Hak Menguasai Sumberdaya Hutan

89 berekembang sejak beberapa dekade yang lalu di berbagai negara, khususnya di negara – negara berkembang.

1. Hak Menguasai Sumberdaya Hutan

Menurut Daniel Bromley sebagaimana dikutip oleh Didik Suharjito, hak atau kekuasaan atas sumberdaya alam dapat dibedakan kedalam 4 empat kategori, yakni : 105 1. Open Acces, yaitu suatu sumberdaya yang tidak jelas penguasaannya. Akses terhadap sumberdaya ini tidak diatur dan terbuka bagi siapa saja. 2. State Property, yaitu sumberdaya yang hak penguasaannya berada pada negara. 3. Communal Property, yaitu sumberdaya yang dikuasai oleh sekelompok masyarakat yang menggunakannya secara de facto dan diakui secara legal. 4. Private Property, yaitu sumberdaya yang hak penguasaan dan pemilikannya pada perseorangan,yang secara de facto atau secara legal diperkuat oleh negara pemerintah. Garett James Hardin dan mereka yang sepaham dengannya menganggap bahwa sumberdaya open access benar – benar ada. Sementara beberapa pihak yang tidak sepaham menyebutkan bahwa tidak ada sumberdaya open acces karena semua sumberdaya sesungguhnya telah ada yang memegang hak penguasaannya. Demikan juga terhadap kategori state property, sebagian pihak menganggap bahwa negara benar – benar mempunyai kekuasaan atas sumberdaya, melainkan sekedar memegang mandat rakyatnya atau publik, sehingga tidak ada state 105 Didik Suharjito, dkk, Ibid, hlm. 4 Universitas Sumatera utara 90 property, yang ada adalah public property. Sehingga dalam konteks pengelolaan hutan di Indonesia, maka yang disebut hutan negara lebih tepat dikategorikan sebagai public property. 106 Penguasaan masyarakat hukum adat atas tanah tertentu yang didasarkan pada hukum adat, yang lazimnya disebut hak ulayat sebagaimana telah diakui dalam Undang – Undang Pokok Agraria, tetap diakui sepanjang kenyataannya memang masih ada. Sedangkan di daerah – daerah dimana menurut kenyataannya hak ulayat itu sudah tidak ada lagi tidaklah akan dihidupkan kembali. Dalam kaitannya, dengan hak ulayat dan masyarakat hukum adat, Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1967 tentang Pokok – Pokok Kehutanan mengacu pada Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria, yang mengakui keberadaan hak ulayat secara bersyarat. Pasal 3 UUPA menyatakan, “pelaksanaan hak ulayat dan hak-hak yang serupa itu dari masyarakat - masyarakat hukum adat, sepanjang menurut kenyataannya masih ada, harus sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kepentingan nasional dan negara, yang berdasarkan atas persatuan bangsa serta tidak boleh bertentangan. Di dalam Pasal 2 UU Nomor 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan – Ketentuan Pokok Kehutanan dipergunakan istilah “hutan negara” untuk menyebutkan semua hutan yang bukan “hak milik”. Dengan demikian, maka pengertian “hutan negara” itu mencakup pula hutan – hutan yang baik berdasarkan peraturan perundang – undangan maupun hukum adat yang dikuasai oleh masyarakat hukum adat. 107 Dalam Pasal 17 Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan – Ketentuan Pokok Kehutanan dinyatakan bahwa, pelaksanaan hak – 106 Ibid, hlm. 6. 107 Penjelasan Umum UU No. 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan – Ketentuan Pokok Kehutanan. Universitas Sumatera utara 91 hak masyarakat hukum adat dan anggota – anggotanya serta hak – hak untuk perseorangan untuk mendapatkan manfaat dari hutan, baik langsung maupun tidak langsung yang didasarkan atas sesuatu peraturan hukum,sepanjang menurut kenyataannya masih ada, tidak boleh mengganggu tercapainya tujuan – tujuan yang dimaksud dalam undang – undang ini. 108

2. Hak Masyarakat Hukum Adat atas Sumberdaya Hutan UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Hak – Hak Masyarakat Hukum Adat Atas Tanah Berdasarkan Ketentuan Pmna/Kepala Bpn Nomor 5 Tahun 1999 Dikaitkan Dengan Putusan Mk Nomor 35/Puu-X/2012

7 185 136

Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Parate Eksekusi Hak Tanggungan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996

2 73 96

Perlindungan Hak Atas Kekayaan Intelektual Dikaitkan Dengan Kepabeanan Berdasarkan Undang-Undang No. 17 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 Tentang Kepabeanan

2 35 114

Perlindungan Hukum Terhadap Hak Atas Tanah Masyarakat Adat Di Atas Tanah Register 40 Pasca Putusan Pidana No.2642 K/PID/2006 AN.Terpidana D.L Sitorus

2 52 119

Tinjauan Yuridis Atas Kepastian Hukum Hak Atas Tanah Yang Telah Bersertifikat Hak Milik (Study Terhadap Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2725 K/Pdt/2008)

1 55 132

Perlindungan Hak Kreditor Dengan Jaminan Fidusia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia

0 10 149

Tinjauan Hukum Atas Perkawinan Beda Agama (Islam dan Kristen)Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Juncto Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia

0 3 1

Tinjauan Yuridis Hak – Hak Masyarakat Hukum Adat Atas Tanah Berdasarkan Ketentuan Pmna/Kepala Bpn Nomor 5 Tahun 1999 Dikaitkan Dengan Putusan Mk Nomor 35/Puu-X/2012

0 1 8

BAB II TINJAUAN UMUM MASYARAKAT HUKUM ADAT A. Pengertian dan Sejarah Masyarakat Hukum Adat - Tinjauan Yuridis Hak – Hak Masyarakat Hukum Adat Atas Tanah Berdasarkan Ketentuan Pmna/Kepala Bpn Nomor 5 Tahun 1999 Dikaitkan Dengan Putusan Mk Nomor 35/Puu-X/20

2 2 46

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Hak – Hak Masyarakat Hukum Adat Atas Tanah Berdasarkan Ketentuan Pmna/Kepala Bpn Nomor 5 Tahun 1999 Dikaitkan Dengan Putusan Mk Nomor 35/Puu-X/2012

0 1 20