Hak Milik Berdasarkan UUPA

97 lagi hidup secara eksklusif tersendiri sebagai suatu refleksi jiwa masyarakat Indonesia yang merasa sebagai satu bangsa dan satu tanah air Indonesia. 115 Tanah hak milik berdasarkan hukum adat itu hanya sedikit yang memiliki bukti – bukti tertulis. Sebagian besar hanya didukung oleh kesaksian dan pengakuan masyarakat tentang kebenaran pemiliknya atas tanahnya. Demikian pula hak – hak lainnya berdasarkan hukum adat seperti hak pakai dan hak – hak lainnya sama seperti hak milik tidak didukung oleh bukti – bukti. 116

2. Hak Milik Berdasarkan UUPA

Hak Milik 117 atas tanah berdasarkan UUPA tidak sama dengan hak eigendom berdasarkan BW atau sekalipun hampir saja juga tidak persis sama dengan hak milik menurut Hukum Adat. Perbedaan dimaksud tidak lain bahwa hak milik berdasarkan UUPA tidak diperkenalkan sebagai hak kebendaan dimana pemegang haknya diberi keluluasaan mengambil nikmat dengan lebih mengutamakan kepentingan individu sipemilik dari kepentingan sosialmasyarakat, demikian pula hak milik berdasarkan UUPA itu tidak melekat atasnya hak ulayat sebagaimana pada Hukum Adat tetapi hak menguasai negara. 118 115 Ibid. 116 Ibid. 117 Hak Milik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 berhubungan dengan Pasal 6 UUPA adalah hak turun temurun, terkuat dan terpenuh yang dipunyai orang atas tanah. Kata “turun- temurun” menunjukkan bahwa hak tersebut dapat berlangsung terus selama pemilik masih hidup dan jika ia meninggal dunia, hak tersebut dapat dilanjutkan oleh ahli waris. Terkuat menunjukkan bahwa kedudukan hak itu paling kuat jika dibandingkan dengan hak – hak tanah lainnya, karena terdaftar dan pemilik diberi tanda bukti hak sertifikat, sehingga mudah dipertahankan terhadap pihak lain. 118 Tampil Ansari Siregar, Pendaftaran Tanah dan Kepastian Hak, Medan : Multi Grafika, 2007, hlm. 41. Universitas Sumatera utara 98 Ketentuan mengenai hak milik disebutkan dalam Pasal 16 ayat 1 huruf a UUPA. Secara khusus diatur dalam Pasal 20 hingga Pasal 27 UUPA. Menurut Pasal 50 ayat 1 UUPA, ketentuan-ketentuan lebih lanjut mengenai hak milik diatur dengan undang-undang. Undang – undang yang diperintahkan disini sampai sekarang belum terbentuk. Untuk itu diberlakukan Pasal 56 UUPA, yaitu selama undang – undang tentang hak milik belum terbentuk, maka yang berlaku adalah ketentuan – ketentuan Hukum Adat setempat dan peraturan – peraturan lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan UUPA. 119 Hak milik adalah hak yang memberi kekuasaan sepenuhnya untuk bertindak atas tanah, dengan batasan – batasan sebagai berikut: 120 a. Hak itu dibatasi dengan peraturan dari Pemerintah Pusat; b. Hak ulayat dari desa yang sekedar masih meliputi hak milik, harus diindahkan; c. Kepentingan – kepentingan dari orang lain yang mempunyai hak – hak tanah tersebut harus dihormati, dari sebab itu maka hak – hak erdiensbaarheid atau servituut menurut hukum Romania yang didasarkan perseorangan individualistich dalam hukum adat tidak dikenal; d. Peraturan perundang – undangan menurut hukum adat yang ternyata masih berlaku, harus diperhatikan misalnya kewajiban untuk mengizinkan hewan – hewan dari orang lain masuk tanah itu, selama tanah itu tidak ditanami dan tidak dipagari. 119 Urip Santoso, Hukum Agraria Kajian Komprehansif, Jakarta : Perdana Media Grup, 1996, hlm. 92. 120 Eddy Ruchiyat, Op. Cit., hlm. 36-37. Universitas Sumatera utara 99 Hak – hak atas tanah berdasarkan sistem UUPA terikat kepada beberapa asas atau prinsip terutama asas hak menguasai negara, asas kebangsaan prinsip nasionalitas, prinsip unifikasi, prinsip kesamaan kedudukan antara laki – laki dan perempuan untuk memperoleh hak atas tanah, prinsip terjadi dan hapusnya hak, prinsip fungsi sosial tanah, kewajiban – kewajiban subjek dalam penggunaan tanah dan lain – lainnya. Semua asasprinsip dimaksud melekat pada masing – masing hak atas tanah tersebut. 