Landasan Teori Analisis Kelayakan dan Resiko Usahatani Bawang Prei Dibandingkan Dengan Sayuran Lainnya (Studi Kasus: Desa Merdeka, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo)

pertumbuhan, pembentukan umbi dan bunga kentang. Kentang diusahakan pada daerah dengan ketinggian 500-3000 m dpl dengan suhu 20-24 ˚C pada siang hari dan 8-12 ˚C pada malam hari. Dengan curah hujan 200 -300 mm. Intensitas cahaya matahari sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi kentang. Tanaman kentang tumbuh pada tanah dengan pH 5-6, struktur tanah yang halus, gembur dan berdrainase baik Rubatzky dan yamaguchi, 1995.

2.2 Landasan Teori

Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal sehingga memberi manfaat yang sebaik-baiknya. Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi selektif dan seefisien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin. Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana mengusahakan dan mengkoodinir faktor produksi seperti lahan dan alam sekitar sebagai modal agar memberikan manfaat yang baik Suratiyah, 2009. Usahatani bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan budidaya yang dilakukan dan sebagai bahan evaluasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan usaha Sriyanto, 2010.

2.2.1 Biaya

Menurut Rahardja dan Mandala 2006, biaya produksi merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan dalam melakukan kegiatan produksi. Biaya total TC sama dengan biaya tetap FC yang ditambah dengan biaya variabel VC. Universitas Sumatera Utara TC = FC + VC Dimana : TC = Total Cost Biaya Total FC = Fixed Cost Biaya Tetap VC = Variabel Cost Biaya Variabel Biaya total total cost merupakan jumlah biaya variable dan jumlah biaya tetap per usahatani dengan satuan Rp. Biaya tetap fixed cost merupakan biaya yang besarnya tidak tergantung pada jumlah produksi, contohnya biaya barang modal, gaji pegawai, bunga pinjaman, pajak,sewa tanah, alat pertanian bahkan pada saat perusahaan tidak berproduksi Q = 0, biaya tetap harus dikeluarkan dalam jumlah yang sama. Biaya variabel variable cost adalah biaya yang besarnya tergantung pada tingkat produksi, contohnya upah buruh tidak tetap, pupuk, bibit, pestisida, dan sarana produksi lainnya yang dibutuhkan selama kegiatan usahatani berlangsung. Biaya variabel yang dikeluarkan sesuai dengan volume usahatani yang sedang dilakukan. Jadi apabila tidak dilakukan kegiatan usahatani maka tidak ada biaya variabel yang harus dikeluarkan Soekartawi, 1995.

2.2.2 Penerimaan

Penerimaan dalam usahatani merupakan total produksi dikali harga produksi tersebut. Penerimaan tunai dalam usahatani merupakan nilai uang yang diterima dari penjualan produk usahatani tidak mencakup pinjaman uang serta tidak dihitung nilai produk yang dikonsumsi sendiri Soekartawi, 2011. Menurut Soekartawi 1994, penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan ini dapat ditulis sebagai berikut : TR = Y. Py Universitas Sumatera Utara Keterangan : TR = Total Penerimaan Rp Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani Rp Py = Harga Y Rp Produksi dalam usahatani adalah proses mengkombinasikan dan mengolah sarana produksi input menjadi komoditi yang dihasilkan output. Teknologi produksi terkait dengan input dan output. Kuantitas tertentu suatu input dibutuhkan untuk memproduksi komoditi tertentu. Sebagian besar output biaya diproduksi dengan sejumlah teknik yang berbeda. Baik dalam bentuk teknologi padat karya maupun teknologi padat modal. Metode produksi optimal adalah metode produksi yang mminimalkan biaya. Harga adalah satuan nilai yang diberikan pada suatu komoditi sebagai informasi kontraprestasi dari produsenpemilik komoditi. Dalam teori ekonomi disebutkan bahwa harga suatu barang atau jasa yang pasarnya kompetitif, maka tinggi rendahnya harga ditentukan oleh permintaan dan penawaran pasar Case dan Fair, 2006. Harga merupakan salah satu faktor penting dalam produksi pertanian karena sangat berpengaruh terhadap petani produsen. Semakin tinggi harga yang ditawarkan untuk hasil usahataninya, petani akan giat meningkatkan produksinya untuk memenuhi permintaan pasar Sudjarmoko, 1999.

