Jenis Penelitian Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data Pembahasan

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bersifat retrospective dimana akan dihitung insidensi sindrom nefrotik inisial pada anak. Pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah cross- sectional study, dimana akan dilakukan pengumpulan data berdasarkan rekam medis di RSUP. H. Adam Malik Medan.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

4.2.1 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai dari pengumpulan data dan pengerjaan proposal dari bulan April hingga Juni 2013 dan pengerjaan interpretasi hasil pengumpulan data dan penelitian mulai dari bulan Agustus hingga Desember 2013.

4.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP. H. Adam Malik Medan dengan pertimbangan yaitu tersedianya data pasien anak dengan sindrom nefrotik inisial dari tahun 2011 sampai 2012 dan belum pernah dilakukan penelitian tentang insidensi sindrom nefrotik inisial pada anak yang dirawat inap dan dirawat jalan di RSUP. H. Adam Malik Medan dari tahun 2011 sampai 2012. Universitas Sumatera Utara

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah semua data pasien anak dengan sindrom nefrotik inisial yang dirawat inap dan dirawat jalan di RSUP. H. Adam Malik Medan dari tahun 2011 sampai 2012. 4.3.2 Sampel Penelitian Sampel pada penelitian adalah data semua pasien anak dengan sindrom nefrotik inisial yang dirawat inap dan dirawat jalan di RSUP. H. Adam Malik Medan dari bulan Januari 2011 sampai Desember 2012. Teknik mengumpul sampel menggunakan teknik total sampling, dimana seluruh populasi digunakan sebagai sampel.

4.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan berupa data sekunder yaitu rekam medis pasien anak dengan sindrom nefrotik inisial yang dirawat inap dan dirawat jalan dimana hal yang diperlukan dalam menghitung insidensi sindrom nefrotik inisial pada anak dicatat dan diuraikan berdasarkan kebutuhan peneliti.

4.5 Metode Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan, dimasukkan ke dalam komputer kemudian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan program di komputer. Data disajikan dalam bentuk narasi dan tabel. Universitas Sumatera Utara BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Pusat RSUP Haji Adam Malik Medan merupakan rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 335MenkesSKVII1990 dan juga sebagai Rumah Sakit Pendidikan sesuai dengan SK Menkes No. 502MenkesSKIX1991 yang memiliki visi sebagai pusat unggulan pelayanan kesehatan dan pendidikan serta merupakan pusat rujukan kesehatan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, D.I. Aceh, Sumatera Barat dan Riau. Lokasinya dibangun di atas tanah seluas ±10 ha dan terletak di Jalan Bunga Lau No. 17 km. 12, Kecamatan Medan Tuntungan, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara.

