3 Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Adapun distribusi penduduk menurut mata pencaharian di Desa Merdekaadalah:
Tabel 5. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Merdeka Tahun 2015
No. Mata Pencaharian
Jumlah Jiwa
Persentase
1 Karyawan
23 2,18
2 Wiraswasta
35 3,33
3 Pertukangan
12 1,14
4 Petani
820 78,02
5 Buruh Tani
134 12,75
6 Pensiunan
27 2,56
Jumlah 1051
100
Sumber : Kantor Kepala Desa MerdekaTahun 2015 Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa sebagian besar penduduk di Desa Merdeka
bermata pencaharian sebagai petani yaitu sebanyak 820jiwa dengan persentase 78,02 . Selain itu, masayarakat di desa banyak bermata pencarian sebagai Buruh Tani
yang diketahui sebanyak 134jiwa dengan persentase sebesar 12,75 . Mata pencaharian yang terbanyak yang lainnya adalah wiraswasta sebanyak 35 jiwa
dengan presentase 3.3 , pensiunan sebanyak 27 jiwa dengan presentase 2,56, karyawan sebanyak 3 jiwa dengan presentase 2,18, dan yang paling sedikit adalah
mata pencaharian pertukangan yaitu hanya sebanyak 12 orang dengan presentase 1,14 .
4.3 Sarana Dan Prasarana
Terdapat sarana dan prasarana seperti prasarana ekonomi, pendidikan, keamanan, kesehatan, peribadatan, dan sosial yang mendukung perkembangan sumber daya
manusia yang terdapat di Desa Merdeka. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel 6.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6. Sarana Dan Prasarana Desa Merdeka Tahun 2015 No.
Sarana Dan Prasarana Jumlah Limit
1 Kantor Kepala Desa
1 Balai Desa
1 Kamar Mandi Umum
2 B.P.U
2 Sekolah Dasar
1 Mesjid
1 Gereja
2 2
Lapangan Volley 1
Lapangan Bulutangkis 1
Tennis Meja 1
3 Jalan Dusun
4 Jalan Desa
1 Jalan Ekonomi
5 Jalan Kabupaten
1 4
Pemilikan Telepon 42
Pemilikan TV 253
Pemilikan Pesawa Radio 203
Pemilikan Antena Parabola 240
5 Sepeda
75 Sepeda Motor
35 Gerobak
10 Oplet
45 Mobil Pribadi
43 6
Motel 1
Rumah Permanen 53
Rumah Semi Permanen 235
Rumah Non Permanen 42
Jumlah 1301
Sumber : Kantor Kepala DesaMerdekaTahun, 2015
Universitas Sumatera Utara
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Perbandingan Pendapatan Bersih Usahatani Bawang Prei Dengan Usahatani Wortel Dan Kentang
5.1.1 Biaya Produksi
Biaya produksi usahatani adalah seluruh biaya usahatani yang dikeluarkan oleh petani dalam menghasilkan produk pertanian untuk setiap musim tanam yang terdiri
dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap fixed cost umumnya diartikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun output
yang diperoleh banyak atau sedikit.Biaya tetap terdiri dari biaya penyusutan peralatan dan gudang, biaya sewa lahan, dan biaya PBB. Biaya produksi tetap
merupakan hasil penjumlahan dari biaya penyusutan peralatan dan gudang, biaya sewa lahan, dan biaya PBB. Biaya variabel terdiri dari biaya sarana produksi dan
biaya tenaga kerja, biaya transportasi pasca panen, dan sewa traktor. Biaya produksi variabel merupakan hasil penjumlahan dari biaya sarana produksi,biaya tenaga kerja,
biaya transportasi pasca panen, dan sewa traktor. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada petani bawang prei, wortel dan
kentang di Desa Merdeka, Kec. Merdeka, Kab. Karo, diketahui bahwa besarnya iuran sewa lahan sebesar Rp 15.000.000HaTahun, biaya PBB sebesar Rp
20.000Hatahun dan biaya sewa traktor sebesar Rp 1.500.000HaTahun.
