11
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ......................................................................................... 113 B. Saran ................................................................................................... 115
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... ....117
Universitas Sumatera utara
3
ABSTRAK Choky Aprianda Lubis
Affan Mukti Mariati Zendrato
Masyarakat hukum adat serta hak – hak tradisionalnya merupakan unsur terpenting dari Negara Republik Indonesia yang memerlukan perhatian dari
Pemerintah secara khusus. Akan tetapi dalam kenyataannya luas wilayah hak ulayat yang dimiliki masyarakat hukum adat mengalami penurunan karena
penguasaan dan pengambilalihan oleh pihak lain. Keadaan ini bertentangan dengan Pasal 3 UUPA yang menyatakan bahwa Negara secara tegas mengakui
keberadaan hak ulayat dan hak – hak serupa dari masyarakat hukum adat, sepanjang menurut kenyataannya masih ada. Undang – Undang tersebut didukung
oleh Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 1999 tentang Pedoman Penyelesaian Masalah Hak Ulayat
Masyarakat Hukum Adat. Mengingat bahwa kebijakan pertanahan tersebut bersifat pedoman, dan hak ulayat masing-masing daerah mempunyai sifat dan
karakteristiknya yang khas, maka pelaksanaan kebijakan hak ulayat tersebut dituangkan dalam bentuk peraturan daerah masing-masing daerah, dengan
mempertimbangkan unsur-unsur lokal dan budaya yang ada dan hidup dalam masyarakat hukum adat yang bersangkutan. Hal ini menjadi sangat krusial untuk
dibahas sejalan dengan munculnya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 35PUU-X2012 yang menyatakan mengabulkan permohonan para Pemohon
untuk sebagian yakni menghilangkan frase “Negara” dalam Pasal 1 angka 6 dan hapusnya penjelasan Pasal 5 ayat 1, sertabeberapa ketentuan lainnya yang
dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai sebagaimana yang disebutkan oleh Mahkamah Konstitusi.
Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif yang bersifat deskriptif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder
yang terdiri atas bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Keseluruhan data tersebut dikumpulkan dengan menggunakan metode
pengumpulan data studi kepustakaan. Kemudian dalam menganalisis data penelitian digunakan analisis normatif kualitatif, dimana data tersusun secara
sistematis dan selanjutnya dianalisis secara kualitatif hingga akhir hasilnya tertuang dalam bentuk skripsi ini.
Pengakuan hukum terhadap masyarakat adat serta hak – hak tradisionalnya merupakan hak derogable rights yang diberikan oleh konstitusi kepada
masyarakat hukum adat di daerah belum memperoleh pengakuan dan perlindungan dari negara, karena kewenangan daerah tidak sepenuhnya diberikan
oleh pemerintah pusat. Pengakuan itu bila dilihat dari peraturan perundang – undangan terdapat perbedaan - perbedaan yang memerlukan unifikasi untuk
memudahkan pengguna peraturan. Kata kunci : Masyarakat Hukum Adat, Pengakuan Hukum, Hak – Hak Tradisional
Mahasiswa Fakultas Hukum USU Dosen Pembimbing I, Staf Pengajar di Fakultas Hukum USU
Dosen Pembimbing II, Staf Pengajar di Fakultas Hukum USU
Universitas Sumatera utara
12
BAB I PENDAHULUAN