82
Sedangkan obyek yang menjadi hak ulayat tidak hanya tanah tetapi meliputi juga hutan belukar, perairan, sungai – sungai, tanaman beserta binatang
yang hidup liar. Setelah berlakunya UUPA, hak ulayat menurut Pasal 3 masih tetap diakui dengan syarat :
1. Sepanjang hak tersebut menurut kenyataan masih ada.
2. Pelaksanaannya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan nasional.
3. Tidak boleh bertentangan dengan undang – undang dan peraturan lain lebih
tinggi
2. Hak Ulayat Dalam UUPA
Pada tanggal 24 September 1960 dibentuklah suatu produk hukum berupa Undang – Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok Agraria. Dalam undang – undang ini ketentuan tentang tanah hak ulayat diatur Pasal 3 UUPA..
Didalam Pasal 3 UUPA dan penjelasannya disebutkan bahwa pelaksanaan hak ulayat harus sesuai dengan keadaan negara kesatuan. Hak ulayat semula
belum pernah diakui, diakui dengan 2 dua pembatasan : 1.
Hak ulayat diakui sepanjang masih ada tanpa penjelasan tentang kriteria masih ada.
2. Biarpun hak ulayat diakui dan masih ada, kegunaannya harus disesuaikan
dengan ketentuan bahwa masyarakat hukum adat sudah menjadi bagian integral masyarakat Indonesia.
Pengakuan atas hak ulayat ini hanya sebatas hak ulayat yang masih diakui sesuai dengan Penjelasan Umum II angka 3 UUPA, bahwa pelaksanaan hak ulayat
Universitas Sumatera utara
83
dan hak – hak yang serupa ini dari masyarakat – masyarakat adat, sepanjang menurut kenyataannya masih ada, harus sedemikian rupa sehingga sesuai dengan
kepentingan nasional dan negara, yang berdasarkan atas persatuan bangsa serta tidak boleh bertentangan dengan undang – undang dan peraturan perundang –
undangan lain yang lebih tinggi. Hal ini berarti bahwa hak ulayat masih diakui asalkan penguasaan hak ulayat tersebut tidak boleh bertentangan dengan undang –
undang atau peraturan lainnya yang lebih tinggi dan selama menurut kenyataan hak ulayat tersebut diakui.
Dalam UUPA dan hukum tanah nasional, bahwasanya hak ulayat tidak dihapus, tetapi juga tidak akan mengaturnya, dalam artian adalah mengatur hak
ulayat dapat berakibat melanggengkan atau melestarikan eksistensinya. Karena pada dasarnya hak ulayat hapus dengan sendirinya melalui proses alamiah, yaitu
dengan menjadi kuat hak – hak perorangan dalam masyarakat hukum adat yang bersangkutan.
UUPA mengakui adanya keberadaan hak ulayat. Hal ini menjadi dasarnya dikeluarkannya Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 5 Tahun 1999 tentang Pedoman Penyelesaian Masalah Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat. Peraturan Menteri Negara Agraria tersebut
mengatur mengenai kriteria dan atau tidak adanya keberadaan hak ulayat masyarakat hukum adat. Setelah melalui penelitian yang melibatkan stakeholders,
keberadaan hak ulayat yang masih ada dinyatakan dalam peta dasar pendaftaran
Universitas Sumatera utara
84
tanah dengan membubuhkan suatu tanda kartografi dan apabila memungkinkan, menggambarkan batas –batasnya serta mencatatnya dalam daftar tanah.
97
a. Kriteria dan penentuan masih adanya Hak Ulayat hak yang serupa dari
masyarakat hukum adat Pasal 2 dan Pasal 5. Penegasan yang dikemukakan dalam penjelasan umum UUPA
sebagaimana adalah merupakan landasan pemikiran tentang pengakuan dan sekaligus pembatasan hak – hak ulayat dari masyarakat hukum adat dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Negara akan tetap memperhatikan keberadaan hak ulayat sepanjang hal tersebut dalam realitasnya masih ada dan
negara menempatkan hak ulayat untuk tunduk kepada kepentingan umum dan negara. Atas dasar kewenangan tersebut negara akan memberikan pengakuan,
pengaturan dan pembatasan terhadap hak ulayat. Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 5 Tahun 1999 tentang Pedoman Penyelesaian Masalah Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat, dipergunakan sebagai pedoman dalam daerah
melaksanakan urusan pertanahan khususnya dalam hubungan dengan masalah Hak Ulayat masyarakat adat yang nyata – nyata masih ada didaerah yang
bersangkutan. Peraturan ini memuat kebijaksanaan yang memperjelas prinsip pengakuan
terhadap Hak Ulayat dan hak – hak serupa dari masyarakat hukum adat, sebagaimana dimaksud dalam UU No. 5 Tahun1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok Agraria, kebijaksanaan tersebut meliputi :
97
Pasal 5 ayat 2 Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 1999.
Universitas Sumatera utara
85
b. Kewenangan masyarakat hukum adat terhadap tanah ulayatnya Pasal 2 dan
Pasal 4.
3. Ciri – Ciri Hak Ulayat