Kesimpulan Saran Tinjauan Pustaka .1 Bawang Prei

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pendapatan rata-rataHa usahatani bawang prei lebih besar dibandingkan dengan pendapatan rata-rata Ha usahatani wortel dan pendapatan rata-rataHa usahatani kentang. 2. Usahatani bawang prei, usahatani wortel dan usahatani kentang secara ekonomi layak untuk diusahakan. 3. Dari ketiga usahatani yang memiliki nilai resiko produksi, resiko harga dan resiko pendapatan tertinggi adalah usahatani wortel

6.2 Saran

1. Kepada Petani Untuk petani wortel, dikarenakan resiko produksi usahatani wortel tinggi maka diperlukan perhatian yang lebih untuk penggunaan input yakni pestisida dan bibit yang tahan hama penyakit agar dapat meminimalisir resiko produksi. Dan untuk petani bawang prei agar petani memilih metode penjualan yang lebih baik agar dapat meningkatkan pendapatan. 2. Kepada Pemerintah Perlu adanya peran aktif pemerintah untuk mensosialisasikan bibit wortel yang tahan terhadap penyakit sehingga petani dapat menghasilkan produk yang aman buat kesehatan dan baik untuk lingkungan. 45 Universitas Sumatera Utara 3. Kepada Peneliti Selanjutnya Diharapkan peneliti selanjutnya melakukan penelitian lebih lanjut terhadap factor factor yang mempengaruhi produksi wortel dan factor-faktor yang mempengaruhi harga dan pendapatan bawang prei . Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Bawang Prei Bawang prei merupakan tanaman semusim yang berbentuk seperti rumput. Sistem perakarannya termasuk dalam akar serabut yang terpencar kesemua arah pada kedalaman 15-30 cm. Perkembangbiakan tanaman ini adalah merumpun, yakni membentuk anak-anakan yang baru. Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang dan pipih tidak berlubang. Panjang daun sangat bervariasi tergantung dengan penggunaan bibit dan kesuburan tanahnya Rukmana, 1995. Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya berbentuk talang. Pelepahnya cukup panjang, tidak berbentuk umbi, hanya batang semunya dibagian bawah agak membengkak. Usahatani bawang prei perlu didukung dengan teknik bercocok tanam yang baik, bibit yang berkualitas dan penggunaan pupuk dan pestisida yang efektif dan efisien Rismunandar, 1989. Batang semu berbentuk dan tersusun dari pelepah daun yang saling menutupi. Bagian batang yang tertimbun tanah umumnya berwarna putih bersih, sedangkan batang semu dipermukaan tanah berwarna hijau keputih putihan. Sifat hidup tanaman ini merumpun, yakni membentuk anakan-anakan yang baru Rukmana, 1995. Pemanenan bawang prei dilakukan dengan cara mencabut seluruh rumpun tanaman atau membongkarnya dengan menggunakan alat bantu. Waktu pemanenan yang baik 6 Universitas Sumatera Utara adalah pada pagi hari atau pada sore hari ketika hari cerah Cahyono, 2005.

2.1.2 Wortel

Tanaman wortel berbentuk seperti rumput, batangnya sangat pendek, sehingga tidak tampak. Susunan daunnya berbentuk roset dan mengumpul dipangkal batang, daunnnya beraroma harum. Akar tanaman ini sebenarnnya akar tunggang, tetapi akar tunggang ini membesar dan menjadi umbi. Umbi berfungsi sebagai gudang penyimpan cadangan makanan Duryatmo,2006. Wortel Daucus carota termasuk dalam family Umbelliferae yang anggotanya mempuyai bunga berbentuk payung. Tanaman wortel yang dibudidayakan jarang berbunga karena sebelum bunga muncul, umbi wortel telah dipanen. Umbi wortel sebenarnya adalah akar tunggang yang menebal dan berisi cadangan makanan. Mulanya akar ini berwarna putih, kemudian berubah menjadi kuning pucat dan akhirnya menjadi oranye tua. Bentuk dan ukuran umbi ini tergantung dari varietas, kesuburan tanah, iklim dan hama penyakit Pracaya, 2002. Tanaman wortel membentuk daun roset dan akar tunggang lumbung besar berdaging selama tahun pertama. Batangnya yang sangat tertekan dan pada pertumbuhan tahun pertama tinggi daun 25 – 60 cm. Daun yang muncul dari batang memiliki tangkai daun yang panjang yang membesar, dan lir-upih pada pangkal lekatannya. Tanaman yang mempunyai tajuk besar umunya menghasilkan akar yang besar, tetapi memerlukan waktu pertumbuhan yang lebih lama. Sedangkan, kultivar bertajuk kecil menghasilkan akar yang kecil tetapi periode pertumbuhan lebih singkat Rubatzky dan Yamaguchi, 1998. Universitas Sumatera Utara Panen wortel tidak ditentukan oleh fase kematangan yang jelas. Pada berbagai musim tanaman sering dipanen sebelum mencapai ukuran umbi yang di harapkan atau sebelum diperoleh hasil yang maksimal. Periode penanaman hingga panen dapat berlangsung kurang dari 70 hari atau lebih dari 150 hari. Pemanenan dapat dilakukan dengan tangan tradisional dan dapat juga dilakukakan dengan mesin Rubatzky dan Yamaguchi, 1998.

