4.2 Profil Informan : Pengurus Wira Koperasi Satolop
1. Parsaoran Sihombing Ketua
Bapak Parsaoran Sihombing merupakan salah seorang pengurus di Wira Koperasi Satolop sebagai Ketua. Berusia 30 tahun, beragama Katolik dan memiliki 1
istri dan 2 orang anak. Pendidikan terakhir Bapak Parsaoran adalah SMA, kegiatan saat ini selain di Wirakop Satolop adalah berdagang dengan membuka toko
dirumahnya. Bapak Parsaoran bertempat tinggal di Jln. Makmur, Siborong-borong dekat dengan kantor Wirakop Satolop. Informan sudah bergabung selama 10 tahun di
Wirakop Satolop. Posisi beliau adalah sebagai Ketua dengan Penghasilan Rp. 1.500.000,- bulan diluar tunjangan dan fasilitas yang diberikan dari Wirakop.
Sebelum melakukan proses wawancara yang mendalam dengan Bapak Parssaoran, peneliti pernah bertemu sebelumnya ketika sedang melakukan wawancara
observasi pra penelitian. Wawancara berlangsung dengan lancar karena Bapak Parsaoran tidak merasa canggung lagi dengan peneliti, sikap ramah tamah dan
penerimaan yang diberikan Bapak Parsaoran menunjukkan keterbukaan beliau dengan kehadiran beberapa peneliti ataupun mahasiswai yang sedang menyusun skripsi.
Saat mendatangi Bapak Parsaoran ke Kantor Wirakop Satolop beliau tidak berada diruangannya sehingga peneliti kepada Karyawan Wirakop yang sedang
berjaga. Ternyata Bapak Parsaoran sedang ikut sibuk melayani para anggota Wirakop yang berbelanja dan melakukan kegiatan di Wirakop. Sebagai Ketua beliau tidak
hanya ingin bersantai tapi juga turut membantu pengurus yang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas pelayanan di Wirakop. Pengangkatan Bapak Parsaoran
Universitas Sumatera Utara
sebagai Ketua juga dengan cara melihat keseriusan beliau dalam mengelola Wirakop Satolop ketika menjabat sebagai PJS Penanggung Jawab Sementara Ketua.
Bapak Parsaoran menjadi pengurus inti sebagai Ketua juga karena terpili dalam RAT rapat anggota tahunan Wira Koperasi Satolop. Tugas beliau adalah
memimpin Wirakop Satolop sesuai aturan yang telah ditetapkan bersama, menampung setiap aspirasi dari setiap pengurus inti lain, pengurus kelompok dan
anggota kemudian membuat keputusan bersama pengurus-pengurus inti setelah musyawarah mufakat dilaksanakan demi kelangsungan Wirakop Satolop.
Bapak Parsaoran sudah mengikuti pendidikan dan pelatihan bagi para pengurus inti Wirakop Satolop misalnya berkunjung ke beberapa Koperasidi
Sumatera Utara, berkunjung ke beberapa Koperasi diluar Sumatera Utara seperti ke Koperasi yang ada di Kupang, Kalimantan, Jawa dan daerah lainnya serta sudah
mengikuti lokakarya dan berbagai seminar-seminar seputar koperasi. Besar harapan beliau Wira Koperasi Satolop mampu mengembangkan usahanya melalui pelaksanaan
program-program yang telah dibuat demi kesejahteraan anggota dan demi menuju koperasi sebagai tulang punggung ekonomi rakyat yang mensejahterakan setiap
anggotanya.
