonggaran untuk hambatan-hambatan tidak terhindarkan delay. Hambatan-hambatan tidak terhindarkan terjadi karena berada diluar kekuasaankendali pekerja. Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Florindo Makmur yang bergerak dalam memproduksi tepung. Perusahaan berlokasi di Desa Pergulaan Dusun V, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai Propinsi Sumatera Utara. Waktu penelitian adalah bulan Desember 2015 hingga bulan Februari 2016.

4.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian analisis kerja dan aktivitas serta studi gerak dan waktu. Penelitian analisis kerja dan aktivitas merupakan penelitian deskriptif yang ditujukan untuk menyelidiki secara terperinci aktivitas dan pekerjaan seseorang agar mendapatkan rekomendasi untuk berbagai keperluan seperti keseimbangan beban kerja. Studi gerak dan waktu ialah suatu penelitian deskriptif tentang pengamatan gerak seorang pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya serta pengukuran waktu yang digunakan dalam setiap kegiatan pekerja 13 .

4.3. Objek Penelitian

Objek yang dikaji pada penelitian adalah jenis kegiatan pekerja, beban kerja pekerja dan waktu idle pekerja. 13 Sukaria Sinulingga, Metodologi Penelitian, Edisi 3, Medan: USU press, 2011, h. 31 Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Evaluasi Beban Kerja Mental dengan Subjective Workload Assessment Technique (SWAT) di PT. Air Mancur

0 4 8

ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL PADA OPERATOR CETAK DENGAN METODE SWAT (Subjective Workload ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL PADA OPERATOR CETAK DENGAN METODE SWAT (Subjective Workload Assessment Technique) (Studi Kasus pada Express Print, Yogyakarta).

0 4 10

Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Analisis Beban Kerja dengan Metode SWAT (Subjective Workload Assessment Technique) dan Work Load Analysis pada Bagian Produksi di PT. Florindo Makmur

1 1 17

Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Analisis Beban Kerja dengan Metode SWAT (Subjective Workload Assessment Technique) dan Work Load Analysis pada Bagian Produksi di PT. Florindo Makmur

2 3 1

Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Analisis Beban Kerja dengan Metode SWAT (Subjective Workload Assessment Technique) dan Work Load Analysis pada Bagian Produksi di PT. Florindo Makmur

0 0 7

Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Analisis Beban Kerja dengan Metode SWAT (Subjective Workload Assessment Technique) dan Work Load Analysis pada Bagian Produksi di PT. Florindo Makmur

0 0 4

Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Analisis Beban Kerja dengan Metode SWAT (Subjective Workload Assessment Technique) dan Work Load Analysis pada Bagian Produksi di PT. Florindo Makmur

0 0 1

Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Analisis Beban Kerja dengan Metode SWAT (Subjective Workload Assessment Technique) dan Work Load Analysis pada Bagian Produksi di PT. Florindo Makmur

0 1 4

BAB 1 PENDAHULUAN - PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA BERDASARKAN ANALISIS BEBAN KERJA DENGAN METODE SWAT (SUBJECTIVE WORKLOAD ASSESSMENT TECHNIQUE) DAN WORK LOAD ANALYSIS DI UD. BATU BATA PRESS DUA SETANGKE KABUPATEN NAGAN RAYA - Repository utu

0 0 9

BAB 4 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA - PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA BERDASARKAN ANALISIS BEBAN KERJA DENGAN METODE SWAT (SUBJECTIVE WORKLOAD ASSESSMENT TECHNIQUE) DAN WORK LOAD ANALYSIS DI UD. BATU BATA PRESS DUA SETANGKE KABUPATEN NAGAN RAYA - Reposito

0 0 15