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Sampel

Berdasarkan data rekam medis, jumlah pasien sindrom nefrotik inisial yang berobat di RSUP. H. Adam Malik Medan dari tahun 2011 sampai 2012 adalah sebanyak 130 kasus. Karakteristik yang akan dinilai adalah berdasarkan umur, jenis kelamin, status gizi, tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, dan etiologi dari sindrom nefrotik. Selanjutnya barulah dihitung insidensi sindrom nefrotik inisial pada anak. Universitas Sumatera Utara 5.1.2.1 Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, Status Gizi, Tingkat Pendidikan Orang Tua, dan Pekerjaan Orang Tua Karakteristik sampel berdasarkan umur, jenis kelamin, stutus gizi, tingkat pendidikan orang tua, dan pekerjaan rang tua dapat dilihat pada Tabel 5.1. Karakteristik sampel berdasarkan umur telah disusun menjadi kelompok umur, sesuai dengan ketentuan internasional WHO, 2001 dan karakteristik sampel berdasarkan status gizi telah disusun berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tahun 2011. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.1 – Karakteristik Sampel Berdasarkan Kelompok Umur, Jenis Kelamin, Status Gizi, Tingkat Pendidikan Orang Tua, dan Pekerjaan Ibu dan Bapa Variabel Frekuensi Kelompok Umur 0 - 4 tahun 37 28.5 5 - 9 tahun 57 43.8 10 - 14 tahun 33 25.4 15 - 19 tahun 3 2.3 Jenis Kelamin Laki-laki 74 56.9 Perempuan 56 43.1 Status Gizi Gizi buruk 12 9.2 Gizi kurang 32 24.6 Gizi baik 85 65.4 Gizi lebih 1 0.8 Tingkat Pendidikan Orang Tua Tidak bersekolah 3 2.3 Sekolah Dasar SD 49 37.7 Sekolah Menengah Pertama SMP 33 25.4 Sekolah Menengah Atas SMA 37 28.5 Pendidikan Tinggi PT 8 6.2 Pekerjaan Bapak Tidak Bekerja 17 13.1 Petani 48 36.9 TukangBuruh 32 24.6 PNS 1 0.8 TNIPOLRI 4 3.1 Karyawan Swasta 13 10.0 Lain-lain 15 11.5 Pekerjaan Ibu Tidak Bekerja 58 44.6 Petani 33 25.4 TukangBuruh 11 8.5 PNS 0 0 TNIPOLRI 2 1.5 Karyawan Swasta 6 4.6 Lain-lain 20 15.4 Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 5.1 diketahui bahwa kelompok umur 5 – 9 tahun mempunyai jumlah pasien yang terbanyak dengan 57 pasien 43.8 dan yang paling sedikit pada kelompok umur 15 - 19 tahun dengan hanya 3 pasien 2.3. Umur rata-rata adalah 7.36 dengan pasien termuda yang ditemuka n berumur 2 tahun, tertua berumur 15 tahun, dan lebih sering terjadi pada laki-laki 56.9 dibandingkan perempuan 43.1. Sindrom nefrotik juga sering terjadi pada pasien dengan status gizi baik 65.4. Pada penelitian ini, dijumpai tingkat pendidikan orang tua pasien paling banyak adalah sampai sekolah dasar 37.7. Selain itu, kebanyakan bapak pasien bekerja sebagai petani 36.9 dan kebanyakan ibu pasien tidak bekerja 44.6. 5.1.2.2 Karakteristik Sampel Berdasarkan Etiologi Tabel 5.2 – Karakteristik Sampel Berdasarkan Etiologi Etiologi Sindrom Nefrotik Frekuensi IdiopatikPrimer 116 89.2 Sekunder 14 10.8 Dari Tabel 5.2, didapati sindrom nefrotik idiopatikprimer 89.2 lebih sering terjadi berbanding sindrom nefrotik sekunder 10.8.

5.1.2.3 Insidensi Sindrom Nefrotik Inisial

Dari penelitian, total populasi pasien dengan sindrom nefrotik di RSUP. H. Adam Malik Medan dari tahun 2011 sampai 2012 adalah sebanyak 130 pasien. Dari tahun 2011 sampai 2012, terdapat 2,241,380 kasus baru penyakit pada anak yang terdaftar di RSUP. H. Adam Malik Medan. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.3 – Insidensi Sindrom Nefrotik Inisial Insidensi Frekuensi Sindrom Nefrotik Inisial 130 5.8 Penyakit Lain 2,241,250 94.2 Dari Tabel 5.3, insidensi sindrom nefrotik inisial pada anak adalah 5.8 kasus per 100.000 anak.

