120
diselenggarakan oleh Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan UKP4 tanggal 29 Agustus 2013 sebagai berikut:
147
1. Langkah Strategis Pasca Putusan
Langkah – langkah strategis pasca Putusan MK Nomor 35PUU-X2012 yaitu :
a. Melanjutkan inventarisasi Peraturan Daerah terkait masyarakat hukum
adat; b.
Mempercepat penyelesaian RUU tentang Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Hukum Adat inisiatif DPR yang dalam hal ini
Kementerian Kehutanan telah ditunjuk sebagai koordinator penyiapan RUU dimaksud;
c. Telah dibentuk Tim Kerja Penyusunan Rancangan Undang – Undang
tentang Pengakuan dan Perlindungan Hak Masyarakat Hukum Adat dengan SK Menteri Kehutanan Nomor SK. 3201Menhut-IIKum2013
tanggal 18 Juni 2013; d.
Membentuk Tim Sosialisasi Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 35PUU-X2012 dengan SK Sekretaris Jenderal Nomor SK.167H-
Kum2013 tanggal 15 Juli 2013; e.
Menerbitkan Surat Edaran Menteri Kehutanan Nomor SE.1Menhut- II2013 tanggal 16 Juli 2013 kepada GubernurBupatiWalikota seluruh
Indonesia dan Kepala Dinas ProvinsiKabupatenKota yang membidangi kehutanan yang memuat penjelasan Putusan MK;
147
Http:www.unorcid.orguploaddoc_lib20130905113021_H.E.20Mr.20Zulkifli2 0Hasan20Constitutional20Court20Verdict2098.08.13-BahasaIndonesia.pdf
, diakses pada tanggal 1 Maret 2015
Universitas Sumatera utara
121
f. Mempercepat lahirnya Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Hutan
Adat sebagai pelaksanaan dari Undang – Undang Nomor 41 Tahun 1999;
g. Telah berkoordinasi dengan Kemendagri untuk mendorong Pemda
segera mendata, melakukan penelitian dan mengukuhkan keberadaan masyarakat hukum adat berseta wilayah adatnya, dan
h. Apabila terbukti terdapat wilayah masyarakat hukum adat yang
berdasarkan Peraturan Daerah berada dalam kawasan hutan, dikeluarkan dari kawasan hutan.
2. Mekanisme Penetapan Kawasan Hutan Adat
Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 1999 tentang Pedoman Penyelesaian
Masalah Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat. Dalam ketentuan tersebut diatur mekanisme penetapan tanah ulayat yaitu :
Pasal 5 1.
Penelitian dan penentuan masih adanya hak ulayat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
148
2. Keberadaan tanah ulayat masyarakat hukum adat yang masih ada
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dinyatakan dalam peta dasar pendaftaran dilakukan oleh Pemerintah Daerah dengan
mengikutsertakan para pakar hukum adat, masyarakat hukum adat yang ada di daerah yang bersangkutan, Lembaga Swadaya Masyarakat dan instansi –
instansi yang mengelola sumber daya alam;
148
Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 1999 tentang Pedoman Penyelesaian Masalah Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat Pasal 2
berbunyi : 1.
Pelaksanann hak ulayat sepanjang pada kenyataannya masih ada dilakukan oleh masyarakat hukum adat yang bersangkutan menurut ketentuan hukum adat setempat.
Universitas Sumatera utara
122
tanah dengan membubuhkan suatu tanda kartografi dan, apabila memungkinkan, menggambarkan batas – batasnya serta mencatatnya dalam
daftar tanah. Penentuan keberadaan tanah ulayat dengan Peraturan Daerah tersebut,
seharusnya dapat segera berwujud dimana penentuan penetapan kawasan hutan adat yakni dengan penerbitan Peraturan Daerah KabupatenKota dengan catatan
tanah hak ulayat mencakup juga hutan adat. Dengan keluarnya putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 35PUU-X2012
yang menguji UU Kehutanan khususnya ketentuan Pasal 6 angka 1 telah memberikan kekuatan hukum atas kedudukan penguasaan tanah adat oleh
masyarakat hukum adat sehingga keberadaan dan perlindungan penguasaan tanah masyarakat hukum adat mendapat tempat yang semakin kuat dan dengan Putusan
tersebut telah menjadikan masyarakat adat setidaknya:
149
1 Pengakuan masyarakat adat sebagai “penyandang hak” right bearer, dan
subjek hukum atas wilayah adatnya. Putusan MK perlu dimaknai sebagai pemulihan kewarganegaraan masyarakat adat;
2 Setelah Putusan MK atas perkara Nomor 35PUU-X2012 itu, tantangan
terbesar saat ini adalah mewujudkan ralat konsep pembangunan dan ralat kebijakan secara menyeluruh, dan
3 Putusan MK perlu dijadikan rujukan bagi perubahan mendasar dalam
pengelolaan kekayaan alam dan sumber – sumber agraria lainnya. Oleh karena itu seharusnya pemerintah daerah dalam menindak lanjuti
Putusan MK Nomor 35PUU-X2012 dapat mengambil langkah – langkah untuk
149
Mia Siscawati, Ph.D. Sajogyo, Institute Pelatihan awal REDD, Tindak Lanjut Putusan MK Nomor 35PUU-X2012, MRV dan Pemanfaatan CLAS Lite untuk Analisis Deforestasi Bali,
tanggal 18-22 September 2013
Universitas Sumatera utara
123
penetapan hutan adat dengan melaksanakan ketentuan yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5
Tahun 1999 tentang Pedoman Penyelesaian Masalah Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat sampai kepada penerbitan Peraturan Daerah. Selanjutnya upaya
hukum yang dapat dilakukan adalah dengan mengadvokasi masyarakat guna mensosialisasikan Putusan tersebut dan membuat permohonan usulan kepada
Pemerintah Daerah untuk menerbitkan Peraturan Daerah dalam rangka mengukuhkan keberadaan tanah adat masyarakat hukum adat sesuai dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Hukum Adat.
Universitas Sumatera utara
124
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan