Sindrom Nefrotik Kongenital Insidensi Sindrom Nefrotik Inisial pada Anak di RSUP. H. Adam Malik, Medan dari Tahun 2011 sampai 2012

disfungsi ginjal, gejala ekstrarenal ruam, arthralgia, demam, atau penurunan tingkat komplemen serum Pais, Avner, 2011. Di daerah tertentu di dunia, malaria dan schistosomiasis adalah penyebab utama dari sindrom nefrotik. Agen infeksi lainnya yang terkait dengan sindrom nefrotik termasuk virus hepatitis B, virus hepatitis C, filaria, kusta, dan HIV Pais, Avner, 2011. Sindrom nefrotik telah dikaitkan dengan malignansi, khususnya pada populasi orang dewasa. Pada pasien dengan tumor padat, seperti karsinoma pada paru-paru dan saluran pencernaan, patologi ginjal sering menyerupai glomerulopati membranosa. Kompleks imun terdiri dari antigen tumor dan antibodi spesifik tumor mungkin memediasi keterlibatan ginjal. Pada pasien dengan limfoma, terutama limfoma Hodgkin, patologi ginjal paling sering menyerupai sindrom nefrotik kelainan minimal SNKM. Mekanismenya adalah bahwa limfoma menghasilkan limfokin yang meningkatkan permeabilitas dinding kapiler glomerulus. Sindrom nefrotik dapat terjadi sebelum atau setelah keganasan terdeteksi, setelah regresi tumor, dan kembali jika tumor berulang Pais, Avner, 2011. Sindrom nefrotik juga dapat terjadi selama terapi dengan berbagai obat-obatan dan bahan kimia. Gambaran histologis dapat menyerupai glomerulopati membranosa penisilamin, kaptopril, anti-inflamasi nonsteroid, senyawa merkuri, SNKM probenesid, ethosuximide, methimazole, lithium, atau glomerulonefritis proliferatif procainamide, chlorpropamide, phenytoin, trimethadione, paramethadione Pais, Avner, 2011.

2.6 Sindrom Nefrotik Kongenital

Sindrom nefrotik memiliki prognosis yang buruk apabila terjadi dalam 1 tahun kehidupan, bila dibandingkan dengan sindrom nefrotik yang terjadi Universitas Sumatera Utara pada masa kanak-kanak. Sindrom nefrotik kongenital didefinisikan sebagai sindrom nefrotik yang hadir pada saat lahir atau dalam 3 bulan kehidupan. Sindrom nefrotik kongenital dapat diklasifikasikan sebagai primer atau sebagai sekunder untuk beberapa etiologi seperti infeksi di rahim sitomegalovirus, toksoplasmosis, sifilis, hepatitis B dan C, HIV, lupus eritematosus sistemik infantil, atau paparan merkuri Pais, Avner, 2011. Sindrom nefrotik kongenital primer adalah disebabkan berbagai sindrom yang diwariskan sebagai gangguan resesif autosomal. Sejumlah kelainan struktural dan fungsional dari barrier filtrasi glomerulus menyebabkan sindrom nefrotik kongenital yang telah dijelaskan. Barrier filtrasi glomerulus, baik ukuran dan muatan selektif, terdiri dari 3 lapisan: endotelium fenestrated, membran basal glomerulus, dan podocyte foot processes. Podosit saling berhubungan dengan menjembatani struktur, celah diafragma, yang bertindak sebagai filter ukuran, sedangkan membran basal glomerulus membatasi molekul berdasarkan muatan ion mereka Pais, Avner, 2011. Dalam studi kohort di Eropa menunjukkan anak-anak dengan sindrom nefrotik kongenital, 85 menunjukkan penyakit, menyebabkan mutasi di 4 gen NPHS1, NPHS2, WT1, dan LAMB2, 3 yang pertama yang mengkode komponen penghalang filtrasi glomerulus. Sindrom nefrotik kongenital tipe Finnish disebabkan oleh mutasi pada gen NPHS1 atau NPHS2, yang mengkode nephrin dan podocin, komponen-komponen penting dari celah diafragma. Bayi yang terkena paling sering terlihat saat lahir dengan edema akibat proteinuria masif, dan mereka biasanya dilahirkan dengan plasenta membesar 25 dari berat bayi. Hipoalbuminemia berat, hiperlipidemia, dan hypogammaglobulinemia adalah hasil dari hilangnya penyaringan selektivitas pada penghalang filtrasi glomerulus. Diagnosis prenatal dapat dilakukan dengan adanya peninggian tingkat α-fetoprotein ibu dan air ketuban Pais, Avner, 2011. Universitas Sumatera Utara Sindrom Denys-Drash disebabkan oleh mutasi pada gen WT1, yang menghasilkan fungsi podosit abnormal. Pasien datang dengan onset awal sindrom nefrotik, insufisiensi ginjal progresif, ambigu genitalia, dan tumor Wilms Pais, Avner, 2011. Mutasi pada gen LAMB2, terlihat pada sindrom Pierson, menyebabkan kelainan β2 laminin, komponen penting dari glomerulus dan membran basal okular. Selain sindrom nefrotik kongenital, bayi yang terkena menunjukkan bilateral microcoria penyempitan tetap pupil Pais, Avner, 2011. Tanpa memperhatikan dari etiologi sindrom nefrotik kongenital, diagnosis dibuat secara klinis pada bayi baru lahir atau bayi yang menunjukkan edema generalisasi berat, pertumbuhan dan gizi yang buruk dengan hipoalbuminemia, peningkatan kerentanan terhadap infeksi, hipotiroidisme karena kehilangan globulin pengikat tiroksin urin, dan meningkatkan risiko trombotik. Kebanyakan bayi memiliki insufisiensi ginjal progresif Pais, Avner, 2011. Sindrom nefrotik kongenital sekunder dapat diterapi dengan pengobatan penyebab yang mendasari, seperti sifilis. Pengelolaan sindrom nefrotik kongenital primer meliputi perawatan suportif intensif dengan albumin intravena dan diuretik, pemberian rutin intravena globulin- gamma, dan dukungan nutrisi yang agresif sering parenteral, angiotensin-converting enzyme inhibitor, angiotensin II receptor inhibitor, dan penghambat sintesis prostaglandin atau bahkan nefrektomi unilateral. Jika manajemen konservatif gagal, dan pasien menderita anasarka persisten atau infeksi berat berulang, nefrektomi bilateral dilakukan dan dialisis kronis dimulai. Transplantasi ginjal adalah pengobatan definitif sindrom nefrotik kongenital, meskipun kekambuhan dari sindrom nefrotik telah dilaporkan terjadi setelah transplantasi Pais, Avner, 2011. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang