4.3. Interpretasi Data
4.3.1. Fungsi Wira Koperasi Satolop dalam Pemberdayaan Masyarakat Petani
Kopi
Koperasi merupakan badan atau wadah usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan berlandaskan prinsip koperasi dan
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Kerjasama dalam koperasi di dasarkan pada rasa persamaan derajat dan kesadaran
para anggotanya. Koperasi merupakan wadah demokrasi ekonomi dan sosial milik bersama para anggota, pengurus maupun pengelola.
Wira Koperasi Satolop juga bersifat demokrasi dalam menjalankan setiap kegiatan khususnya dalam menentukan struktur keorganisasian yang ditetapkan
melalui rapat pengelola dan pengurus inti. Bukan hanya itu untuk memperlancar jalannya kegiatan Wirakop ditentukan juga sistem pemilihan Pengawas koperasi dan
pembagian setiap anggota kedalam beberapa kelompok yang ditetapkan juga ketua disetiap kelompok supaya lebih terorganisir.
Sebelum memberdayakan para anggotanya para pengurus dan pengelola Wirakop Satolop terlebih dahulu memantapkan para staffkaryawan dengan
melakukan pelatihan-pelatihan, menerapkan disiplin waktu dan proses bekerja sehingga tidak ada yang tumpang tindih, menerapkan peraturan dan memberikan
sanksi bagi staff yang tidak disiplin, dan menerapkan sistem absensi sidik jari untuk meningkatkan keabsahan kehadiran staff dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya sehari-hari.
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal pengembangan sektor produksi petani Wira Koperasi Satolop mengoptimalkan pembentukan kelompok tani, penyuluha pertanian melalui kerjasama
dengan pihak pemerintah maupun swasta, melaksanakan kemitraan terhadap supplier saprodi, dan mengoptimalkan penjualan saprodi sesuai dengan kebutuhan Kelompok
Tani. Sedangkan dalam pengembangan sektor dagang ataupun usaha toko milik Wira Koperasi Satolop dilakukan sosialisasi toko Serba Usaha Milik anggota,
melaksanakan kemitraan dengan produsen sembako baik yang ada diwilayah siborongborong maupun diluar daerah seperti Balige, Laguboti, Sibolga, Sitinjo-
Dairi, Siantar dan Medan. Koperasi harus betul-betul mengabdi kepada kepentingan perikemanusiaan
semata-mata dan bukan kepada kebendaan. Sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan, koperasi memiliki tujuan untuk kepentingan
anggotanya antara lain, meningkatkan kesejahteraan, menyediakan kebutuhan, membantu modal, dan mengembangkan usaha. Wira Koperasi Satolop menyadari
identitas nya sebagai lembaga yang memberdayakan anggotanya sehingga sebisa mungkin meningkatkan pelayanan dan kinerja Parsaoran Sihombing, laki-laki, 30
tahun “pelayanan yang disediakan di Wira Koperasi Satolop tentunya
dikhususkan untuk memberdayakan anggota dan masyarakat luas pada umumnya. Melalui program-program di Wira Koperasi Satolop anggota
di harapkan dapat mengembangkan potensi dan memajukan keadaan ekonomi nya.....”Parsaoran Sihombang,Laki-laki,30
Universitas Sumatera Utara
Hal yang senada juga disampaikan oleh salah seorang informan peneliti yaitu: Dorlan Manalu,Perempuan,29.
“saya merupakan salah seorang pengurus di Wira Koperasi Satolop, selama saya bertugas selalu diusahakan bagaimana supaya
pelayanan kepada anggota berjalan dengan lancar dan sesuai dengan visi misi Wirakop.....”Dorlan Manalu,Perempuan,29
Berdasarkan statement dari beberapa informan diatas dapat ditarik suatu subkondisi atau di interpretasikan bahwa sebagai koperasi yang menjunjung nilai
demokratis, Wira Koperasi Satolop memberikan kebebasan kepada setiap anggota untuk menggunakan hak dan kewajibannya. Seperti dalam rapat tahunan anggota di beri
kesempatan untuk mengikuti melalui perwakilan setiap kelompok yaitu Ketua. Ketika diadakan pembentukan panitia kegiatan atau pembentukan pengurus baru, setiap
kelompok dapat mengajukan calonnya masing-masing. Hal ini dilaksanakan agar setiap anggota mendapatkan pemahaman dan edukasi tentang berorganisasi.
Wira Koperasi Satolop dalam menjalankan fungsinya sebisa mungkin meningkatkan pelayanan dan kinerja setiap pengurus dan karyawan agar sesuai dengan
kebutuhan para anggota. Yaitu melalui program-program yang diselenggarakan di Wira Koperasi Satolop yang akan di paparkan di sub bab berikutnya.