5.2 Pembahasan

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bersifat retrospective dimana telah dihitung insidensi sindrom nefrotik inisial pada anak. Penelitian ini dilakukan karena berdasarkan adanya kenyataan dari Alfiler dkk 2003 bahwa sindrom nefrotik SN merupakan salah satu penyakit ginjal yang paling sering dijumpai pada anak-anak. Karakteristik yang akan dinilai adalah berdasarkan umur, jenis kelamin, status gizi, tingkat pendidikan orang tua, sosioekonomi keluarga, dan etiologi dari SN. Pada penelitian ini, umur pasien dibagi mengikut kelompok umur sesuai standar internasional WHO, 2001. Didapati bahwa kelompok umur 5 – 9 tahun mempunyai jumlah pasien yang terbanyak 43.8, manakala kelompok umur 15 - 19 tahun mempunyai jumlah pasien paling sedikit 2.3. Pada penelitian ini, umur rata-rata adalah 7.36 dengan pasien termuda yang ditemukan berumur 2 tahun, dan tertua berumur 15 tahun. Hasil yang diperoleh sejalan dengan penelitian yang dijalankan oleh Wila Wirya 2002 yang menyatakan bahwa SN di Indonesia terjadi pada anak kurang dari 14 tahun dengan timbulnya penyakit pada usia 18 bulan hingga 6 tahun. Dari segi jenis kelamin, didapati pasien SN lebih sering terjadi pada anak laki-laki 56.9 dibanding dengan anak perempuan 43.1. Hasil ini sama dengan hasil penelitian yang dijalankan oleh Wila Wirya Universitas Sumatera Utara 2002 yang menyatakan bahwa rasio antara laki-laki dan perempuan pada anak sekitar 2 : 1. Selain itu, dijumpai SN lebih sering terjadi pada pasien dengan status gizi baik 65.4 seiring dengan hasil penelitian yang dijalankan oleh Noer 2005 yang menjumpai anak dengan status gizi baik, yaitu sebanyak 64.7, lebih sering terjadi SN dan SN relaps. Tingkat pendidikan orang tua pasien juga merupakan salah satu faktor risiko terjadinya SN. Dijumpai orang tua pasien dengan tingkat pendidikan sampai tingkat sekolah dasar 37.7 lebih sering dijumpai anaknya menderita SN. Sesuai dengan hasil penelitian Simatupang dkk 2007, yaitu sebanyak 53.5, dan Rosita dkk 2012, yaitu sebanyak 34.3, dijumpai tingkat pendidikan orang tua anak yang menderita SN sebagian besar adalah sampai tingkat sekolah dasar. Pekerjaan orang tua juga dilihat sebagai salah satu faktor risiko terjadinya SN. Pada penelitian ini, pekerjaan bapka yang sering dijumpai adalah petani 36.9 dan kebanyakan ibu pasien tidak bekerja 44.6. Namun begitu, di dalam rekam medis tidak dinyatakan jumlah penghasilan keluarga. Oleh karena itu, keadaan sosioekonomi keluarga tidak ketahui dan tidak dapat dibandingkan dengan penelitian lainnya. SN pada umumnya dapat dibagi menjadi idiopatikprimer dan sekunder berdasarkan etiologi. SN juga dapat dikaitkan dengan kelainan genetik yang disebut sebagai SN kongenital hadir sejak lahir hingga usia 3 bulan. Pada penelitian ini hanya dijumpai SN idiopatikprimer dan SN sekunder. Didapati sebanyak 116 pasien 89.2 menderita sindrom nefrotik idiopatikprimer, manakala sebanyak 14 pasien 10.8 menderita sindrom nefrotik sekunder. Penyebab SN sekunder yang dijumpai adalah karena infeksi, gagal ginjal dan nefrolitiasis. Hasil ini sejalan dengan penelitian Wila Wirya 2002 yang menyatakan bahwa 90 anak menderita SN idiopatikprimer. Universitas Sumatera Utara Dari penelitian, total pasien dengan sindrom nefrotik inisial di RSUP. H. Adam Malik, Medan dari tahun 2011 sampai 2012 adalah sebanyak 130 pasien. Setelah dihitung, dijumpai insidensi pasien dengan sindrom nefrotik inisial adalah sebanyak 5.8 kasus per 100.000 anak. Berdasarkan penelitian Rothenberg 1957, rata-rata kasus sindrom nefrotik inisial setiap tahun adalah 10.8 dengan jumlah kasus baru SN 6.9 kasus per-tahun tiap 100.000 anak berumur 0 – 9 tahun. Universitas Sumatera Utara BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan