dengan menggunakan metode simple random sampling. Sedangkan untuk tanaman kentang pengambilan sampel dilakukan dengan metode sensus yakni semua jumlah
populasi 15 orang dijadikan sampel Hasan, 2002.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara secara langsung
kepada responden yakni petani bawang prei, wortel dan kentang di Desa Merdeka Kecamatan Merdeka dengan menggunakan daftar pertanyaan kuisioner. Dan data
sekunder yang diperoleh dari instansi atau kantor dinas yang terkait dengan penelitian seperti dinas pertanian dan badan pusat statistik.
3.4 Metode Analisis Data UntukmenjawabIdentifikasi masalah yang pertama, pendapatan
usahatani merupakan selisih antara penerimaan dengan semua biaya yang dikeluarkan selama melakukan kegiatan usahatani. Pendapatan suatu usahatani dapat
dihitung dengan rumus berikut :
Pd = TR – TC
Keterangan : Pd
= Pendapatan bersih usahatani Rp TR
= Total penerimaan usahatani Rp TC
= Total biaya usahatani Rp Menurut Suratiyah 2009, pendapatan kotor atau penerimaan TR dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
TR = Y . Py
Keterangan : TR = Pendapatan kotor penerimaan usahatani Rp
Y = Jumlah produksi Kg
Py = Harga produksi Rp Kg
Biaya total TC merupakan penjumlahan dari seluruh biaya yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap yang dikeluarkan untuk menghasilkan output. Biaya produksi
usahatani dihitung dengan rumus berikut ini :
TC = FC + VC
Keterangan : TC = Total Biaya Rp
FC = Biaya Tetap Rp
VC = Biaya Variabel Rp
Setelah pendapatan ketiga komoditi yakni, bawang prei, wortel dan kentang maka perlu dilakukan perbandingan antara pendapatan usahatani bawang prei dengan
pendapatan usahatani wortel dan perbandingan antara pendapatan usahatani bawang prei dengan pendapatan usahatani kentang. Perbandingan ini dilakukan dengan
menggunakan uji beda rata-rata untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara pendapatan usahatani bawang prei dibandingkan dengan pendapatan usahatani wortel
dan pendapatan usahatani kentang dibandingkan dengan pendapatan usahatani bawang prei.
Kriteria uji: Signifikansi t
α 0,05 : maka terima H0 tolak H1 yaitu tidak ada perbedaan Signifikansi t α 0,05 : maka tolak H0 terima H1 yaitu ada perbedaan
Universitas Sumatera Utara
Untuk menjawabIdentifikasi masalah yang kedua,dengan analisis kelayakan
usahatani yaitu menganalisisBreak Event Point BEP, Return Cost Ratio RC dan Benefit Cost RatioBC.
Break Event Point BEP merupakan suatu keadaan impas atau keadaan kembali modal sehingga usaha tidak untung dan tidak rugi atau hasil penjualan sama dengan
biaya yang dikeluarkan. Ada dua perhitungan yaitu produksi dan harga. Ketentuan yang digunakan adalah apabila laba rugi suatu usaha = 0
��� �������� = ��� ����������
����� ����
��� ����� = ����� ����� ��������
����� ������� RC adalah singkatan dari Return Cost Ratio, atau dikenal dengan perbandingan atau
nisbah antara penerimaan dan biaya. Secara sistematika dapat ditulis :
a = {Py.Y FC + VC }
Keterangan : a = RC
R = Py.Y C = FC + VC
RC 1 , usahatani tidak layak diusahakan RC 1 , usahatani layak diusahakan
Analisis benefit – cost ratioBC ini pada prinsipnya sama dengan analisis RC, hanya saja pada analisis BC data yang dipentingkan adalah besarnya manfaat. secara
sistematika dapat ditulis :
Universitas Sumatera Utara
�� = ����������
����� �������� ��
Keterangan : BC 1 , usahatani tidak layak diusahakan
BC 1 , usahatani layak diusahakan
Untuk menjawab identifikasi masalah yang ketiga yaitu risiko produksi dan risiko
harga dari tanamanbawang prei , wortel dan kentang dan digunakan analisis risiko. Untuk mengetahui risiko produksi, resiko hargadan resiko pendapatandapat dihitung
dengan cara :
1. Ragam
Menurut Hernanto 1993, untuk mengukur risiko secara statistik, dipakai ukuran ragam variance atau simpangan baku standard deviation. Ragam dapat
dihitung dengan rumus : V
α
2
= ∑ Q-Q
i 2
n-1 Keterangan :
Vα
2
: Ragam Variance Q
: Hasil Produksi KgHa, Harga RpKg, Pendapatan RpKg Usahatani.
Q
i
: Hasil Produksi Rata – Rata KgHa, Harga Rata – Rata RpKg, Pendapatan Rata – Rata Usahatani RpKg.
N : Jumlah Sampel Petani
Simpangan baku standard deviation dapat dihitung dengan rumus :
V α = �Vα
2
Universitas Sumatera Utara
Semakin tinggi nilai ragam Vα
2
dan simpangan baku Vα , maka semakin tinggi pula tingkat risiko.
2. Koefisien Variasi KV
Menurut Hernanto 1993, koefisien variasi merupakan perbandingan dari risiko yang harus ditanggung dengan besarnya produksi.
KV= V
α Q
i
Keterangan : KV
: Koefisien Variasi V
: Simpangan Baku Q
i
: Hasil Produksi Rata – Rata KgHa, Harga Rata – Rata RpKg,
Pendapatan Rata – Rata RpKg Koefisien variasi merupakan indikator yang sangat tepat untuk mengukur
resiko. Maka dari itu semakin besar nilai koefisien variasi maka resiko semakin besar namun semakin kecil nilai koefisien variasi maka resiko yang diterima petani juga
akan semakin kecil.
3. Batas Bawah Hasil Tertinggi L
Batas bawah hasil tertinggi merupakan nilai hasil produksi yang paling rendah yang mungkin diterima. Apabila nilainya kurang dari nol, maka
kemungkinan besar akan mengalami kerugian. Batas bawah hasil tertinggi dapat dihitung dengan rumus :
Universitas Sumatera Utara
L=Q
i
-2V
α
Keterangan : L
: Batas Bawah Hasil Tertinggi Q
i
: Hasil Produksi Rata – Rata KgHa, Harga Rata – Rata RpKg, Pendapatan Rata – Rata RpKg
Vα : Simpangan Baku
3.5 Definisi dan Batasan Operasional 3.5.1 Definisi