2. Dorlan Manalu Manager
Untuk mewawancarai Ibu Dorlan saya harus menunggu hingga esok hari setelah saya menyelesaikan wawancara dengan Bapak Parsaoran, karena Ibu Dorlan
sedang mengerjakan beberapa berkas anggota kala itu. Keesokan hari nya pada pukul 10.00wib saya kembali mendatangi Ibu Dorlan di kantor Wirakop Satolop. Sebelum
Universitas Sumatera Utara
wawancara saya tidak lagi memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud kedatangan saya karena diawal bertemu dengan Ibu Dorlan saya sudah menyampaikan maksud
dan tujuan saya untuk wawancara mendalam dengan beliau. Ibu Dorlan tinggal di Jln. Makmur, Gg. Bersama, Siborong-borong bersama
suami dan anaknya. Ibu Dorlan yang saat ini berusia 29 tahun, memiliki 1 orang anak dan pendidikan terakhir SMA ini menjabat sebagai Manager di Wirakop Satolop
dengan penghasilan sebesar Rp1.500.000,- bulan. Pengangkatan beliau sebagai manager di Wirakop Satolop adalah dengan melihat dan pertimbangan dari pengelola
koperasi atas jasa keluarga Ibu Dorlan dalam perkembangan Wirakop satolop. Hal tersebut juga dikarenakan pengalaman Ibu Dorlan yang telah bergabung selama 9
tahun di Wirakop Satolop. Tugas Ibu Dorlan adalah me manage semua kegiatan yang ada di Wira
Koperasi Satolop dan melaksanakan keputusan-keputusan dan kebijakan yang dibuat oleh pengurus inti. Ibu Dorlan Manalu sebagai Manager sudah mengikuti pendidikan
dan pelatihan bagi para staff. Beliau berharap Satolop bisa menjadi pelopor koperasi yang mampu berkembang dengan dinamis demi memajukan dan mensejahterakan
anggota nya lewat program-program yang telah dicanangkan.
3. Dine Siahaan Sekretaris Wira Koperasi Satolop
Saat ditemui di kantor nya di Wira Koperasi Satolop, Ibu Dine terlihat sedang menulis dibuku agendanya. Beliau mengenakan kemeja batik berwarna cokelat yang
di padukan dengan dengan rok dibawah lutut berwarna hitam. Setelah peneliti menyampaikan salam dari pintu ruangannya, beliau mempersilahkan untuk duduk dan
Universitas Sumatera Utara
memulai sesi wawancara mendalam. Wawancara berjalan lancar dengan sesekali di iringi oleh candaan beliau yang berhasil mengundang tawa.
Ibu Dine Siahaan adalah seorang ibu rumah tangga berusia 32 tahun, beragama Protestan dan memiliki dua orang anak. Pendidikan terakhir Ibu Dine adalah SMA
disalah satu SMA di Siborong-borong. Beliau tinggal di Jln. Balige, Km 2,3 , Pohan Tonga, Siborong-borong yang lumayan jauh dari Kantor Wirakop tempatnya bekerja.
Ibu Dine sehari-hari diantar oleh sang suami ke kantor, dari penuturannya Ibu Dine bekerja untuk membantu penghasilan suami. Sehingga sejak menamatkan sekolah
menengah atas, Ibu Dine langsung memasukkan lamaran ke Koperasi Satolop yang pada saat itu masih berbentuk Credit Union dan beliau diterima sebagai karyawan
biasa pada saat itu. Ibu Dine Siahaan menjabat sebagai Sekretaris dengan penghasilan Rp1.500.000
bulan. Tugas beliau adalah menyusun rancangan rapat, rancangan kegiatan, sekretaris rapat membuat keputusan-keputusan dan kebijakan bersama pengurus inti lainnya.
Demi kelancaran dalam mengemban tugas, Ibu Dine terlebih dahulu mengikuti penataran ataupun pelatihan-pelatihan baik dari pihak pengelola koperasi maupun
melakukan kunjungan langsung seperti kunjungan kerja ke koperasi di daerah Sumatera Utara maupun diluar Sumatera Utara. Besar harapan Ibu Dine kiranya
seluruh masyarakat khususnya para pedagang dan petani kopi yang ada dikelurahan pasar Siborong-borong ikut tergabung dalam Wira Koperasi Satolop.
Universitas Sumatera Utara
Profil Informan : Anggota Wira Koperasi Satolop 1.
Laudur Silaban
Untuk menemui Ibu Laudur Siahaan, saya menemui beliau di rumahnya pada siang hari dan beliau pada saat itu sedang menikmati makan siang bersama suami dan
kedua orang anaknya. Kediaman beliau terletak di Jln. Makmur, Gg. Sehati, Siborong-borong. Setelah menyapa beliau dan keluarga, beliau mempersilahkan saya
untuk duduk diruang tamu dan meminta waktu sebentar untuk menghabiskan makannya. Berselang 10 menit, Bu Laudur mendatangi saya dan menanyakan maksud
kunjungan saya. Perlahan saya memperkenalkan diri hingga menjelaskan maksud dan tujuan mengapa saya menemui beliau.