121 Ciri – ciri yang menonjol dari hak – hak atas tanah berdasarkan sistem UUPA itu adalah pemberian dan penerbitan hak berdasarkan kepada suatu pendaftaran tanah dan atau konversi hak – hak atas tanah. Dan sebagai bukti haknya disebut sertifikat hak. 122 Jika sebidang tanah telah diusahaidipergunakan seseorang biarpun telah bertahun – tahun dan bukan tanah hak adat, secara yuridis formil hukum tanah tersebut masih dikelompokkan sebagai tanah negara. Dalam pengertian sekalipun jangka waktu pengusahaan tanah tersebut misalnya 20 tahun lamanya secara terus – menerus bisa dijadikan salah satu dasar pemberian haknya namun harus diajukan permohonan hak agar menjadi tanah hak. 123 Hak Milik atas tanah berdasarkan UUPA tidak sama denga hak eigendom berdasarkan BW atau sekalipun hampir sama juga tidak persis sama dengan hak milik menurut hukum adat. 124 121 Tampil Ansari, Loc. Cit., hlm. 26. 122 Tampil Ansari, Op. Cit., hlm. 26-27. 123 Ibid. 124 Ibid. Hak milik berdasarkan UUPA tidak diperkenalkan sebgai hak kebendaan dimana pemegang haknya diberi keleluasaan mengambil nikmat dengan lebih mengutamakan kepentingan individual pemiliknya dari kepentingan sosial. Demikian pula hak milik berdasarkan UUPA itu tidak melekat Universitas Sumatera utara 100 atasnya hak ulayat sebagaimana dalam hak milik menurut hukum adat tetapi tidak pernah keluar cakupan hak menguasai negara. 125 Berhubung sampai saat ini ketentuan – ketetuan tentang hak milik belum diatur rinci sebagaimana intruksi Pasal 50 UUPA dan ketentuan Pasal 56 UUPA yang menyatakan bahwa sebelum UU hak milik terbentuk yang berlaku adalah ketentuan – ketentuan hukum adat setempat yang memberi wewenang sebagaimana atau mirip dengan yang dimaksud dalam Pasal 20 UUPA tentang hak milik sepanjang tidak bertentangan dengan jiwa dan ketentuan UUPA, maka memahamkan hak milik itu semakin rumit. 126 Hapusnya hak milik sebagaimana ditegaskan pada Pasal 27 UUPA adalah 127 1 Karena pencaputan hak untuk kepentingan umum Pasal 18 UUPA. Dalam hal ini pemilik tanah sama sekali tidak diberi upaya hukum apapun guna dapat menghalang – halangi atau membatalkan pelaksanaan pencabutan hak dimaksud jika sudah ditetapkan hak atas tanahnya dicabut. Pencabutan hak itu akan dilakukan jika itulah satu – satunya jalan untuk memperoleh tanah tersebut karena si pemilik tidak setuju dan sifatnya memaksa Undang – Undang Nomor 20 Tahun 1961 dan tanah yang dicabut haknya itu jatuh menjadi tanah negara. : 2 Karena penyerahan dengan sukarela oleh pemiliknya. Dalam hal ini setelah melalui musyawarah terdapat kesepakatan antara pihak – pihak maka dengan sukarela pemilik menyerahkan tanahnya seperti halnya didalam pengadaan 125 Ibid. 126 Ibid. 127 Tampil Ansari, Op.Cit., hlm. 37-38 Universitas Sumatera utara 101 tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum atau juga pelepasanpenyerahan hak bentuk lainnya. Jika haknya dilepaskan maka tanah tersebut jatuh menjadi tanah negara. 3 Karena ditelantarkan, dalam pengertian tanah terlantar tersebut dengan sengaja tidak dipergunakan oleh pemegang haknya atau tidak dipelihara dengan baik Pasal 3 PP Nomor 36 Tahun 1998. Sama halnya dengan ketentuan di atas, bahwa tanah yang ditelantarkan, haknya lepas atau hapus dan jatuh menjadi tanah negara 4 Karena subjeknya Warga Negara Indonesia tunggal kehilangan kewrganegaraan Indonesia atau Warga Negara Asing yang memperoleh hak milik sesudah tanggal 24 September 1960 berlakunya UUPA berdasarkan pewarisan tanpa wasiat atau pencampuran harta karena perkawinan. Hapusnya hak milik atas tanah akibat peristiwa hukum dimaksud tidak serta merta tetapi diberi toleransi waktu 1 tahun untuk melepaskan haknya sebagaimana yang lazim berlaku di tempat tersebut Pasal 21 ayat 3 UUPA. 5 Karena jual-beli, penukaran, penghibahan, pemberian yang dimaksudnya langsung atau tidak langsung untuk memindahkan hak milik itu kepada Warga Negara Asing atau Warga Negara Indonesia yang berdwikewarganegaraan atau badan hukum yang tidak di perbolehkan menjadi subjek hak milik berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1963. Hapusnya hak milik akibat perbuatan hukum dimaksud mengakibatkan tanahnya menjadi tanah negara. 6 Apabila tanah musnah. Penjabaran lebih lanjut tentang makna “musnah” tersebut belum ada, oleh karena itu dapat dipahamkan bahwa tanah tersebut Universitas Sumatera utara 102 tidak dapat dipergunakan lagi dengan pengusahaan yang bagaimanapun secara konvensional untuk mendapatkan hasil, bisa saja karena bencana alam yang terjadi dan lain sebagainya. Universitas Sumatera utara 103

