harus digunakan untuk mengobati hiperlipidemia yang terlihat pada sindrom nefrotik persisten, namun data terkontrol mengenai risiko atau
manfaatnya tidak tersedia Al Salloum, et al., 2012, Pais, Avner, 2011.
2.4.7 Prognosis
Meskipun tidak ada cara yang terbukti untuk memprediksi perjalanan penyakit anak secara individu, anak-anak yang member respon dengan
cepat terhadap steroid dan mereka yang tidak kambuh semula selama 6 bulan pertama setelah diagnosis cenderung jarang kambuh sindrom
nefrotiknya. Untuk meminimalkan efek psikologis dari kondisi dan terapinya, anak-anak dengan sindrom nefrotik idiopatik tidak boleh
dianggap sakit kronis dan boleh berpartisipasi dalam semua kegiatan anak sesuai dengan usia dan mempertahankan diet yang tak terbatas ketika
dalam fase remisi Pais, Avner, 2011, Al Salloum, et al., 2012. Anak-anak dengan sindrom nefrotik resisten steroid, paling sering
disebabkan oleh GSFS, umumnya memiliki prognosis yang jauh lebih buruk. Anak-anak dapat terjadi insufisiensi ginjal progresif, akhirnya
mengarah ke stadium akhir penyakit ginjal yang memerlukan dialisis atau transplantasi ginjal. Sindrom nefrotik berulangrekuren terjadi pada 30
hingga 50 dari penerima transplantasi dengan GSFS Pais, Avner, 2011, Al Salloum, et al., 2012.
2.5 Sindrom Nefrotik Sekunder
Sindrom nefrotik dapat terjadi sebagai karakteristik sekunder dari penyakit glomerulus. Nefropati membranosa, glomerulonefritis
membranoproliferatif, glomerulonefritis pascainfektsi, nefritis lupus, dan nefritis Henoch-Schönlein purpura semua dapat memiliki komponen
nefrotik lihat Tabel 2.1. Sindrom nefrotik sekunder harus dicurigai pada pasien diatas usia 8 tahun dan mereka dengan hipertensi, hematuria,
Universitas Sumatera Utara
disfungsi ginjal, gejala ekstrarenal ruam, arthralgia, demam, atau penurunan tingkat komplemen serum Pais, Avner, 2011.
Di daerah tertentu di dunia, malaria dan schistosomiasis adalah penyebab utama dari sindrom nefrotik. Agen infeksi lainnya yang terkait
dengan sindrom nefrotik termasuk virus hepatitis B, virus hepatitis C, filaria, kusta, dan HIV Pais, Avner, 2011.
Sindrom nefrotik telah dikaitkan dengan malignansi, khususnya pada populasi orang dewasa. Pada pasien dengan tumor padat, seperti
karsinoma pada paru-paru dan saluran pencernaan, patologi ginjal sering menyerupai glomerulopati membranosa. Kompleks imun terdiri dari
antigen tumor dan antibodi spesifik tumor mungkin memediasi keterlibatan ginjal. Pada pasien dengan limfoma, terutama limfoma
Hodgkin, patologi ginjal paling sering menyerupai sindrom nefrotik kelainan minimal SNKM. Mekanismenya adalah bahwa limfoma
menghasilkan limfokin yang meningkatkan permeabilitas dinding kapiler glomerulus. Sindrom nefrotik dapat terjadi sebelum atau setelah keganasan
terdeteksi, setelah regresi tumor, dan kembali jika tumor berulang Pais, Avner, 2011.
Sindrom nefrotik juga dapat terjadi selama terapi dengan berbagai obat-obatan dan bahan kimia. Gambaran histologis dapat menyerupai
glomerulopati membranosa
penisilamin, kaptopril, anti-inflamasi
nonsteroid, senyawa merkuri, SNKM probenesid, ethosuximide, methimazole, lithium, atau glomerulonefritis proliferatif procainamide,
chlorpropamide, phenytoin, trimethadione, paramethadione Pais, Avner, 2011.
2.6 Sindrom Nefrotik Kongenital