2.2.3 Pendapatan

Pendapatan usahatani merupakan ukuran penghasilan yang diterima oleh petani dari usahataninya. Dalam analisis usahatani, pendapatan petani digunakan sebagai indikator penting karena merupakan sumber utama dalam mencukupi kebutuhan Universitas Sumatera Utara hidupsehari-hari. Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya produksi, baik produksi yang tidak tetap maupun biaya produksi tetap Kindangen, 2000. Menurut Soekartawi 1994 pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya, jadi : Pd = TR – TC Pd = Pendapatan Usahatani TR = Penerimaan Rp TC = Total Biaya Rp Masalah pokok yang dihadapi petani adalah rendahnya tingkat pendapatan akibat produktivitas tanaman rendah, harga jual produk yang fluktuatif, belum efisiennnya proses produksi serta naiknya biaya produksi Sudjarmoko, 1999.

2.2.4 Kelayakan Usahatani

Analisis kelayakan mempunyai arti penting bagi perkembangan dunia usaha. Gagalnya usahatani dan bisnis rumah tangga pertanian merupakan bagian dari tidak diterapkannya studi kelayakan dengan benar. Secara teoritis, jika setiap usahatani didahului analisis kelayakan yang benar, resiko kegagalan dan kerugian dapat dikendalikan dan diminimalkan sekecil mungkin Subagyo, 2007. Dalam meninjau apakah usahatani tersebut layak atau tidak layak maka dapat dilakukan dengan melakukan analisis keseimbangan, analisis RC, dan analisis BC. Analisis keseimbangan atau yang biasa disebut dengan Analisis Break Event Point BEP adalah salah satu analisis untuk mempelajari hubungan anatara penjualan, Universitas Sumatera Utara biaya dan laba. Break event adalah keadaan tanpa rugi. Analisis Break Event Point ini mempelajari pengaruh timbal balik antara pendapatan, biaya dan laba. Menurut Suratiyah 2009, dengan analisis BEP ini petani dapat merencanakan sesuatunya karena hal berikut: 1. Dapat dihitung berapa produksi kg yang harus dicapai agar petani memperoleh keuntungan atau dengan kata lainnya BEP Produksi. Usahatani dikatakan layak apabila jumlah produksi lebih besar daripada BEP produksi. 2. Dapat dihiting berapa harga jual RpKg agar petani untung atas total biaya produksi atau untung dari total biaya produksi yang telah dikeluarkan oleh petani aau dengan kata lainya BEP Harga. Usahatani dikatakan layak apabila harga wortel lebih tinggi daripada BEP harga. Analisis RC Return Cost Ratio adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui tingkat penerimaan total biaya. Maka dari itu analisis RC merupakan perbandingan antara penerimaan dan total biaya per usahatani. Secara teoritis dengan rasio RC = 1, artinya tidak untung dan tidak rugi. Maka usahatani akan dikatakan layak apabila nilai RC 1. Analisis benefit – cost ratio BC ini pada prinsipnya sama dengan analisis RC , hanya saja pada analisis BC data yang dipentingkan adalah besarnya manfaat. Kriteria yang dipakai adalah suatu usahatani dikatakan memberi manfaat kalau BC 1 Soekartawi, 1995. Universitas Sumatera Utara Apabila analisis kelayakan merekomendasikan usahatani yang dikerjakan tidak layak maka perlu diperhatikan apakah ketidaklayakan berasal dari aspek produksi, manajemen dan keuangan yang masih dapat diperbaiki Subagyo, 2007.