Ibu Laudur berpendidikan terakhir SMA Sekolah Menengah Atas, beragama katolik dan berusia 37 tahun. Beliau memiliki penghasilan 1.500.000bulan dari usaha
rumah makan yang dikelolanya disamping bertani kopi dengan sang suami. Dirumah makannya tersebut Ibu Laudur juga menjajakan kopi olahannya selain dijual juga di
Usaha Toko Wirakop Satolop. Ibu Laudur merupakan anggota koperasi satolop selama 9 tahun. Beliau rajin menabung tiap bulan nya dan melakukan peminjaman
modal usaha di wirakop satolop dengan mengangsur pengembaliannya setiap bulan tepat pada waktunya.
Ibu Laudur sangat bersyukur atas terbentuknya Wirakop Satolop, karna beliau tidak hanya meminjam dan menabung. Beliau juga bisa menghemat uang belanja
kebutuhan dapur dan lainnya dengan berbelanja ke Wirakop Satolop. Bukan hanya itu, dengan berbelanja di Wirakop Satolop Ibu Laudur juga bisa mengumpulkan laba
Universitas Sumatera Utara
hasil berbelanja yang akan dihitung pada saat tutup buku dalam satu tahun buku. Beliau berharap agar Wirakop Satolop semakin maju dan berkembang baik dalam
segi peningkatan pelayanan dan realisasi yang lebih lagi atas program-program yang ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat.
2. Ellis Tampubolon
Gadis berusia 27 tahun ini sudah bergabung di Wira Koperasi Satolop selama ± 5 tahun. Ellis bergabung saat dia kembali dari perantauan dan memutuskan untuk
menetap dikampung halaman. Informan adalah seorang lulusan SMK Sekolah Menengah Kejuruan. Ellis tinggal di Desa Sitinjo, Onan Runggu, Sipahutar bersama
kedua orang tuanya. Pekerjaannya sehari-hari adalah sebagai karyawan disebuah toko baju di Pasar Siborong-borong dengan penghasilan Rp.1.400.000,- bulan. Gadis
yang beragama protestan ini mengaku sangat terbantu dengan keberadaan Wira Koperasi Satolop. Dia biasanya menyisihkan penghasilannya senilai Rp.400.000,-
bulan untuk ditabung di Wirakop Satolop, yang ia setor setiap sekali seminggu senilai Rp.100.000,- minggu.
Selain menabung, Ellis juga menitipkan hasil pertanian orang tua nya untuk dijual di Wirakoperasi Satolop, dengan demikian Ellis juga mengumpulkan laba
penjualan yang akan dihitung akhir tahun di Rapat Akhir Tahunan Wirakop. Ellis juga rajin berbelanja berbagai kebutuhan keluarga di Wirakop Satolop yang membuatnya
mendapatkan keuntungan berbelanja seperti poin-poin yang juga akan dihitung di akhir tahun. Dengan semua program dan ditambah pelatihan-pelatihan untuk anggota
yang diselenggarakan oleh Wirakop Satolop, Ellis merasa semakin terbantu dan
Universitas Sumatera Utara
terlatih untuk mengelola keuangannya dengan lebih baik, dan bukan hanya untuk dirinya sendiri tapi juga ekonomi orangtuanya.
3. Hinsa Nababan
Hinsa Nababan merupakan seorang Bapak berusia 58 tahun, beragama Katolik, pendidikan terakhir beliau adalah Sekolah Dasar. Sehari-hari nya Bapak
Hinsa bertani dengan penghasilan Rp.1.500.000,- bulan. Bapak Hinsa bersama istrinya tinggal di Lopian, Pamansuran, Siborong-borong. Ayah dari tiga orang anak
ini mengaku sudah tidak direpotkan lagi dengan membiayai anak-anaknya, karena ketiga anaknya sudah mandiri diperantauan yang tiap bulan mengirim sejumlah uang
kepada Bapak Hinsa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Bapak Hinsa bergabung ke Wirakop Satolop sudah 9 tahun mulai dari tahun
2006 sampai sekarang. Beliau masuk dalam Lingkungan Pamansuran, Kelompok 29. Bapak Hinsa mengikuti semua program yang diselenggarakan oleh Wirakop Satolop
mulai dari menabung, berbelanja dan menitipkan hasil tani kopinya untuk dijual di Wirakop Satolop. Bapak Hinsa sendiri sudah beberapa kali meminjam sejumlah uang
ke Wirakop dan dipercaya karena beliau rajin menabung dan melakukan pengembalian tepat waktu. Bapak Hinsa juga selalu menaati peraturan yang berlaku di
Wirakop karna semua peraturan tersebut dirasa tidak terlalu memberatkan anggota. Beliau meminjam untuk tujuan memberangkatkan anaknya merantau dan melanjutkan
kuliah ke kota medan. Bapak Hinsa berharap untuk masa yang akan datang Wirakop Satolop semakin maju dan berkembang serta peningkatan pelayanan bagi kepentingan
seluruh anggota.
