Pembahasan .1 Pengaruh Capital Adequacy Ratio CAR terhadap Return on Asset bank
89
4.4 Pembahasan 4.4.1 Pengaruh Capital Adequacy Ratio CAR terhadap Return on Asset bank
devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014
Dari hasil penelitian diperoleh nilai koefisien transformasi regresi untuk variabel Capital Adequacy Ratio CAR sebesar -2,089 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,039 nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Pada uji t diperoleh keputusan bahwa Capital Adequacy Ratio CAR memiliki hubungan
yang negatif terhadap Return on Asset artinya bahwa semakin besar CAR maka akan semakin kecil Return on Asset, demikian sebaliknya. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Clorinda 2013, Prasnanugraha 2007 dan Sabir et al 2011 yang menyatakan bahwa CAR memiliki pengaruh yang negatif dan
signifikan, dan bertentangan dengan penelitian Purnamawati 2014 yang menyatakan bahwa CAR memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
ROA. Semakin besar Capital Adequacy Ratio CAR maka Return on Asset
ROA yang diperoleh bank akan semakin kecil. CAR bank devisa yang tinggi dapat mengurangi kemampuan bank dalam melakukan ekspansi aktivitas
operasional bisnisnya seperti penyaluran kredit karena semakin besarnya modal yang dicadangkan untuk menutupi risiko kerugian. Tingginya CAR
mengindikasikan adanya sumber daya finansial modal yang idle. Tingginya nilai CAR mungkin disebabkan oleh sebagian besar dana yang telah diperoleh dari
aktivitas perbankan dialokasikan pada cadangan minimum bank atau digunakan untuk menutupi potensi kerugian yang diakibatkan oleh kegiatan aktivitas bank.
Universitas Sumatera Utara
90 Dengan demikian berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa Capital
Adequacy Ratio CAR berpengaruh negative terhadap Return on Asset bank devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014.
4.4.2 Pengaruh Non Performing Loan NPL terhadap Return On Asset yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014
Dari hasil penelitian diperoleh nilai koefisien transformasi regresi untuk variable Performing Loan NPL sebesar -0,207 dan tingkat signifikansi sebesar
0,837 nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Pada uji t diperoleh keputusan bahwa Performing Loan NPL memiliki hubungan yang negatif terhadap Return
on Asset artinya bahwa semakin besar NPL maka akan semakin kecil Return on Asset, demikian sebaliknya. Menurut Dendawijaya 2009, NPL merupakan
hilangnya kesempatan memperoleh kesempatan pendapatan income dari kredit yang diberikan, sehingga mengurangi laba dan mengurangi kemampuan untuk
memberikan kredit. Kecilnya resiko kredit yang ditanggung pihak bank akan meningkatkan
laba bank demikian sebaliknya, sehingga NPL berpengaruh negatif terhadap ROA. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Prasnanugraha 2007 yang
menyebutkan bahwa NPL berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Hasil penelitian yang sejalan dengan penelitian ini dilakukan oleh Ahmad Buyung
Nusantara 2009, Dewi et al 2015 dan Ponco 2008 dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa NPL berpengaruh negatif terhadap ROA.
Universitas Sumatera Utara
91
4.4.3 Pengaruh Net Interest Margin terhadap Return on Asset bank devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014
Dari hasil penelitian diperoleh nilai koefisien transformasi regresi untuk
variable Net Interest Margin NIM sebesar 6,513 dengan nilai signifikansi
sebesar 0,000 dimana nilai ini signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 dan lebih kecil dari 0,05.
Hal ini berarti bahwa NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA Menurut Dendawijaya 2009, NIM merupakan perbandingan
antara pendapatan bunga bersih pendapatan bunga–beban bunga dengan rata- rata aktiva produktif. NIM memiliki pengaruh terhadap intermediasi perbankan,
karena baik buruknya intermediasi bank akan berdampak pada pendapatan bunga yang akan diperoleh bank.
Peningkatan NIM bank devisa menandakan peningkatan kemampuan bank dalam pemanfaatan aktiva-aktiva produktif secara efisien untuk menghasilkan
pendapatan bunga. Sebagai pendapatan utama bagi bank, peningkatan pendapatan bunga mendorong pertambahan laba sehingga ROA pun semakin meningkat.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Mawardi 2005 dan Tau Sau Eng 2013 yang menyatakan NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Hasil
penelitian berbeda dengan peneitian yang dilakukan oleh Alper dan anbar 2013. Dengan demikian berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa Net Interest
Margin NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Asset bank devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014.
Universitas Sumatera Utara
92
4.4.4 Pengaruh Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional terhadap Return on Asset bank devisa yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2010-2014
Dari hasil penelitian diperoleh nilai koefisien transformasi regresi untuk variable Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO sebesar -
29,312 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 dimana nilai ini signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 dan lebih kecil dari 0,05.
Sebagai rasio efisiensi usaha
bank, BOPO menggambarkan kemampuan bank untuk menghasilkan pendapatan operasional dengan menggunakan beban biaya operasional yang efisien.
Semakin efisien kegiatan operasional suatu bank, maka semakin baik kinerja bank yang bersangkutan dalam hal pengalokasian beban-beban atau biaya-biaya secara
optimal untuk menghasilkan pendapatan yang dapat mendorong peningkatan aktivitas operasional dari bank devisa.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Prasnanugraha 2007 yang menyatakan BOPO berpengaruh positif dan signifikan
terhadap ROA. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari 2009 dan Tan Sau eng 2013 yang menyatakan BOPO berpengaruh
negatif dan signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap Return on Asset yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014.
Universitas Sumatera Utara
93
4.4.5 Pengaruh Loan to Deposito Ratio LDR terhadap Return on Asset bank devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014
Dari hasil penelitian diperoleh nilai koefisien transformasi regresi untuk
variable Loan to Deposito Ratio LDR sebesar -0,890 dengan dan tingkat
signifikansi sebesar 0,376 nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa besarnya LDR perbankan mempunyai
pengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap Return on Asset ROA. Secara konsep teori LDR menunjukkan bahwa jika kemampuan bank dalam
menyalurkan kredit terhadap dana pihak ketiga yang terkumpul adalah tinggi, maka semakin tinggi pula kredit yang diberikan pihak bank dan juga akan
meningkatkan laba bank yang bersangkutan, dengan kata lain kenaikan Loan LDR akan meningkatkan ROA, sehingga kinerja keuangan bank akan semakin baik
dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kredit dengan efektif sehingga jumlah kredit macetnya akan kecil. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin
tinggi LDR akan semakin tinggi ROA. LDR berpengaruh negative dan tidak signifikan karena bank memberikan kredit dengan hati-hati dikarenakan jumlah
kredit macet semakin besar dan lebih menekankan pada pendanaan sehingga ROA semakin menurun. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Sabir et al 2011, Purnamawati 2014 yang menunjukkan pengaruh negatif terhadap ROA namun berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Mahardian
2008 dan Prastiyaningtyas 2010 yang menyatakan bahwa LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
Loan to Deposito Ratio LDR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
Return on Asset yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014.
Universitas Sumatera Utara
94