60 Cara menguji normalitas data dapat dilihat dengan tiga pendekatan yaitu
pendekatan histogram, grafik, dan Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas data dengan pendekatan histogram dapat dilihat dengan kurva normal yaitu kurva yang
memiliki ciri-ciri khusus, salah satunya adalah bahwa mean, mode, dan median pada tempat yang sama. Pada pendekatan histogram variabel berdistribusi normal
jika dapat ditunjukkan oleh distribusi data yang tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Pada pendekatan grafik, uji normalitas dapat dilihat dari titik-
titik disepanjang garis diagonal. Jika pada scattler plot terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini berarti data berdistribusi
normal. Sedangkan pendekatan Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk
memastikan apakah data disepanjang garis diagonal berdistribusi normal. Nilai kolmogorov smirnov Z lebih kecil dari 1,97 berarti data dikatakan normal
Situmorang dan Lufti, 2012:107. Pengambilan keputusan mengenai normalitas adalah sebagai berikut:
1. Jika p 0.05 maka distribusi data tidak normal
2. Jika p 0.05 maka distribusi data normal
Cara mengatasi data tidak normal antara lain: 1.
Melakukan transformasi data misalnya mengubah data menjadi bentuk logaritma Log atau natural Ln.
2. Menambah jumlah data.
3. Menghilangkan data yang dianggap sebagai penyebab tidak normalnya data.
4. Menerima data apa adanya.
3.10.2 Uji Multikolinearitas
Universitas Sumatera Utara
61 Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen
Ghozali, 2009. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi antara lain dapat dilakukan dengan melihat 1 nilai tolerance dan
lawannya 2 varians factor VIF. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance 0,10 atau sama
dengan nilai VIF 10.
3.10.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians sama,
dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan ada homoskedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi heteroskedastisitas Situmorang dan
Lufti, 2012:108. Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan scatterplot. Apabila terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk pola
yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastitas pada model regresi sehingga model
regresi layak dipakai. Cara lain untuk menguji heteroskedastisitas data adalah dengan Uji Spearman’s rho dengan ketentuan jika nilai signifikansi lebih besar
dari 0,05 kesimpulannya adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 kesimpulannya adalah terjadi
heteroskedastisitas.
3.10.4 Uji Autokorelasi
Universitas Sumatera Utara
62 Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya Situmorang dan Lufti¸ 2012: 120. Jika
terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain.
Pengujian asumsi ini, dilakukan dengan menggunakan Durbin Watson Durbin Watson Test. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelsi.
Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi
Hipotesis Nol Keputusan
Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak
0ddl Tidak ada autokorelasi positif
No Decision dl
≤d≤du Tidak ada korelasi negative
Tolak 4-dld4
Tidak ada korelasi negative No Decision
4-du ≤d≤4-dl
Tidak ada autokorelasi positif atau negative
Tidak Ditolak Dud4-du
Sumber: Situmorang dan Lufti 2012: 126
Universitas Sumatera Utara
63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Perusahaan 4.1.1
PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk berdiri pada tanggal 27 September 1989 dan berkantor pusat di Agro Plaza, Jl. HR. Rasuna Said Blok X2
No. 1 Jakarta. Bank BRI Agroniaga melakukan Initial Public Offering di Bursa Efek Indonesia pada Agustus 2003 dengan kode saham AGRO.
Per 31 Desember 2014, Bank BRI Agroniaga mencatatkan total aset sebesar Rp.6.385.191.484.000,00 serta memiliki 14 kantor cabang, 26 kantor
cabang pembantu, 3 kantor kas, 1 payment point, 41 ATM BRI AGRO, ATM BRI dan jaringan ATM Bersama.
4.1.2 PT Bank Bukopin Tbk
PT Bank Bukopin Tbk berdiri pada tanggal 19 Juli 1970 dan berkantor pusat di Jl. MT. Haryono Kav. 50-51, Jakarta Selatan. Bank Bukopin melakukan
Initial Public Offering di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 30 Juni 2006 dengan kode saham BBKP.
Per 31 Desember 2014, Bank Bukopin mencatatkan total aset sebesar Rp.79.051.000.000.000,00 dan memiliki 40 kantor cabang, 121 kantor cabang
pembantu, 86 kantor fungsional, 145 kantor kas, 39 payment point, 8 pick up service, dan 614 ATM. Bank Bukopin memiliki dua perusahaan entitas anak yaitu
PT Bukopin Finance dan PT Bank Syariah Bukopin serta dua perusahaan entitas yang terafiliasi yaitu PT Ismawa Trimitra dan PT BPR Dhaha Ekonomi.
Universitas Sumatera Utara