merupakan besarnya fluktuasi keuntungan yang mungkin diperoleh atau merupakan risiko yang ditanggung petani. Selain itu penentuan batas bawah sangat penting
dalam pengambilan keputusan petani untuk mengetahui jumlah hasil terbawah di bawah tingkat hasil yang diharapkan. Batas bawah keuntungan L menunjukkan
nilai nominal keuntungan terendah yang mungkin diterima oleh petani Kadarsan, 1995.
2.3 Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian Eva Situmorang 2011 Analisis Usahatani Bawang Prei dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga Studi Kasus : Desa Jaranguda,
Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karodisimpulkan bahwa usahatani bawang prei layak diusahakan karena nilai rataan BEP produksi dan harga masing - masing
sebesar 2.776 Kg rante produksi dan Rp 2.108KgHa. Rataan nilai RC ratio adalah 4,01. Rataan pendapatan petani wortel adalah sebesar
Rp 74.139.506Hamusim tanam dan pendapatan ini meningkatkan pendapatan keluarga. Usahatani di daerah penelitian mempunyai prospek yang baik untuk
dikembangkan. Hasil penelitian Jevri Maradong Purba 2008 Prospek Pengembangan Usahatani
Wortel Studi Kasus di Desa Sukadame, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo disimpulkan bahwa usahatani wortel layak diusahakan karena nilai rataan BEP
pendapatan, produksi dan harga masing - masing sebesar Rp.118.116,82Ha produksi, 168,74 Kg Ha, Rp.372,92KgHa. Rataan nilai RC ratio adalah 1,88.
Rataan pendapatan petani wortel adalah sebesar Rp.3.975.879,30Hamusim tanam dan pendapatan ini meningkatkan pendapatan keluarga. Usahatani di daerah
penelitian mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian Eva Situmorang 2011 Analisis Usahatani Bawang Prei dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga Studi Kasus : Desa Jaranguda,
Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karodisimpulkan bahwa usahatani bawang prei layak diusahakan karena nilai rataan BEP produksi dan harga masing - masing
sebesar 2.776 Kg rante produksi dan Rp 2.108KgHa. Rataan nilai RC ratio adalah 4,01. Rataan pendapatan petani wortel adalah sebesar
Rp 74.139.506Hamusim tanam dan pendapatan ini meningkatkan pendapatan keluarga. Usahatani di daerah penelitian mempunyai prospek yang baik untuk
dikembangkan. Menurut Syarifah Maryam dan Suprapti 2008 dalam penelitian yang berjudul
Resiko Ekonomi Usahatani Pepaya Varietas Thailand dan Hawaii diperoleh nilai koefisien variasi KV pepaya varietas Thailand lebih tinggi dibandingkan varietas
Hawaii 23,44 2,16 , yang berarti usahatani pepaya Thailand akan mengalami risiko produksi lebih besar di masa akan datang dibandingkan pepaya Hawaii.
Sedangkan dari segi risiko harga, harga jual varietas Thailand cenderung fluktuatif dibandingkan varietas Hawaii dimana koefisien variasi varietas Thailand sebesar
1,84 sedangkan varietas Hawaii lebih kecil yaitu sebesar 0,83. Dan untuk risiko pendapatannya, nilai koefisien variasi dari mengusahakan pepaya Thailand sebesar
5,84 sedangkan pepaya Hawaii 2,80. Dengan kata lain, petani akan mengalami masalah ketidakpastian pendapatan di masa akan datang.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Kerangka Pemikiran