Universitas Sumatera Utara
4. Jakin Silitonga
Untuk bertemu dengan Bapak Jakin Silitonga saya mendapat informasi tentang beliau dari Manager Wirakop Satolop yang bersedia memberikan saya info
tentang anggota Wirakop. Kebetulan saat peneliti berada di Kantor Wirakop Satolop Bapak Jakin sedang berbelanja bersama dengan istrinya. Saya menghampiri mereka
dan menyapa serta meminta waktu untuk melakukan wawancara. Dengan ramah Bapak Jakin mempersilahkan saya, kamipun mengambil tempat di bangku yang ada
didepan kantor Wirakop Satolop. Bapak Jakin Silitonga berusia 36 tahun, memiliki 2 orang anak dan beragama
Protestan. Pendidikan terakhir bapak Jakin adalah SMK di Siborong-borong. Sehari- harinya beliau bertani kopi dengan penghasilan Rp.3.500.000,- bulan. Tempat
tinggal beliau adalah di Jalan Sadar, Siborong-borong cukup jauh dari kebun kopi beliau. Bapak Jakin sudah bergabung selama 8 tahun di Wirakop Satolop, beliau
menjual hasil tani kopinya ke Wirakop Satolop dengan harga yang pantas sesuai dengan kualitas kopi yang dihasilkannya. Menurut beliau harga di Wirakop lebih
tinggi daripada kepada toke kopi di luaran. Walau dengan begitu Bapak Jakin harus mengusahakan dan memastikan kualitas kopi yang diolahnya. Oleh karena itu, Bapak
Jakin rajin mengikuti kegiatan pelatihan dan penyuluhan tentang kopi yang diadakan oleh Wira Koperasi Satolop.
Lebih lanjut lagi beliau bercerita tentang awal beliau bergabung dengan wirakop satolop adalah setelah diajak oleh temannya yang sudah lebih dulu
bergabung dengan Wirakop satolop dan merasakan manfaat menjadi anggota aktif.
Universitas Sumatera Utara
Awalnya beliau meminjam dana dari Wirakop untuk modal membuka kebun kopi seluas ±1ha. Selama mengolah kebunnya beliau beberapa kali menerima pembinaan
dan pelatihan seputar pertanian dari Wirakop. Bapak Jakin sangat bersyukur dengan keberadaan Wirakop satolop karna sangat mendukung dalam hal peningkatan
perekonomian keluarga.
5. Apul Sihotang
Setelah melakukan wawancara mendalam bersama Bapak Jakin Silitonga, saya meminta info petani kopi yang tergabung di Wirakop Satolop. Lalu beliau
mengarahkan saya untuk mewawancarai Bapak Apul Sihotang yang merupakan teman beliau. Mereka sering berdiskusi bersama anggota Wirakop yang lain setelah
mengikuti penyuluhan tentang bertani kopi di Wirakop Satolop. Kemudian saya mendatangi rumah Bapak Apul Sihotang yang terletak di Kelurahan Pasar Siborong-
borong tidak jauh dari kantor Wirakop Satolop. Bapak Apul merupakan ayah dari 4 orang anak, saat ini beliau berusi 42 tahun
dan beragama Katolik. Pendidikan terakhir Bapak Apul adalah SMA dan sehari- harinya bertani. Beliau bersama sang istri juga membuka kedai kopi dan jual makanan
seperti Indomi dan Pop Mie, saat bapak Apul bekerja diladang, Istri beliau berjualan dan melayani pelanggan yang makan dan minum di kedainya. Dengan pekerjaan
tersebut mereka berpenghasilan Rp. 3.000.000,- bulan, sebenarnya penghasilan ini tidak tertentu dapatnya.