2.1.3 Kentang

Kentang Solanum tuberosum L. termasuk jenis tanaman sayuran semusim, berumur pendek dan berbentuk perdu atau semak. Kentang termasuk tanaman semusim karena hanya satu kali berproduksi dan setelah itu mati. Umurnya relatif pendek, hanya 90- 180 hari. Tanaman kentang dapat tumbuh tegak mencapai ketinggian 0,5-1,2 meter, tergantung varietasnya Budi Samadi, 2007. Meski kentang sudah biasa ditanam petani di dataran tinggi, untuk memperoleh umbi yang optimal, dalam penanaman kentang di dataran tinggi dibutuhkan kesiapan yang matang sebelum memulai menaman kentang . Pada dasarnya, untuk menanam kentang di dataran tinggi yang harus disiapkan dengan seksama adalah : 1 Penyiapan lahan; 2 Penyiapan pupuk kandang; 3 Penyediaan benih umbi bertunas; 4 Penyediaan pupuk buatan dan pestisida; dan 5 Penanaman. Umbi kentang yang sudah ditanam itu perlu dipelihara sebagaimana mestinya supaya pertumbuhannya optimal sehingga umbi kentang yang diperoleh nantinya seperti apa yang diharapkan Rubatzky dan yamaguchi, 1995. Keadaan iklim sangat berpengaruh terhadap budidaya tanaman kentang. Suhu yang tinggi, keadaan berawan dan kelembaban udara yang rendah menghambat Universitas Sumatera Utara pertumbuhan, pembentukan umbi dan bunga kentang. Kentang diusahakan pada daerah dengan ketinggian 500-3000 m dpl dengan suhu 20-24 ˚C pada siang hari dan 8-12 ˚C pada malam hari. Dengan curah hujan 200 -300 mm. Intensitas cahaya matahari sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi kentang. Tanaman kentang tumbuh pada tanah dengan pH 5-6, struktur tanah yang halus, gembur dan berdrainase baik Rubatzky dan yamaguchi, 1995.

2.2 Landasan Teori

Dokumen yang terkait

Analisis Usahatani Bawang Prei dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga (Studi Kasus : Desa Jaranguda, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo)

54 160 104

Analisis Kelayakan Usahatani Wortel (Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara)

28 165 111

Analisis Perbandingan Pemasaran Bawang Daun/Prei Dan Kol/Kubis (Studi kasus : Desa Jaranguda kec. Merdeka dan Desa Raya Kec. Berastagi )

2 37 95

PERSEPSI MASYARAKAT DESA MERDEKA KECAMATAN MERDEKA KABUPATEN KARO TERHADAP CERITA RAKYAT KARO BEGU GANJANG KAJIAN RESEPSI SASTRA.

0 5 23

Analisis Kelayakan dan Resiko Usahatani Bawang Prei Dibandingkan Dengan Sayuran Lainnya (Studi Kasus: Desa Merdeka, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo)

0 0 14

Analisis Kelayakan dan Resiko Usahatani Bawang Prei Dibandingkan Dengan Sayuran Lainnya (Studi Kasus: Desa Merdeka, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo)

0 0 1

Analisis Kelayakan dan Resiko Usahatani Bawang Prei Dibandingkan Dengan Sayuran Lainnya (Studi Kasus: Desa Merdeka, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo)

0 0 5

Analisis Kelayakan dan Resiko Usahatani Bawang Prei Dibandingkan Dengan Sayuran Lainnya (Studi Kasus: Desa Merdeka, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo)

0 0 14

Analisis Kelayakan dan Resiko Usahatani Bawang Prei Dibandingkan Dengan Sayuran Lainnya (Studi Kasus: Desa Merdeka, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo)

0 0 2

Analisis Kelayakan dan Resiko Usahatani Bawang Prei Dibandingkan Dengan Sayuran Lainnya (Studi Kasus: Desa Merdeka, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo)

0 0 84