Kesimpulan HAK – HAK MASYARAKAT HUKUM ADAT ATAS TANAH

124

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Masyarakat Hukum adat merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari bangsa Indonesia, keberadaannya tidak dapat dipungkiri sejak dahulu hingga saat ini. Ada beragam istilah yang digunakan, bahkan di dalam peraturan perundang-undangan pun digunakan berbagai istilah untuk merujuk sesuatu yang sama atau yang hampir sama itu. Mulai dari istilah masyarakat adat, masyarakat hukum adat, kesatuan masyarakat hukum adat, masyarakat tradisional, komunitas adat terpencil, masyarakat adat yang terpencil, sampai pada istilah desa atau nama lainnya Bentuk dan susunan masyarakat hukum yang merupakan persekutuan hukum adat itu, para anggotanya terikat oleh faktor yang bersifat territorial dan geneologis. 2. Pengakuan hukum terhadap masyarakat hukum adat serta hak – hak tradisionalnya dilaksanakan oleh negara. Pengakuan tersebut tercantum pada Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 18 Ayat 2. Selanjutnya diakomodir dalam beberapa peraturan perundang – undangan, antara lain: Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok – Pokok Agraria yang mengatur mengenai hak ulayat masyarakat hukum adat; Undang – Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan yang mengatur mengenai kawasan hutan adat; Putusan MK Nomor 35PUU-X2012 mengenai pengujian Universitas Sumatera utara 125 undang – undang terhadap undang – undang dasar yang isi putusannya menguatkan kepemilikan hutan adat atas masyarakat hukum adat. 3. UUPA mengakui adanya keberadaan hak ulayat. Hal ini memjadi dasarnya dikeluarkannya Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 1999 tentang Pedoman Penyelesaian Masalah Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat. Peraturan Menteri Negara Agraria tersebut mengatur mengenai kriteria dan atau tidak adanya keberadaan hak ulayat masyarakat hukum adat. Setelah melalui penelitian yang melibatkan stakeholders, keberadaan hak ulayat yang masih ada dinyatakan dalam peta dasar pendaftaran tanah dengan membubuhkan suatu tanda kartografi dan apabila memungkinkan, menggambarkan batas – batasnya serta mencatatnya dalam daftar tanah. 4. Pengelolaan hutan oleh komunitas masyarakat hukum adat adalah sebuah pengakuan dari pemerintah dan multipihak lainnya bahwa masyarakat hukum adat adalah pelaku utama dalam pengelolaan hutan yang mempunyai peran dan tanggung jawab sejajar dengan pihak lain dalam mendapatkan manfaat ekonomi dan jasa lingkungan dari hutan serta menjaga kelestariannya. Pengakuan ini sangat penting sebagai bagian dari proses politik yang dituangkan dalam perumusan kebijakan pemerintah dalam pengelolaan hutan. Karena dalam perspektif apapun, masyarakat lokal adalah pemangku kepentingan yang berada langsung di dalam atau disekitar hutan serta merasakan secara langsung dampak baik maupun dampak buruk dari pengelolaan hutan yang ada. Universitas Sumatera utara 126 5. Keberadaan Peraturan Menteri Agraria Nomor 5 Tahun 1999 telah memberi peluang menuju pengakuan dan perlindungan terhadap masyarakat hukum adat, sehingga penjabaran dan pelaksanaan ketentuan itu terpulang kepada kita untuk menyambutnya dengan tetap menjaga persatuan dan kesatuan dalam menikmati hak- hak yang ada diperolah dan disesuaikan dengan ketentuan hukum yang berlaku, serta strategi yang diupayakan untuk melestarikan hak – hak masyarakat adat berkelanjutan. Hal ini merupakan penjabaran dari Pasal 2 ayat 1 yang menyatakan, bahwa Pelaksanann hak ulayat sepanjang pada kenyataannya masih ada dilakukan oleh masyarakat hukum adat yang bersangkutan menurut ketentuan hukum adat setempat. 6. Dengan adanya Putusan MK 35PUU-X2012 ini, maka diharapkan akan lahir berbagai inisiatif yang melindungi dan mengakui hak-hak kesatuan masyarakat adat terhadap wilayah adatnya. Oleh karena kebijakan dan proses yang saling terkait, maka sangat diperlukan adanya kesepahaman bersama antara pemangku kebijakan dalam menginterpretasikan Putusan MK 35PUU-X2012 dengan peran masing-masing sehingga mampu bersinergis dalam mengimplementasikan dan mewujudkan pengakuan dan perlindungan atas Hak Masyarakat Adat.

B. Saran

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Hak – Hak Masyarakat Hukum Adat Atas Tanah Berdasarkan Ketentuan Pmna/Kepala Bpn Nomor 5 Tahun 1999 Dikaitkan Dengan Putusan Mk Nomor 35/Puu-X/2012

7 185 136

Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Parate Eksekusi Hak Tanggungan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996

2 73 96

Perlindungan Hak Atas Kekayaan Intelektual Dikaitkan Dengan Kepabeanan Berdasarkan Undang-Undang No. 17 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 Tentang Kepabeanan

2 35 114

Perlindungan Hukum Terhadap Hak Atas Tanah Masyarakat Adat Di Atas Tanah Register 40 Pasca Putusan Pidana No.2642 K/PID/2006 AN.Terpidana D.L Sitorus

2 52 119

Tinjauan Yuridis Atas Kepastian Hukum Hak Atas Tanah Yang Telah Bersertifikat Hak Milik (Study Terhadap Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2725 K/Pdt/2008)

1 55 132

Perlindungan Hak Kreditor Dengan Jaminan Fidusia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia

0 10 149

Tinjauan Hukum Atas Perkawinan Beda Agama (Islam dan Kristen)Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Juncto Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia

0 3 1

Tinjauan Yuridis Hak – Hak Masyarakat Hukum Adat Atas Tanah Berdasarkan Ketentuan Pmna/Kepala Bpn Nomor 5 Tahun 1999 Dikaitkan Dengan Putusan Mk Nomor 35/Puu-X/2012

0 1 8

BAB II TINJAUAN UMUM MASYARAKAT HUKUM ADAT A. Pengertian dan Sejarah Masyarakat Hukum Adat - Tinjauan Yuridis Hak – Hak Masyarakat Hukum Adat Atas Tanah Berdasarkan Ketentuan Pmna/Kepala Bpn Nomor 5 Tahun 1999 Dikaitkan Dengan Putusan Mk Nomor 35/Puu-X/20

2 2 46

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Hak – Hak Masyarakat Hukum Adat Atas Tanah Berdasarkan Ketentuan Pmna/Kepala Bpn Nomor 5 Tahun 1999 Dikaitkan Dengan Putusan Mk Nomor 35/Puu-X/2012

0 1 20