2.2.5 Resiko Usahatani

Manajemen resiko merupakan usaha untuk mengetahui, menganilisis, serta mengendalikan resiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk memperolehh efektifitas dan efisiensi yang lebih tinggi. Resiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadi akibat buruk kerugian yang tidak diinginkan atau tidak terduga. Dengan kata lain kemungkinan itu sudah menunjukkan adanya ketidakpastian. Ketidakpastian itu merupakan kondisi yang menyebabkan terjadinya resiko Darmawi, 1994. Penilaian risiko dengan menggunakan nilai variance dan standard deviation merupakan ukuran yang absolut dan tidak mempertimbangkan risiko dalam hubungannya dengan hasil yang diharapkan expected return. Hasil keputusan yang tepat dalam menganalisis risiko suatu kegiatan usaha harus menggunakan perbandingan dengan satuan yang sama. Coefficient variation merupakan ukuran risiko yang dapat membandingkan dengan satuan yang sama dengan mempertimbangkan risiko yang dihadapi untuk setiap return yang diperoleh baik berupa pendapatan, produksi atau harga. Pengukuran risiko secara statistik dilakukan dengan menggunakan ukuran ragam variance atau simpangan baku standard deviation. Kedua cara ini menjelaskan risiko dalam arti kemungkinan penyimpangan pengamatan sebenarnya disekitar nilai rata-rata yang diharapkan. Besarnya keuntungan yang diharapkan menggambarkan jumlah rata-rata keuntungan yang diperoleh petani, sedangkan simpangan baku V Universitas Sumatera Utara merupakan besarnya fluktuasi keuntungan yang mungkin diperoleh atau merupakan risiko yang ditanggung petani. Selain itu penentuan batas bawah sangat penting dalam pengambilan keputusan petani untuk mengetahui jumlah hasil terbawah di bawah tingkat hasil yang diharapkan. Batas bawah keuntungan L menunjukkan nilai nominal keuntungan terendah yang mungkin diterima oleh petani Kadarsan, 1995.

2.3 Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Analisis Usahatani Bawang Prei dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga (Studi Kasus : Desa Jaranguda, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo)

54 160 104

Analisis Kelayakan Usahatani Wortel (Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara)

28 165 111

Analisis Perbandingan Pemasaran Bawang Daun/Prei Dan Kol/Kubis (Studi kasus : Desa Jaranguda kec. Merdeka dan Desa Raya Kec. Berastagi )

2 37 95

PERSEPSI MASYARAKAT DESA MERDEKA KECAMATAN MERDEKA KABUPATEN KARO TERHADAP CERITA RAKYAT KARO BEGU GANJANG KAJIAN RESEPSI SASTRA.

0 5 23

Analisis Kelayakan dan Resiko Usahatani Bawang Prei Dibandingkan Dengan Sayuran Lainnya (Studi Kasus: Desa Merdeka, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo)

0 0 14

Analisis Kelayakan dan Resiko Usahatani Bawang Prei Dibandingkan Dengan Sayuran Lainnya (Studi Kasus: Desa Merdeka, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo)

0 0 1

Analisis Kelayakan dan Resiko Usahatani Bawang Prei Dibandingkan Dengan Sayuran Lainnya (Studi Kasus: Desa Merdeka, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo)

0 0 5

Analisis Kelayakan dan Resiko Usahatani Bawang Prei Dibandingkan Dengan Sayuran Lainnya (Studi Kasus: Desa Merdeka, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo)

0 0 14

Analisis Kelayakan dan Resiko Usahatani Bawang Prei Dibandingkan Dengan Sayuran Lainnya (Studi Kasus: Desa Merdeka, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo)

0 0 2

Analisis Kelayakan dan Resiko Usahatani Bawang Prei Dibandingkan Dengan Sayuran Lainnya (Studi Kasus: Desa Merdeka, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo)

0 0 84