Uji Asumsi Klasik .1 Uji Normalitas

75 4.2.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data telah mengikuti atau mendekati distribusi normal. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yaitu distribusi data tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan pendekatan histogram, grafik, dan Kolmogorov-Smirnov. Sumber: Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Berdasarkan histogram pada Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa data variabel berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh distribusi data yang tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan kurvanya berbentuk lonceng. Cara lain untuk menguji normalitas data dengan grafik yakni dengan melihat penyebaran Universitas Sumatera Utara 76 data titik pada garis diagonal dari grafik normalitas Normal P-P Plot. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistiribusi normal. Namun, jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa data tidak berdistribusi normal. Sumber: Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Normal P-P Plot Berdasarkan grafik normal probability plot pada Gambar 4.3 dapat diketahui bahwa titik-titik mengikuti data disepanjang garis diagonal. Hal ini berarti data berdistribusi normal. Untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal tersebut berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov 1 sample K-S yang hasilnya tampak pada Tabel 4.2 berikut ini: Universitas Sumatera Utara 77 Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Uji Kolmogorov-Smirnov Unstandardized Residual N 100 Normal Parameters a,b Mean ,0000000 Std. Deviation ,00416392 Most Extreme Differences Absolute ,099 Positive ,073 Negative -,099 Kolmogorov-Smirnov Z ,994 Asymp. Sig. 2-tailed ,277 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov 1 sample K-S pada Tabel 4.2 menunjukkan besarnya nilai Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,277 berada di atas nilai signifikan 0,05 dan nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,994 lebih kecil dari 1,97. Hal ini berarti data terdistribusi normal, sehingga dari uji ini menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen satu dengan yang lainnya. Uji ini dilakukan dengan melihat collinearity statistics dan koefisien korelasi antara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance variable dan Variance Inflation Factor VIF. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Universitas Sumatera Utara 78 Dengan ketentuan jika VIF 10 atau tolerance 0,1 maka tidak terjadi multikolinieritas. Hasil pengujian statistik multikolinieritas tampak pada Tabel 4.3 berikut ini: Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant ,089 ,005 17,747 ,000 CAR -,018 ,009 -,061 -2,089 ,039 ,871 1,149 NPL -,003 ,016 -,007 -,207 ,837 ,736 1,359 NIM ,201 ,031 ,191 6,513 ,000 ,858 1,166 BOPO -,092 ,003 -,910 -29,312 ,000 ,767 1,304 LDR -,003 ,004 -,026 -,890 ,376 ,899 1,113 a. Dependent Variable: ROA Sumber: Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah Pengujian ada tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan Tolerance TOL dan metode VIF Variance Inflation Factor Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Berdasarkan dari hasil perhitungan nilai VIF pada Tabel 4.3, tidak satupun variabel independen yang memiliki lebih dari 10, karena nilai VIF tertinggi sebesar 1,359 dan nilai tolerance seluruh variabel independen menunjukkan hasil lebih dari 0,1 sehingga dapat ditarik keseimpulan pada model regresi tidak terjadi gejala multikolinieritas antar variabel independen. Universitas Sumatera Utara 79

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama diantara anggota grup tersebut. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk melihat apakah heteroskedastisitas atau tidak, dapat dilakukan melalui pendekatan grafik. Ada atau tidaknya problemmasalah heteroskedastisitas dalam penelitian ini dapat dideteksi dengan melihat sebaran pada scatter plot dalam gambar 4.3 di bawah ini Sumber: Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah Gambar 4.4 Scatterplot Dari grafik Scatterplot yang disajikan, terlihat titik-titik yang menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Universitas Sumatera Utara 80 Cara lain untuk menguji heteroskedastisitas data adalah dengan Uji Spearman’s rho dengan ketentuan jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 kesimpulannya adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 kesimpulannya adalah terjadi heteroskedastisitas. Hasil dari Uji Spearman’s rho dapat dilihat pada Tabel 4.4 dibawah ini: Tabel 4.4 Uji Spearman’s Rho Sumber : Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah Correlations CAR NPL NIM BOPO LDR ROA Unstandardized Residual e a a s o CAR Correlation Coefficient 1,000 -,228 ,013 -,205 ,168 ,194 ,125 Sig. 2-tailed . ,023 ,897 ,040 ,094 ,053 ,214 N 100 100 100 100 100 100 100 NPL Correlation Coefficient -,228 1,000 -,073 ,354 -,186 -,310 ,039 Sig. 2-tailed ,023 . ,471 ,000 ,064 ,002 ,703 N 100 100 100 100 100 100 100 NIM Correlation Coefficient ,013 -,073 1,000 -,237 -,108 ,308 -,171 Sig. 2-tailed ,897 ,471 . ,018 ,283 ,002 ,089 N 100 100 100 100 100 100 100 BOPO Correlation Coefficient -,205 ,354 -,237 1,000 -,061 -,914 ,146 Sig. 2-tailed ,040 ,000 ,018 . ,545 ,000 ,148 N 100 100 100 100 100 100 100 LDR Correlation Coefficient ,168 -,186 -,108 -,061 1,000 ,036 ,097 Sig. 2-tailed ,094 ,064 ,283 ,545 . ,721 ,336 N 100 100 100 100 100 100 100 ROA Correlation Coefficient ,194 -,310 ,308 -,914 ,036 1,000 ,094 Sig. 2-tailed ,053 ,002 ,002 ,000 ,721 . ,352 N 100 100 100 100 100 100 100 Unstandardized Residual Correlation Coefficient ,125 ,039 -,171 ,146 ,097 ,094 1,000 Sig. 2-tailed ,214 ,703 ,089 ,148 ,336 ,352 . N 100 100 100 100 100 100 100 . Correlation is significant at the 0.05 level 2-tailed. . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Universitas Sumatera Utara 81 Hasil uji Heterokedastisitias pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. 2-tailed masing-masing variabel independen seluruhnya lebih besar daripada α 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