34
Universitas Sumatera Utara
Adapun rincian mengenai komponen biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani wortel, bawang prei dan kentang dapat dilihat pada Tabel 7 berikut.
Tabel 7.Rata – Rata Total Biaya Produksi UsahataniWortel, Bawang Prei Dan Kentang Per HaMusim Tanam
No .
Jenis Biaya
Produksi Wortel
Bawang Prei Kentang
Jumlah Rp Persentase
Jumlah Rp
Persentase Jumlah
Rp Persentase
1 Biaya
Tetap a. Biaya
Sewa Lahan
1.155.556 7,11
1.400.000 5,62
1.000.000 2,56
b. Biaya Penyusutan
937.374 5,77
844.832 3,39
1.521.593 3,89
c. Biaya PBB
24.611 0,15
13.022 0,05
20.667 0,05
Jumlah 2.117.541
13,03 2.257.854
9,06 2.542.260
6,50
2 Biaya
Variabel a. Biaya
Sarana Produksi :
- Biaya
Benih 3.332.026
20,50 1.413.333
5,67 6.157.471
15,75 -
Biaya Pupuk
3.361.015 20,68
7.619.786 30,59
8.497.861 21,74
- Biaya
Obat - obatan
426.824 2,63
1.058.059 4,25
5.816.352 14,88
b. Biaya Tenaga
Kerja 5.005.995
30,80 8.573.238
34,42 11.105.529
28,41 c. Biaya
Sewa Traktor
770.588 4,74
552.778 2,22
- 0,00
d. Biaya Transporta
si 1.155.556
7,11 3.082.222
12,37 4.965.993
12,71 e. Biaya
Panen 84.444
0,52 350.883
1,41 -
Jumlah 14.136.448
86,97 22.650.299
90,94 36.543.206
93,50 Total
Biaya TC
16.253.989 100
24.908.153 100
39.085.466 100
Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 7 Tahun 2016
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 7 di atas dapat dilihat bahwa usahatani bawang prei memerlukan biaya produksi yang sedang dibandingkan dengan ketiga usahatani. Pada biaya produksi
bawang prei yang paling besar adalah untuk biaya tenaga kerja yaitu sebesar 34.42 dari total biaya produksi, biaya pupuk yaitu 30,59 dari total biaya produksi dan
transportasi yaitu 12,37 dari total biaya produksi. Biaya tenaga kerja besar dikarenakan tanaman bawang prei umunya disemprot 2 kali seminggu sehingga
penggunaan tenaga kerja dibutuhkan lebih banyak dan untuk pemanenan sebagian petani mau melelang hasil panennya namun tak jarang petani menjual langsung hasil
panennya. Hal ini mengakibatkan adanya biaya transportasi yang harus dikeluarkan oleh petani.
Pada usahatani wortel biaya yang paling besar digunakan adalah untuk biaya tenaga kerja yaitu sebesar 30,80 dari total biaya produksi, biaya pupuk yaitu 20,68 dari
total biaya produksi dan biaya benih yakni 20,50 dari total biaya produksi. Walaupun persentase dari biaya tenaga kerja besar, namun apabila dibandingkan
dengan usahatani bawang prei dan usahatani kentang biaya tenaga kerja usahatani wortel yang paling kecil. Hal ini disebabkan adanya penekanan biaya tenaga kerja
pada penyemprotan dan pemanenan. Pemanenan umumnya dilakukan dengan sistem lelang sehingga semua biaya pemanenan ditanggung oleh pihak pembeli
Total biaya produksi usahatani yang paling besar adalah untuk usahatani kentang. Adapun yang mempengaruhi besarnya total biaya produksi adalah biaya tenaga kerja
yaitu sebesar 28,41 dari total biaya produksi. Biaya pupuk yaitu 21,47 dari total biaya produksi dan biaya benih yakni 15,75 dari total biaya produksi. Besarnya
biaya tenaga kerja dikarenakan penyemprotan yang dilakukan sekali seminggu dan pemanenan tidak menggunakan sistem lelang seperti usahatani yang lain.
