menimbulkan sesak napas.
17
Pada keadaan normal, aliran udara dari hidung sampai ke alveoli tidak mengalami hambatan. Namun ketika terjadi serangan
asma, aliran udara pada saluran pernapasan menjadi lambat. Hal ini disebabkan terjadinya penyempitan saluran napas yaitu otot-otot saluran napas berkerut
bronkopasme, terjadinya pembengkakan sel- sel permukaan saluran napas, dan produksi mukus kental yang berlebihan sehingga menghambat saluran napas
kecil.
25
Peradangan saluran napas dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan perubahan bentuk pada saluran napas dengan meningkatnya otot
polos, adanya gangguan epitel pada permukaan, meningkatnya kolagen, dan penebalan membran dasar. Perlu dilakukan penanganan yang tepat pada penderita
asma agar tidak tejadi hal di atas untuk mengurangi kecenderungan menjadi PPOK.
15
Ketiga penyakit ini dapat disebut sebagai PPOK apabila tingkat keparahannya sudah tahap lanjut dan bersifat progresif.
21
2.2 Patogenesis PPOK
Obstruksi saluran napas pada PPOK terjadi karena terjadi perubahan struktural pada saluran napas kecil yaitu inflamasi, fibrosis, metaplasi sel globet dan dan
hipertropi otot polos. Sel globet adalah sel mukus yang menggembung yang berisi granula sekretorik. Jalan napas mulai dari hidung sampai ke bronkiolus dilapisi
oleh lendir yang dihasilkan oleh sel mukus yang berfungsi menangkap partikel debu.
17
Pada penderita brokitis kronis terjadi pembesaran kelenjar mukosa
Universitas Sumatera Utara
bronkus, metaplasia sel goblet, inflamasi, hipertrofi otot polos pernapasan serta distorsi akibat fibrosis.
Pada penderita emfisema ditandai oleh pelebaran rongga udara distal bronkiolus terminal, disertai kerusakan dinding alveoli. Apabila tidak ditangani
dan faktor risikonya sendiri tidak dikurangi maka lama kelamaan akan terjadi obstruksi saluran napas yang bersifat irreversibel dan progresif.
26
Adapun penyakit yang biasanya terjadi sebelum PPOK adalah bronkitis kronis, asma bronkial, TB Paru, Sinusitis, Polip, dan hipertensi.
16
2.3 Gejala PPOK
17
2.3.1 Sesak napas Gejala ini yang paling sering terjadi pada penderita PPOK. Hal ini disebabkan
saluran udara yang menyempit dan bersifat irreversibel. Penyempitan saluran napas tersebut menyebabkan peningkatan resistensi dan tertahannya udara sehingga udara
inspirasi menjadi berkurang. Kurangnya udara yang masuk menyebabkan saluran bronkiolus menjadi kolaps, sehingga udara akan semakin sulit masuk ke paru-paru.
Hiperinflasi paru-paru meningkatkan volume residu sehingga terjadi sesak saat beraktivitas. Diafragma menjadi rata sehingga dibutuhkan usaha yang lebih besar
untuk bernapas. 2.3.2
Batuk dan produksi sputum Pada kebanyakan penderita gejala ini biasanya mendahului sesak napas. Batuk
terjadi karena adanya iritasi saluran pernapasan akibat pelepasan komponen dari sel yang sudah mengalami inflamasi dan produksi sputum yang meningkat. Kondisi ini
Universitas Sumatera Utara
biasanya mengalami perburukan pada pagi hari. Warna dari dahak tersebut berwarna putih pada penderita yang bukan perokok dan berwarna abu-abu pada perokok.
2.3.3 Mengi Suara mengi dihasilkan oleh aliran turbulen pada saluran udara. Gejala ini
muncul karena adanya paparan alergen tertentu dan penderita yang mengalami eksaserbasi disebabkan penyempitan bronkus.
Gejala lain yang timbul adalah nyeri dada, infeksi dada, anoreksia, penurunan berat badan, kelelahan, depresi, dan kecacatan terjadi pada PPOK stadium lanjut.
2.4 Komplikasi PPOK