4.3.1.1 Kontribusi Koperasi dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Petani Kopi Melalui Kegiatan Simpan Pinjam
Universitas Sumatera Utara
Suatu realitas kehidupan sosial yang menunjukan semakin banyak kebutuhan terpenuhi dinamakan kondisinya semakin sejahtera. Tidak mengherankan apabila
dalam kehidupan masyarakat selalu dijumpai proses atau usaha perubahan menuju kondisi yang semakin sejahtera tersebut. Salah satu usaha untuk menuju perubahan
tersebut adalah dengan menggerakan organisasi koperasi. Adanya wadah koperasi ini, diharapkan sebagai tempat untuk mengembangkan diri, kerjasama, dan menambah
keterampilan dalam berbagai hal serta memperluas pergaulan. Sehingga organisasi ini berdampak posittif bagi anggotanya misalnya menambah pengetahuan dibidang
kewirausahaan yang dapat berguna dalam kehidupan sehari-hari. Perkreditan simpan pinjamdibentuk bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
anggota dalam hal pemberian pinjaman modal yang didalamnya telah ditetapkan ketentuan - ketentuan sesuai dengan keputusan rapat anggota.Tujuan dari unit simpan
pinjam, yaitu mengusahakan keperluan kredit bagi para anggota yang sangat membutuhkan dengan syarat – syarat yang ringan dan sederhana, mendidik para
anggotanya agar lebih giat menabung secara teratur, sehingga dapat memiliki modal sendiri, mendidik para anggotanya agar lebih hidup hemat dan mengarahkan dalam
menggunakan uang pinjaman serta mencengah hidup yang berlebih-lebihan, meningkatkan pendidikanpengetahuan tentang perkoperasian.
Seperti yang disampaikan oleh informan peneliti Ibu Dine Siahaan, Perempuan,32tahun sebagai berikut :
“...Anggota yang menabung menyimpan akan mendapatkan imbalan jasa dan bagi peminjam dikenakan jasa. Besarnya jasa bagi
penabung dan peminjam ditentukan melalui rapatanggota. Dari sinilah,
Universitas Sumatera Utara
kegiatan usaha koperasi dapat dikatakan “dari, oleh, dan untuk anggota...”Dine Siahaan,Perempuan,32
Berikut penuturan dari informan yaitu Jakin Silitonga yang merupakan salah seorang anggota Wirakop Satolop, ada beberapa program yang diselenggarakan oleh
Wirakop. “....Ada beberapa program yang diberlakukan Wirakop. Saya
ikutin semua itu dek. Kek simpan pinjam, pelatihan bertani kopi, mengumpulkan poin dengan berbelanja. Mamaknya anak-anak belanja
kewirakop lah trus. Makin banyak poinnya makin untunglah pas nukarkan diakhir tahun. Lumayan juga, jadi tau kita ngatur
keuangan....”Jakin Silitonga, laki-laki,36 tahun
Demikian juga penuturan dari informan penelitian Parsaoran Sihombing,laki- laki,30tahun yang mengatakan bahwa program simpan pinjam diminati dan hampir
diikuti oleh semua anggota Wirakop : “...diantara semua bentuk upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan anggota yang manfaatnya dapat langsung dinikmati dan dirasakan oleh anggota Wirakop adalah program simpan pinjam ini.
karna paling menonjol dalam kontribusinya kepada anggota langsung. Contohnya kalau ada salah seorang anggota yang butuh dana
mendadak, bisa orang itu langsung meminjam ke koperasi tanpa agunan dan bunga ringan. Tapi ya harus betul-betulllah dia anggota dan
memang punya tabungan dan melaksanakan hak dan kewajibannya di Wirakop ini dek...”Parsaoran Sihombing,Laki-laki,30
Universitas Sumatera Utara
Hal senada juga disampaikan oleh salah seorang informan peneliti yaitu: Apul Silitonga, laki-laki, 42 tahun.
“...program Wirakop yang saya ikuti itu menabung, meminjam uang untuk modal buka kedai ini, trus pelatihan-pelatihan bertani.
Dulupun pernah pas anak mau merantau, saya meminjam uang ke Wirakop untuk memberangkatkan anak saya. Biar ada ongkos sama
pegangannya, pokoknya terbantu kalilah dek...”
Bantuan modal yang didapatkan membuat anggota bergerak kearah yang lebih mandiri melalui konsep koperasi yang menetapkan dana yang dihimpun
merupakan dari anggota, untuk anggota dan oleh anggota. Pemberdayaan anggota koperasi juga dilakukan melalui program Wirakop yaitu dengan meningkatkan
tabungan yang secara tidak langsung mengajarkan anggota untuk hidup hemat dan mampu mengatur anggaran belanjanya. Untuk itu, Wira Koperasi Satolop tidak hanya
menghimpun dana dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada anggota dalam bentuk pinjaman. Dalam hal ini, anggota Wirakop ditekankan supaya memiliki sikap
solidaritas terhadap anggota lainnya. Setiap anggota harus selalu ingat akan kewajibannya antara lain wajib menabung setiap bulan, wajib pinjam dan wajib
angsur pembayaran pinjaman tepat waktu, wajib bayar bunga pinjaman dan wajib rapat kelompok, serta mengikuti kegiatan penyuluhanpendidikan di Wira Koperasi.
