Analisis Kelayakan Analisis Kelayakan dan Resiko Usahatani Bawang Prei Dibandingkan Dengan Sayuran Lainnya (Studi Kasus: Desa Merdeka, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo)

Pendapatan usahatani kentang adalah yang paling sedikit. Meskipun harga jual kentang lebih tinggi namun produksi kentang masih lebih rendah daripada produksi wortel dan bawang prei. Selain itu biaya produksi kentang yang tinggi menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya pendapatan usahatani kentang. 5.1.3 Hasil Uji Beda Rata-Rata Pendapatan Usahatani Tabel 9. Uji Beda Rata-Rata Pendapatan Usahatani Bawang Prei Dibandingkan Dengan Usahatani Wortel No Uraian Pendapatan Rata-Rata Sig 1 Usahatani Bawang Prei 67.312.832 0,523 2 Usahatani Wortel 45.691.357 Sumber : Analisis Hasil Primer Lampiran 13 Tahun 2016 Karena nilai signifikan 0,523 lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan pendapatan antara pendapatan usahatani bawang prei dengan pendapatan usahatani wortel, maka H diterima. Tabel 10. Uji Beda Rata-Rata Pendapatan Usahatani Bawang Prei Dibandingkan dengan Usahatani Kentang No Uraian Pendapatan Rata-Rata Sig 1 Usahatani Bawang Prei 67.312.832 0,312 2 Usahatani Kentang 38.074.332 Sumber : Analisis Hasil Primer Lampiran 13 Tahun 2016 Karena nilai signifikan 0,587 lebih besar dari 0.05 maka disimpulkan tidak ada perbedaan antara pendapatan usahatani bawang prei dengan pendapatan usahatani kentang, maka H diterima. Dengan demikian, hipotesis 1 pendapatan usahatani bawang prei lebih besar daripada pendapatan usahatani wortel dan kentang diterima.

5.2 Analisis Kelayakan

Universitas Sumatera Utara Analisis BEP Produksi dan BEP Harga Tabel 11.Analisis BEP Produksi Dan BEP Harga Usahatani Wortel, Usahatani Bawang Prei Dan Usahatani Kentang Uraian Satua n Wortel Bawang Prei Kentang Nilai Keteranga n Nilai Keteranga n Nilai Keteranga n BEP Produksi Kg 8.555 Layak 18.016 Layak 8.321 Layak Jumlah Produksi Kg 32.09 6 25.356 16.278 BEP Harga RpKg 509 Layak 975 Layak 2.441 Layak Harga Jual RpKg 1.930 3.637 4.740 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 10 Tahun 2016 Break Even Point BEP merupakan suatu keadaan impas atau kembali modal. sehingga usaha tidak untung dan tidak rugi atau hasil penjualan sama dengan biaya yang di keluarkan. Untuk analisis BEP ini ada dua perhitungan yaitu BEP produksi dan BEP harga. Ketiga usahatani ini layak untuk diusahakan, karena dari segi produksi jumlah produksi lebih besar dibandingkan dengan nilai BEP produksi baik untuk usahatani wortel, usahatani bawang prei dan usahatani kentang. Dilihat dari segi harga jual, harga jual untuk tanaman wortel, bawang prei dan kentang lebih besar daripada nilai BEP harga jual. Dan dibuktikan di daerah penelitian bahwa petani mengusahakan ketiga usahatani walaupun untuk usahatani wortel dan usahatani kentang petani mengusahakannya di desa yang lain. Seperti usahatani kentang kurang efesien apabila diusahakan di Desa Merdeka, karena tingginya curah hujan di desa penelitian dan curah hujannya berbeda dengan desa lainnya. Apabila kentang diusahakan didaerah dengan curah hujan yang tinggi maka umbinya mudah membusuk. Universitas Sumatera Utara Analisis RC dan BC Tabel 12. Analisis RC Dan BC Usahatani Bawang Prei, Usahatani Wortel Dan Usahatani Kentang Uraian Wortel Bawang Prei Kentang Nilai Keterangan Nilai Keterangan Nilai Keterangan RC 4,08 Layak 4,01 Layak 2,08 Layak BC 3,08 Layak 3,01 Layak 1,08 Layak Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 11 Tahun 2016 Kelayakan usahatani dapat diukur dengan menggunakan analisis RC ratio. RC ratio merupakan perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya produksi. Apabila nilai RC 1 maka usahatani layak untuk diusahakan. Dari ketiga nilai RC maka dapat disimpulkan nilai RC yang paling tinggi adalah nilai RC usahatani bawang prei lalu nilai RC usahatani wortel dan nilai RC kentang adalah nilai RC paling rendah. Ketiga nilai RC 1 oleh karena itu ketiga usahatani layak diusahakan. Kelayakan usahatani juga dapat diukur dengan menggunakan analisis BC ratio. BC ratio merupakan perbandingan antara total pendapatan dengan total biaya produksi. Pada analisis BC yang dipentingkan adalah besarnya manfaat. Apabila nilai BC 1 maka dapat dikatakan usahatani memberikan manfaat. Maka dengan nilai RC 1 dan BC 1 diatas menunjukkan bahwa masing masing usahatani yakni usahatani bawang prei, wortel dan kentang secara ekonomi layak untuk diusahakan. Dengan demikian, hipotesis 2 usahatani bawang prei, usahatani wortel dan usahatani kentang layak diusahakan diterima. Universitas Sumatera Utara

5.3 Analisis Resiko Usahatani Bawang Prei, Wortel dan Kentang

Dokumen yang terkait

Analisis Usahatani Bawang Prei dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga (Studi Kasus : Desa Jaranguda, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo)

54 160 104

Analisis Kelayakan Usahatani Wortel (Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara)

28 165 111

Analisis Perbandingan Pemasaran Bawang Daun/Prei Dan Kol/Kubis (Studi kasus : Desa Jaranguda kec. Merdeka dan Desa Raya Kec. Berastagi )

2 37 95

PERSEPSI MASYARAKAT DESA MERDEKA KECAMATAN MERDEKA KABUPATEN KARO TERHADAP CERITA RAKYAT KARO BEGU GANJANG KAJIAN RESEPSI SASTRA.

0 5 23

Analisis Kelayakan dan Resiko Usahatani Bawang Prei Dibandingkan Dengan Sayuran Lainnya (Studi Kasus: Desa Merdeka, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo)

0 0 14

Analisis Kelayakan dan Resiko Usahatani Bawang Prei Dibandingkan Dengan Sayuran Lainnya (Studi Kasus: Desa Merdeka, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo)

0 0 1

Analisis Kelayakan dan Resiko Usahatani Bawang Prei Dibandingkan Dengan Sayuran Lainnya (Studi Kasus: Desa Merdeka, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo)

0 0 5

Analisis Kelayakan dan Resiko Usahatani Bawang Prei Dibandingkan Dengan Sayuran Lainnya (Studi Kasus: Desa Merdeka, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo)

0 0 14

Analisis Kelayakan dan Resiko Usahatani Bawang Prei Dibandingkan Dengan Sayuran Lainnya (Studi Kasus: Desa Merdeka, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo)

0 0 2

Analisis Kelayakan dan Resiko Usahatani Bawang Prei Dibandingkan Dengan Sayuran Lainnya (Studi Kasus: Desa Merdeka, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo)

0 0 84