4.2.2.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penggangggu pada periode t-1 sebelumnya. Cara mengetahui adanya autokorelasi dapat dilakukan dengan uji The Run Test. Hasil dari uji autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini: Tabel 4.5 Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 ,965 a ,931 ,927 ,0042732 2,116 a. Predictors: Constant, LDR, NIM, CAR, BOPO, NPL b. Dependent Variable: ROA Sumber: Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai Durbin Watson DW adalah 2,116. Hasil regresi dengan level signifikan 0,05 α = 0,05 dan nilai dL dan Du dengan n=20 dan k=5 adalah Besarnya DW tabel untuk dL batas luar =. 0,7918. Besarnya DW tabel untuk dU batas dalam = 1,9908. Maka disimpulkan 4-dU 2,0092 DW2,116 4-dL 3,2082 sehingga dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi negatif. Untuk mendukung uji autokorelasi maka dapat dilakukan dengan uji The Run Test. Hasil dari uji autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini: Universitas Sumatera Utara 82 Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi Runs Test Unstandardized Residual Test Value a ,00024 Cases Test Value 50 Cases = Test Value 50 Total Cases 100 Number of Runs 49 Z -,402 Asymp. Sig. 2-tailed ,688 a. Median Sumber: Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah Hasil uji autokorelasi pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai test adalah 0,00024 dan nilai Asymp. Sig. 2-tailed sebesar 0,688 lebih besar daripada α 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa residual bersifat random atau tidak terjadi autokorelasi positif atau negatif pada model regresi penelitian ini.

4.2.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Dokumen yang terkait

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Net Interest Margin Terhadap Return On Assets Pada Perusahaan Finansial Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bei Pada Tahun 2006-2010

9 80 121

Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, dan Net Interest Margin terhadap Return on Asset pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

0 62 107

Pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio, Net Interest Margin Dan Bank Size Terhadap Return On Asset Pada Bank Bumn Go Public Di Bursa Efek Indonesia

0 54 99

Analisis Pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan To Deposit Ratio (LDR) terhadap Net Interest Margin (NIM), Studi Kasus PT Bank Muamalat Indonesia Tbk.

0 10 177

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Net Interest Margin, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional dan Loan to Deposit Ratio yang Berimplikasi pada Profitabilitas Bank Mutiara

1 5 140

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, NON PERFORMING LOAN, BIAYA OPERASIONAL/PENDAPATAN OPERASIONAL, NET INTEREST MARGIN, LOAN DEPOSIT RATIO TERHADAP PERUBAHAN LABA.

0 3 20

Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, dan Net Interest Margin terhadap Return on Asset pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

0 14 107

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON PERFORMING LOAN (NPL), BIAYA OPERASIONAL PADA PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO), LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR), DAN NET INTEREST MARGIN (NIM) TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM KONVENSIONAL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

0 0 120

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL, NON PERFORMING LOAN, NET INTEREST MARGIN DAN LOAN TO DEPOSIT RATIO TERHADAP PROFITABILITAS BANK (Studi Pada Bank Persero di Indonesia Periode 2002 – 2013)

0 1 9

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, NET INTEREST MARGIN, LOAN TO DEPOSIT RATIO, NON PERFORMING LOAN, DAN BEBAN OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL TERHADAP RETURN ON ASSET YANG TERDAFTAR DI OTORITAS JASA KEUANGAN (Studi Pada Bank Devisa Periode 2014-2016) - U

0 0 14