Seperti yang disampaikan oleh informan peneliti yaitu : Domen Sitanggang,laki-laki,53
“...saya beberapa kali meminjam uang dari koperasi satolop, dan selalu dipercaya karena memang saya jujur. Saya membayar
angsuran tiap bulan sekaligus juga bunganya. Saya juga berusaha meningkatkan tabungan saya dan selalu belanja barang-barang
Universitas Sumatera Utara
kebutuhan sehari-hari ke Usaha toko Wirakop Satolop bersama istri saya.”Domen Sitanggang,Laki-laki,53
Berdasarkan statement-statement dari beberapa informan diatas dapat di interpretasikan sebagai berikut :
Salah satu program pemberdayaan yang dilakukan Wira Koperasi Satolop terhadap masyarakat petani adalah melalui kegiatan simpan pinjam. Dengan
kegiatan ini masyarakat diajari untuk hidup hemat supaya bisa menabung, mengelola keuangan keluarga, menghindarkan masyarakat meminjam pada rentenir, untuk
memberikan motivasi lebih kepada masyarakat yang kekurangan modal untuk bertani dan modal usaha lainnya.
Masyarakat juga diajarkan bagaimana bertanggungjawab melalui kegiatan meminjam dari Wirakop. Karna dana yang dihimpun di Wirakop adalah dana dari
anggota dan disalurkan juga kepada anggota maka ketika meminjam, anggota harus sadar betul atas kewajibannya untuk mengembalikan pinjaman tersebut melalui
angsuran. Supaya, arus uang dikoperasi bisa tetap tersalurkan dan bisa dipergunakan oleh anggota lain.
Selain itu, dengan adanya sistem kumpul poin dalam setiap kegiatan berbelanja dan berjualan melalui usaha toko Wirakop prinsip koperasi dari,oleh, dan
untuk rakyat bisa tercapai. Karna uang yang dibelanjakan anggota dapat disalurkan untuk kestabilan stok barang ditoko, begitu juga ketika anggota menjual produknya
melalui usaha toko Wira Koperasi maka dana yang terhimpun juga bisa dirasakan oleh anggota melalui kumpul poin. Hal ini juga yang membuat harga-harga barang
Universitas Sumatera Utara
yang di perjual-belikan di usaha toko terjangkau bagi anggota dan lebih stabil harganya dibanding di toko diluar Wirakop.
4.3.1.2. Penyedia Sarana Penunjang Produksi Pertanian Penyaluran Hasil Produksi Pertanian
Koperasi wadah dan bagian dari upaya petani dalam memproduksi benih, pupuk, permodalan, pengaturan produksi, alat-alat pertanian dan proses
pendistribusiannya. Nilai-nilai kerja sama yang terkandung dalam koperasi sudah di praktekan oleh nenek moyang kita pada proses produksi pada zaman dulu, gotong-
royong dalam mengerjakan lahan, pinjam meminjam bibit dan tradisi lumbung merupakan nilai luhur yang di wariskan pendahulu kita.
Unit penyediaan dan penyaluran sarana produksi dibentuk dengan maksud mempermudah dan membantu masyarakat petani dalam memenuhi kebutuhannya
terkait dengan proses pertanian yang nantinya diharapkan dapat maningkatkan hasil panennya. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi sektor pertanian
sehingga memiliki daya tampung yang besar bagi lapangan kerja di pedesaan, dapat meminimalisasi dana yang dipergunakan oleh petani dalam membiayai produksi
pertanian mereka. Hal ini bisa di dapatkan ketika masyarakat tidak perlu lagi membeli pupuk mahal dari luaran, karna di Wira koperasi Satolop sudah disediakan dengan
harga yang lebih terjangkauParsaoran Sihombing,Laki-laki,30 Berikut penuturan dari informan penelitian
“...di usaha wirakop disediakan alat-alat produksi pertanian beserta pupuk dan wirakop bekerja sama dengan mitra diluar wirakop.
Universitas Sumatera Utara
Misalnya Produsen Pupuk Sinon, nah nanti kita ambil banyak sehingga bisa dijual kepada anggota wirakop dengan harga murah. Bahkan
Pupuk Sinon memberikan diskon yang besar. Jadinya kan anggota terbantu gitu dek...”Parsaoran Sihombing,Laki-laki,30
Bapak Jakin Silitonga juga menyampaikan rasa syukurnya dengan adanya program penyediaan sarana pertanian di Wirakop. Berikut penuturan Bapak Jakin
Silitonga, Laki-laki, 53tahun : “...bersyukurlah dek bisa ada kegiatan positif untuk para
petani disini, gak perlu lagi capek-capek mikirkan pupuk untuk pertanian. Butuh kita belajar bertani kopi yang baik bisa kita tanya
sama orang Wirakop. Beli alat-alat pertanian pun bisa langsung datangi usaha toko Wirakop...”Jakin Silitonga,Laki-laki,53
Selain sebagai penyedia sarana produksi pertanian terdapat juga kegiatan penyaluran sarana produksi merupakan kegiatan menampung seluruh hasil produksi
pertanian anggota dan pemberian harga yang layak. Yang dimaksud adalah anggota Wira koperasi dapat menjual hasil produksi pertaniannya ke Wira koperasi. Kegiatan
ini tidak hanya terbatas pada usaha pembelian dan penjualan hasil pertanian dalam bentuk asli. Tetapi juga mengolah hasil-hasil pertanian dengan tujuan untuk
memperoleh harga yang memuaskan dan mampu bersaing komoditi unggulan dari daerah ataupun dari brand lainnya.