Universitas Sumatera Utara
5.1.2 Penerimaan dan Pendapatan
Indikator keberhasilan suatu usahatani dapat dilihat dari besarnya pendapatan yang diperoleh oleh petani. Usahatani dikatakan menguntungkan apabila jumlah
penerimaan yang diperoleh lebih besar dibandingkan biaya yang dikeluarkan. Dimana nilai rata-rata total biaya, penerimaan dan pendapatan usahatani dianalisis
per luas lahan petani dan per hektar. Analisis per hektar dimaksudkan untuk membandingkan nilai pendapatan antar komoditi dan produktivitas lahan dengan
daerah lain. Adapun rincian mengenai nilai rata-rata total biaya,penerimaan dan pendapatan yang
dianalisis per luas lahan petani dan per hektar pada usahatani wortel, bawang prei dan kentang dapat dilihat pada Tabel 8 berikut.
Tabel 8. Rata – Rata Biaya Produksi, Penerimaan dan Pendapatan Usahatani Wortel dan Usahatani Bawang Prei dan Usahatani Kentang Per Ha
Uraian Satuan
Usahatani Wortel
Usahatani Bawang Prei
Usahatani Kentang
Biaya Produksi Rp
16.253.989 24.908.153
39.085.466 Penerimaan
Harga RpKg
1.930 3.637
4.740 Produksi
Kg 32.096
25.356 16.278
Penerimaan Rp
61.945.280 92.220.935
77.159.798 Pendapatan
Rp 45.691.357
67.312.832 38.074.332
Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 8 Tahun 2016 Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa pendapatan yang paling besar adalah
pendapatan usahatani bawang prei. Hal ini dikarenakan harga jual bawang prei lebih tinggi daripada wortel. Walaupun produksi wortel lebih besar daripada bawang prei
namun harga jual dari tanaman wortel lebih kecil dibandingkan tanaman bawang prei. Hal ini menjadi salah satu faktor penyebab tingginya pendapatan usahatani
bawang prei.
Universitas Sumatera Utara
Pendapatan usahatani kentang adalah yang paling sedikit. Meskipun harga jual kentang lebih tinggi namun produksi kentang masih lebih rendah daripada produksi
wortel dan bawang prei. Selain itu biaya produksi kentang yang tinggi menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya pendapatan usahatani kentang.
5.1.3 Hasil Uji Beda Rata-Rata Pendapatan Usahatani Tabel 9. Uji Beda Rata-Rata Pendapatan Usahatani Bawang Prei Dibandingkan
Dengan Usahatani Wortel No
Uraian Pendapatan Rata-Rata
Sig
1 Usahatani Bawang Prei
67.312.832 0,523
2 Usahatani Wortel
45.691.357 Sumber : Analisis Hasil Primer Lampiran 13 Tahun 2016
Karena nilai signifikan 0,523 lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan pendapatan antara pendapatan usahatani bawang prei dengan pendapatan
usahatani wortel, maka H diterima.
Tabel 10. Uji Beda Rata-Rata Pendapatan Usahatani Bawang Prei Dibandingkan dengan Usahatani Kentang
No Uraian
Pendapatan Rata-Rata Sig
1 Usahatani Bawang Prei
67.312.832 0,312
2 Usahatani Kentang
38.074.332 Sumber : Analisis Hasil Primer Lampiran 13 Tahun 2016
Karena nilai signifikan 0,587 lebih besar dari 0.05 maka disimpulkan tidak ada perbedaan antara pendapatan usahatani bawang prei dengan pendapatan usahatani
kentang, maka H diterima.
Dengan demikian, hipotesis 1 pendapatan usahatani bawang prei lebih besar daripada pendapatan usahatani wortel dan kentang diterima.
5.2 Analisis Kelayakan