BAB IV HAK – HAK MASYARAKAT HUKUM ADAT ATAS TANAH

BERDASARKAN KETENTUAN PMNAKEPALA BPN NO. 5 TAHUN 1999 DIKAITKAN DENGAN PUTUSAN MK. 35PUU-X2012

A. Perkembangan Hak Ulayat Sebelum dan Sesudah Lahirnya PMNAKBPN No. 5 Tahun 1999

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Hak – Hak Masyarakat Hukum Adat Atas Tanah Berdasarkan Ketentuan Pmna/Kepala Bpn Nomor 5 Tahun 1999 Dikaitkan Dengan Putusan Mk Nomor 35/Puu-X/2012

7 185 136

Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Parate Eksekusi Hak Tanggungan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996

2 73 96

Perlindungan Hak Atas Kekayaan Intelektual Dikaitkan Dengan Kepabeanan Berdasarkan Undang-Undang No. 17 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 Tentang Kepabeanan

2 35 114

Perlindungan Hukum Terhadap Hak Atas Tanah Masyarakat Adat Di Atas Tanah Register 40 Pasca Putusan Pidana No.2642 K/PID/2006 AN.Terpidana D.L Sitorus

2 52 119

Tinjauan Yuridis Atas Kepastian Hukum Hak Atas Tanah Yang Telah Bersertifikat Hak Milik (Study Terhadap Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2725 K/Pdt/2008)

1 55 132

Perlindungan Hak Kreditor Dengan Jaminan Fidusia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia

0 10 149

Tinjauan Hukum Atas Perkawinan Beda Agama (Islam dan Kristen)Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Juncto Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia

0 3 1

Tinjauan Yuridis Hak – Hak Masyarakat Hukum Adat Atas Tanah Berdasarkan Ketentuan Pmna/Kepala Bpn Nomor 5 Tahun 1999 Dikaitkan Dengan Putusan Mk Nomor 35/Puu-X/2012

0 1 8

BAB II TINJAUAN UMUM MASYARAKAT HUKUM ADAT A. Pengertian dan Sejarah Masyarakat Hukum Adat - Tinjauan Yuridis Hak – Hak Masyarakat Hukum Adat Atas Tanah Berdasarkan Ketentuan Pmna/Kepala Bpn Nomor 5 Tahun 1999 Dikaitkan Dengan Putusan Mk Nomor 35/Puu-X/20

2 2 46

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Hak – Hak Masyarakat Hukum Adat Atas Tanah Berdasarkan Ketentuan Pmna/Kepala Bpn Nomor 5 Tahun 1999 Dikaitkan Dengan Putusan Mk Nomor 35/Puu-X/2012

0 1 20