Wira koperasi Satolop juga membatu anggotanya untuk memasarkan hasil produksi pertaniannya. Dengan terlebih dahulu memperhatikan kualitas dari kopi yang
hendak dipasarkan supaya memiliki nilai lebih dan mampu menggaet konsumen
Universitas Sumatera Utara
bukan hanya dari daerah Siborong-borong tapi juga dari luar. Anggota yang mengolah sendiri kopinya hingga siap dipasarkan akan menjual kopi bubuknya ke Usaha Toko
Wira Koperasi Satolop dengan harga yang telah disepakati bersama. Dengan kebijakan pemasaran tersebut petani kopi terbantu dan tidak harus menjual kepada
toke kopi diluaran yang biasanya memberikan harga yang sama terhadap semua kopi. Seperti yang disampaikan oleh informan peneliti Ellis
Tampubolon,Perempuan,27tahun “...kami biasanya jual kopi bubuk ke Wirakop nah yang
memasarkan pihak Wirakop melalui usaha tokonya. Pokoknya lebih gampanglah sekarang jualnya. Ga harus jualan di pasar lagi tapi udah
bisa jual di Wirakop dengan harga yang sesuai dengan hasil kopi bubuk yang kami olah sendiri. enaknya lagi nanti diakhir tahun bisa
dapat keuntungan penjualan hehehe...”
Ellis Tampubolon,Perempuan,27
Hal yang sama juga disampaikan oleh informan peneliti yang lain yaitu bapak Apul Silitonga, Laki-laki,42tahun :
“...kopi yang udah kita olah dari mulai kita petik, kita giling, trus dicuci bersih dan dijemur akan disortir. Dipilih yang kualitasnya
bagus dan kita jual ke Wirakop dengan harga yang lebih tinggi dari pasaran. Karna memang perawatannya juga kita betul-betul
dek...”Apul Silitonga,Laki-laki,42
Berdasarkan penuturan dari beberapa informan diatas dapat di interpretasikan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Program pemberdayaan yang berikutnya diberikan Wirakop adalah penyediaan sarana penunjang produksi pertanian dan penyaluran hasil produksi pertanian. Melalui
usaha toko Wirakop masyarakat dapat membeli perlengkapan pertanian seperti cangkul, pupuk dan bisa berkonsultasi dengan pengurus terlatih dibidang pertanian. Petani kopi
juga bisa memasarkan hasil kopinya dalam bentuk kopi bubuk melalui usaha toko Wirakop. Kopi bubuk yang dijual di usaha toko tersebut dikemas dalam plastik
transparan, rasa dan aroma kopinya khas dan tidak kalah dengan kopi diluaran sana. Ada juga yang jual kepihak PT.SSC untuk di distribusikan ke Merek Kopi terkenal Starbucks.
Namun, yang bisa dijual ke PT. SSC harus melalui sortiran ketat akan kualitas dan rasa dari kopinya. Kerjasama penjualan kopi ini sudah berlangsung antara Wira Koperasi
Satolop dengan PT.SSC sejak 2014 yang lalu.
4.3.1.3. Peran Edukasi melalui Penyuluhan dan Pembinaan
Secara teoritis tingkat pendidikan berbanding lurus dengan pengusaan terhadap informasi, semakin tinggi pendidikan akan semakin banyak informasi yang
diketahui. Jumlah informasi berkaitan dengan proses pengambilan keputusan, baik kecepatan maupun ketepatannya. Keputusan dalam produksi dan pemasaran
merupakan tindakan krusial dalam mengelola bisnis di koperasi. Wira Koperasi Satolop sadar akan tanggung jawabnya dalam pemberdayaan
sosial masyarakat yaitu dengan sasaran mensejahterakan anggota melalui pendidikan, solidaritassetiakawan, dan swadaya. Pemberdayaan sosial melalui pendidikan adalah
dengan fungsi pendidikan untuk mengusir kebodohan, ketertinggalan, dan kemiskinan dalam cakupannya yaitu mengubah pola pikir anggota koperasi.
Universitas Sumatera Utara
Pendidikan anggota koperasi merupakan hal yang penting dalampembinaan dan pengembangan koperasi karenakeberhasilan ataukegagalan koperasi banyak
tergantung padatingkat pendidikan danpartisipasi anggota. Agar partisipasimemberikan dampak yang positif,maka keterlibatan anggotadalam kegiatan
usaha koperasi harus dapatdiwujudkan, hal inijuga merupakan peran serta anggota dalam strukturorganisasi. Oleh karena itu, pendidikan sangat diperlukan
untukmemberikan bekal yang memadai kepada anggota, agar anggotadapatberperan secara aktif dan dinamis.