Bapak Apul Sihotang berpendapat bahwa sangat beruntung menjadi anggota Wirakop Satolop karena melalui Wirakop Satolop keadaan ekonomi para anggota nya
Universitas Sumatera Utara
terbantu dimana anggota diajari mengelola keuangan keluarga dan diberikan penyuluhan-penyuluhan untuk meningkatkan hasil pertaniannya. Tidak hanya itu,
program-program Wirakop Satolop mulai dari menabung, meminjam, dan kerja sama penjualan hasil tani turut membantu dan memudahkan anggota dalam meningkatkan
ekonomi keluarga.
6. Domen Sitanggang
Domen sitanggang adalah seorang bapak yang berusia 53 tahun, beragama Kristen Protestan dan pendidikan terakhir SMA. Bapak Domen memiliki 1 orang istri
dan dikaruniai 5 orang anak, 2 perempuan dan 3 laki-laki. Sehari-harinya beliau bertani kopi bersama dengan sang istri dan dua orang anaknya yang tinggal
dikampung bersamanya. Mereka mengolah kopi dengan beberapa tahap, setelah digiling dibuang kulit dari biji dilakukan pembersihan dengan cara dicuci dalam
wadah baskom besar lalu dijemur. Sebagian kopi yang sudah dijemur langsung dijual kepada toke langganannya dan sebagian di jadikan kopi bubuk dan dipasarkan di
usaha toko milik Wirakop Satolop. Bapak Domen merupakan Ketua kelompok 1 yang dibentuk oleh Wirakop
Satolop untuk Lingkungan Siborong-borong. Beliau bertugas mengkoordinir anggota Wirakop Satolop yang ada dikelompoknya, mewakili kelompoknya dalam pertemuan
dengan para pengurus Wirakop Satolop dan menyampaikan hasil rapat tersebut keanggota kelompoknya. Menurut Bapak Domen menjadi anggota Wirakop Satolop
sangat menguntungkan karena melalui Wirakop Satolop setiap anggota mendapat
Universitas Sumatera Utara
kemudahan dalam hal peningkatan ekonomi. Beliau sangat mendukung kegiatan- kegiatan dan program-program yang diselenggarakan oleh Wirakop Satolop dalam
tujuannya demi kesejahteraan para anggota. Setiap anggota yang ada dalam kelompok nya rajin menabung dan ditekankan untuk menuruti peraturan yang diberlakukan oleh
Wirakop Satolop. Berdasarkan data informan diatas, maka dapat disimpulkan dengan gambar
matriks berikut :
Matriks 4.1. Data Informan Berdasarkan Nama, Jenis Kelamin, Suku, Usia, Pekerjaan, Pendidikan Terakhir dan Agama
No
N am
a Je
n is
k elam
in Suk
u U
sia T
ah un
P ek
erj aan
Jab at
an P
endi di
ka n
ter ak
h ir
A gam
a
1 Parsaoran
Sihombing Laki-laki
Batak Toba
30 Ketua
Koperasi SMA
Katolik 2
Dine Siahaan Perempuan
Batak Toba
32 Sekretaris
Koperasi SMA
Kristen Protestan
3 Dorlan
Manalu Perempuan
Batak Toba
29 Bendahara
Koperasi SMA
Kristen Protestan
4 Laudur
Silaban Perempuan
Batak Toba
37 Bertani kopi
SMA Katolik
5 Ellis
Tampubolon Perempuan
Batak Toba
27 Karyawan
tokobertani Kopi
SMK Kristen
Protestan 6
Hinsa Nababan
Laki-laki Batak
Toba 58
Bertani kopi SD
Katolik 7
Jakin Silitonga
Laki-laki Batak
Toba 36
Bertani kopi SMK
Kristen Protestan
8 Apul
Silitonga Laki-laki
Batak Toba
42 Bertani kopi
SMA Katolik
9 Domen
Sitanggang Laki-laki
Batak Toba
53 Bertani kopi
SMA Kristen
Protestan
Universitas Sumatera Utara
4.3. Interpretasi Data