Pendidikan ini dimaksudkan agar baik anggota dan pengurus koperasi memiliki wawasan dan kemampuan profesional yang memadai seputar pertanian
khususnya bertani kopi sebagai komoditi utama yang sedang dikembangkan saat ini. Hal ini juga untuk menambah motivasi bagi anggota dan pengurus supaya
berpartisipasi aktif dalam semua kegiatan koperasi. sebelum para anggota di berikan pendidikan, terlebih dahulu para pengurus dan karyawan koperasi dibekali dengan
ilmu yang memadai supaya bisa memberikan pemahaman yang sesuai dengan tujuan koperasi yaitu mensejahterakan anggota.
Berikut penuturan informan peneliti Ibu Dine Siahaan selaku Sekretaris Wira Koperasi Satolop :
“...pendidikan dasar seputar koperasi sangat perlu bahkan harus diberikan kepada calon anggota supaya dikemudian hari segala
aktivitas yang akan dilakukan di Wira Koperasi Satolop bisa berjalan lancar. Apalagi pendidikan yang diberikan itu juga termasuklah tentang
ADART didalamnya...”Dine Siahaan, Perempuan,32tahun
Universitas Sumatera Utara
Anggota Wirakop Satolop juga dibina untuk memanfaatkan pupuk organik yang bisa dibuat sendiri. Caranya dengan memberikan penyuluhan kepada setiap
kelompok anggota Wirakop. Pengumuman penyuluhan biasanya disampaikan melalui setiap ketua kelompok.Adanya kelompok-kelompok tani yang dibentuk berdasarkan
tempat tinggal anggota ini memudahkan penyaluran dan penyelenggaraan program- program dari Wirakop itu sendiri. Dimana, kelompok tani ini akan mengembangkan
komoditi utama yaitu kopi yang diawasi oleh pihak Wirakop. Bukan hanya mengawasi tapi juga memberikan saran-saran dan pembinaan guna meningkatkan
produksi pertanian kopi.
“...ada jadwal yang ditetapkan untuk memberikan penyuluhan tentang pertanian, dan biasanya sekali sebulan. Sistemnya dibuat
perkelompok tani yang mendapat penyuluhan. Nah, disitulah mereka kita ajari membuat pupuk kompos yang bisa dibuat dengan bahan-
bahan yang mudah mereka dapat. Misalnya kan sampah daun kering itu kan jangan cuma dibakar-bakar aja, banyak manfaatnya itu.
Bisalah menghemat pengeluaran dan lebih ramah lingkungan dek...” Parsaoran Sihombing,Laki-laki,30
Hal yang sama juga disampaikan oleh Bapak Domen Sitanggang selaku salah seorang ketua kelompok anggota Wirakop Satolop :
“...nanti ada penyuluhan ya sama sayalah dikasi pengumuman karna selaku saya ketua kelompok. Kek hari itu ada
kegiatan kelompok tani kami untuk mengunggulkan pertanian kopi. trus kalo mau beli-beli pupuk lebih murah beli di Wirakop karna ada
kerjasamanya sama PT.SINON. Alat-alat pertanian pun ada dijual disitu, jadi kita semakin mudah dalam berbelanja untuk kebutuhan
bertani dek...”Domen Sitanggang, Laki-laki,53
Universitas Sumatera Utara
Melalui program pelatihan dan penyuluhan anggota Wirakop merasa sangat terbantu. Seperti yang di ungkapkan oleh Ibu Dorlan Manalu selaku salah seorang
pengurus harian di Wirakop Satolop. “...mereka sangat senang dan antusiasnya itu ada terhadap
penyuluhan yang diberikan. Apalagi koordinasi ketua dengan kelompoknya terlihat selaras, dek. Kalo kita buat penyuluhan kan kita
umumkan sama ketua kelompok. Untuk kegiatan penyuluhan pertanian sudah ada dalam program tetap kita. Tentu kita terus berusaha
meningkatkan hasil produksi pertanian kopi mereka. Melihat kopi mereka bagus, kita juga merasa bangga kan gitu dek...”Dorlan
Manalu,Perempuan,29 Hal yang sama juga disampaikan oleh Bapak Hinsa Nababan, Laki-laki, 58tahun :
“...memang bermanfaatlah pelatihannya, udah lama saya di Wirakop sebagai anggota banyak manfaat dari pembinaan yang
mereka berikan. Bukan hanya menabung dan meminjam disini, tapi juga bisa mengajari saya supaya merencanakan keuangan dengan
baik. Dilatih bertani kopi yang baik, makanya banyak yang bergabung ke Wirakop...”Hinsa Nababan,Laki-laki,58
Berdasarkan statement-statement yang di ungkapkan oleh beberapa informan penelitian dapat di interpretasikan sebagai berikut :
Pendidikan ataupun edukasi sangat penting demi kelancaran setiap kegiatan yang diadakan di Wirakop Satolop. Anggota diberi pendidikan dasar seputar koperasi
dan kehidupan berorganisasi. Penyuluhan-penyuluhan seputar pertanian juga di
Universitas Sumatera Utara
selenggarakan mengingat banyaknya masyarakat yang mayoritas bertani kopi dan mengejar ketertinggalan dengan daerah lain yang berkembang pesat dibidang kopi.
Anggota Wira koperasi satolop mendapatkan pendidikan mengatur keuangan keluarga, mengubah pola pikir keluarga, mengubah pola pikir tentang perlunya
merencanakan keuangan dengan cara menabung, meningkatkan hasil produksi pertanian melalui kegiatan penyuluhan seputar pertanian, dan meningkatkan
solidaritas sesama anggota. Bahkan sebelum menjadi anggota Wirakop, masyarakat yang mendaftar harus mengikuti pendidikan seputar koperasi terlebih dahulu. Materi
pendidikan yang disampaikan adalah tentang hal-hal yang menjadi hak dan kewajiban dari seorang anggota.
4.3.1.4. Peran Sebagai Fasilitator Dalam Menjalin Kemitraan Dan Kerjasama Dengan Pihak Luar
Suatu organisasi yang bersifat sosial, politik ekonomi tidak mampu berdiri sendiri, karena membutuhkan bantuan orang lain atau organisasi lain dalam rangka
meningkatkan kegiatan usahannya begitu juga koperasi. Koperasi memerlukan kerjasama untuk mencapai tujuan dan meningkatkan kegiatannya guna
mensejahterakan anggota maupun merealisasikan tujuan umumnya yaitu mensejahterakan masyarakat.
Koperasi – koperasi pada dasarnya mengemban misi yang sama, yaitu memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Untuk mencapai tujuan yang sama tersebut perlu adanya kerjasama koperasi, yang
Universitas Sumatera Utara
mana koperasi memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kerjasama antar koperasi dimaksudkan untuk saling memanfaatkan kelebihan dan menghilangkan
kelemahan masing – masing, sehingga hasil akhir dapat dicapai secara optimal. Kerjasama antar koperasi dapat dilakukan ditingkat
lokal, nasional, maupun internasional. Dan diharapkan dengan adanya kerjasama koperasi ini , koperasi akan lebih berperan secara maksimal dalam masyarakat.
Apabila sudah terjalin kerjasama dengan baik diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi percapaian tujuan ekonomi anggotanya. Sehingga dengan
adanya kerjasama tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi baik dalam ruang lingkup individu, organisasi,maupun dalam masyarakat secara
menyeluruh. Wira koperasi Satolop menyadari keberadaannya sebagai suatu koperasi yang
mengemban visi dan misi yang sama dengan koperasi lainnya. Bahkan memiliki misi yang lebih besar dengan posisi sebagai koperasi yang memfokuskan kinerja dalam
pemberdayaan masyarakat petani kopi. Sehingga, kerjasama yang dilakukan oleh Wira Koperasi Satolop merupakan salah satu cara untuk mengembangkan kegiatan
usahanya dibidang produksi dan peningkatan pendapatan anggota. Wira Koperasi Satolop telah menjalin kerjasama dengan beberapa kalangan
baik instansi pemerintah maupun swasta. Kerjasama ini diharapkan bisa mempublikasikan Wira Koperasi kepada masyarakat sehingga semakin banyak
masyarakat yang ikut bergabung ke Wirakop, memberikan cadangan dana modal yang akan digunakan untuk kegiatan operasional agar berjalan lancar dan berkembang.
Universitas Sumatera Utara
Sehingga, tujuan mensejahterakan anggota khususnya masyarakat petani kopi dapat dicapai dan terjadi peningkatan taraf hidup masyarakat dibidang ekonomi dan sosial.
Berikut penuturan informan penelitian Bapak Parsaoran Sihombing, Laki-laki, 30tahun selaku Pengurus Wirakop Satolop :
“...kita sadar betul bahwa kebutuhan anggota bahkan seluruh perangkat koperasi merupakan hal yang harus kita penuhi dan menjadi
tanggung jawab bersama. Oleh karena itu kita menjalin kerjasama baik dengan pihak swasta maupun pemerintah. Kita juga bekerja sama
dengan koperasi lainnya, baik yang didaerah sumatera utara ataupun diluar daerah...”Parsaoran Sihombing,Laki-laki,30
Pada dasarnya kerjasama koperasi dilakukan semata-mata untuk saling melengkapi, yaitu menutupi kelemahan masing-masing dan meningkatkan keuntungan
bersama. Bentuk kerjasama yang dilakukan koperasi mencakup bidang usaha antar koperasi, kerjasama bukan dibidang koperasi, dan kerjasama koperasi dengan
lembaga bukan koperasi. Seperti penuturan Ibu Dine Siahaan, Perempuan, 32tahun selaku Sekretaris
Wira Koperasi Satolop : “...kita mengadakan kerjasama dengan beberapa pihak untuk
kelancaran pelaksanaan kegiatan koperasi. Kan kita butuh dana operasional dek, butuh modal untuk kita salurkan kepada anggota. Kalo
cuma dana dari anggota yang kita olah kan, kadang ga mencukupi. Jadi kita buat kerjasama dengan pemerintah dalam hal pendanaan dan juga
pihak-pihak luar koperasi. Walaupun pada dasarnya Wira Koperasi Satolop menjunjung kemandirian dalam pelaksanaan setiap kegiatan,
Universitas Sumatera Utara
namun kerjasama yang kita jalin juga guna peningkatan pelayanan terhadap anggota koperasi...”Dine Siahaan,Perempuan,32
Hal yang sama juga disampaikan oleh Ibu Laudur Silaban, Perempuan, 37tahun :
“...untuk lebih mengoptimalkan kualitas para pegawai pengurus Wira Koperasi Satolop, wirakop satolop bekerja sama dengan beberapa pihak. Misalnya
kan dek, dalam mengadakan penyuluhan tentang pertanian nanti orang-orang pelatihnya nanti di undang dari dinas koperasi atau dari pengurus koperasi lain yang
memiliki kemampuan dibidang bertani khususnya bertani kopi. Kegiatan penyuluhannya biasanya dilaksanakan 3bulan sekali. Trus kerjasama dengan pihak
swasta PT. Pupuk Sinon dalam memenuhi ketersediaan alat produksi dan pupuk...”Laudur Silaban,Perempuan,37
Wira Koperasi Satolop juga memberikan kontribusi dalam bekerjasama dengan koperasi-koperasi lain. Seperti penuturan dari informan peneliti Ibu Dorlan
Manalu, Perempuan, 29tahun selaku Manager Wira Koperasi Satolop : “...wirakop satolop merupakan pelopor koperasi berbasis
kewirausahaan dan beberapa koperasi menjalin kerjasama dengan kita untuk menjadi contoh dan memberikan pembinaan bagi koperasi yang
ingin membentuk koperasi yang bukan hanya sekedar simpan pinjam. Dengan kata lain koperasi yang juga bergerak dengan merencanakan
program-program untuk lebih mensejahterakan anggotanya...”Dorlan Manalu, Perempuan,29
Berdasarkan penuturan informan-informan diatas, dapat di interpretasikan sebagai berikut :
Pemberdayaan masyarakat petani juga dilakukan melalui kerjasama dengan beberapa pihak, seperti dengan pemerintah, pihak swasta dan koperasi-koperasi
Universitas Sumatera Utara
lainnya. Untuk meningkatkan kualitas para pengurus, manajemen dan karyawan, Wirakop Satolop mengirim mereka untuk mengikuti kegiatan perkoperasiaan
yang diadakan oleh pemerintah maupun koperasi lain yang lebih besar. Misalnya mengikuti kegiatan pembinaan di luar daerah. Sehingga dengan
demikian diharapkan terjadi juga peningkatan kualitas pelayanan terhadap para anggota.
Bagi anggota, diadakan beberapa kerjasama dalam memenuhi kebutuhan anggota dalam pertanian. Seperti kerjasama dengan pihak PT. SINON untuk
memenuhi kebutuhan pupuk petani kopi dengan harga yang relatif lebih murah. Kerjasama dengan dinas pertanian dalam memberikan penyuluhan seputar
pertanian terhadap para petani kopi untuk meningkatkan kualitas bertaninya dan diharapkan bisa menjadi komoditi unggulan dari Siborongborong.
Selain itu, Wirakop Satolop juga mau berbagi ilmu bagi koperasi-koperasi yang baru terbentuk dan ingin menjadi koperasi serba usaha seperti Wirakop Satolop.
Koperasi baru itu biasanya akan dibina baik dikantor Wirakop Satolop maupun di kantor koperasi baru tersebut. Hal ini dilakukan supaya Wira Koperasi
Satolop semakin baik dalam pelayanan dan semakin bermanfaat bagi anggota masyarakat luas umumnya dan khususnya bagi anggota.
4.3.1.5. Peningkatan Pendapatan Petani Kopi Melalui Kegiatan Koperasi
Koperasi Indonesia dalam rangka pembangunan ekonomi dan perkembangan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, berperanan
Universitas Sumatera Utara
dan bertugas untuk mempersatukan, mengerahkan, membina dan mengembangkan potensi, daya kreasi, daya usaha rakyat untuk meningkatkan produksi dan
mewujudkan tercapainya pendapatan yang adil dan kemakmuran yang merata. Koperasi harusberjalan sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi yang
merupakan landasan pokok dalammenjalankan usahanya. Prinsip-prinsip tersebut meliputi kemandirian, keanggotaan yang bersifat terbuka, pengelolaan yang dilakukan
secara demokratis, pembagian sisa hasil usaha secara adildan sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota, pemberian balas jasa yang terbatas atas
modal, pendidikan perkoperasian serta kerjasama antar koperasi. Prinsip-prinsip tersebut membedakan koperasi dengan badan usaha lain. Disamping prinsip-prinsip
tersebut adahal lain yang membedakan koperasi dengan usaha lain yaitu anggota koperasi memiliki identitasganda, yaitu anggota sebagai pemilik sekaligus sebagai
pengguna koperasi, dimana koperasi didirikan, dimodali, dibiayai, diatur, diawasi serta dimanfaatkan sendiri olehanggotanya.
Keanggotaan koperasi bersifat terbuka dan sukarela. Terbuka artinya anggotakoperasi terbuka bagi siapa saja sesuai dengan jenis koperasinya.
Keanggotaan koperasi tidak membedakan suku, derajat maupun agama. Sukarela artinya keanggotaan koperasi tidak atas paksaan. Setiap anggota mempunyai hak dan
kewajiban yang sama sesuai dengan pengertian koperasi bahwa koperasi merupakan kegiatan ekonomi yang berasaskan kekeluargaan.
Seperti yang disampaikan oleh Informan peneliti Bapak Parsaoran Sihombing,Laki-laki,30tahun selaku pengurus Wira Koperasi :
Universitas Sumatera Utara
“...Wirakop bukan hanya milik segelintir orang atau sekelompok suku atau agama. Semua golongan dapat mendaftar menjadi anggota,
tapi tetap harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan yang berlaku dan telah disepakati bersama...”Parsaoran Sihombing,Laki-laki,30
Maka tujuan utama koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Berikut penuturan dari
informan penelitian Bapak Apul Silitonga, Laki-laki, 42tahun : “...di Wirakop Satolop kita bisa meminjam dana untuk modal
usaha dengan bunga ringan dan persyaratan yang mudah untuk dipenuhi. Saya bertani bersama istri saya, namun saya bisa membuka
kedai itu hasil meminjam modal dari Wirakop Satolop. Kami juga membeli stok barang untuk dijual di kedai kayak Indomie, Pop Mie,
bubuk teh, gula dan yang lainnya di Usaha Toko Wirakop Satolop. Jadi kami tetap bisa dapat keuntungan berbelanja yang akan dihitung di
akhir tahun. Makanya enak kali sebenarnya gabung ke Wirakop dek...”Apul Silitonga,Laki-laki,42
Wirakop satolop dalam menjalankan fungsinya untuk mensejahterakan anggota secara khusus terlihat dari perubahan keadaan sosial ekonomi anggota
sebelum dan sesudah bergabung dengan Wirakop Satolop. Seperti yang disampaikan oleh informan penelitian Ellis Tampubolon, Perempuan, 27tahun sebagai berikut :
“...dulu sebelum gabung diwirakop, saya sempat kerja di grosir pakaian di onan pasar siborong-borongpasar tradisional. Saya tidak
termotivasi untuk menabung dan berinteraksi dengan orang lain lebih dalam. Palingan Cuma sama pembeli aja dek. Nah pas udah bergabung
Universitas Sumatera Utara
di Wirakop, saya dan keluarga mulai mengusahakan lagi kebun kopi kami. Kami menabung dan meminjam dana di Wirakop, juga menjual
hasil kopi kami di Usaha Toko Wirakop Satolop. Jadi sangat terbantulah dalam hal menjual hasil kopi kami. Pendapatan keluarga juga
berangsur-angsur membaik. Saya juga bisa berkenalan dengan anggota Wirakop yang lain dan bertukar pikiran dengan mereka...”Ellis
Tampubolon,Perempuan,27
Hal yang sama juga disampaikan oleh Bapak Hinsa Nababan, Laki-laki, 58tahun yang merasa sangat terbantu dengan kehadiran Wirakop Satolop :
“...jadi dulu saya pernah meminjam uang kekoperasi untuk memberangkatkan anak saya merantau. Juga untuk biaya mendadak pas istri
saya masuk rumah sakit. Kebutuhan untuk bertani kopi waktu itu bisa saya dapatkan juga dikoperasi ini, adanya penyuluhan pertanian. Jadi kopi kami
meningkatlah kualitasnya dan bisa dijual dengan harga tinggi. Sangat terbantulah dalam hal ekonomi, dan sejak saat itu saya lancar menabung dan
mengangsur pinjaman dana yang saya bayar tiap bulan. Sekarang juga masi tetap kami berbelanja dan menabung di Wirakop Satolop. ..”Hinsa Nababan
Hal serupa juga disampaikan oleh informan penelitian Bapak Jakin Silitonga, Laki-laki, 36tahun :
“...dengan berbagai program yang kami ikuti di Wirakop satolop kami bisalancar bekerja sebagai petani, dikala anak-anak butuh uang
untuk sehari-hari dan sekolah saya memanfaatkan program pinjaman dari koperasi. angsurannya bisa saya cicil perbulan sembari menunggu
kopi dipetikpanen mingguanbulanan. Dalam bertani pun kita semakin terarah untuk meningkatkan hasil tani kita supaya lebih berkualitas dan
Universitas Sumatera Utara
meningkat harganya. Tentu itu dari pelatihan dan penyuluhan yang kami para anggota dapatkan dek...”Jakin Silitonga,Laki-laki,36
Berdasarkan statement-statement dari beberapa informan diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut :
Salah satu cara masyarakat pertanian dalam meningkatkan penghasilan mereka adalah dengan cara meminjam modal kepada koperasi. dengan meminjam modal,
petani mampu mengembangkan hasil pertanian mereka dengan membeli pupuk dan menambah lahan pertanian. Disamping itu petani juga dapat membuka usaha lain
seperti beternak,berdagang, membuka warung dengan menggunakan modal yang telah dipinjam kepada koperasi.
4.4 Dampak Pemberdayaan dalam Kehidupan Sosial Petani Kopi