4. 1. Tarif Transportasi 4. 1. 1. Permintaan 4. 1. 1. 1. Tarif Jasa Angkutan 4. 1. 1. 2. Daya Beli Masyarakat
yang dikenakan pada pengguna jasa sedangkan struktur tarif adalah merupakan tata cara atau mekanisme bagaimana tarif tersebut dibayarkan.
Kebijaksanaan penerapan tarif angkutan yang berbeda-beda untuk jenis muatan penumpang dan barang dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
resiko. Beberapa kemungkinan dapat dikemukakan sebagai berikut : a.
Pendapatan pribadi atau kemakmuran. Perbedaan sumber daya keuangan penduduk dapat mempengaruhi pengeluaran untuk perjalanan. Kelompok
berpendapatan rendah lebih tertarik menggunakan kendaraan umum yang tarifnya lebih rendah.
b. Maksud perjalanan. Penduduk yang melakukan perjalanan untuk kesenangan
biasanya bersedia membayar tarif yang lebih mahal dari pada perjalanan untuk keperluan-keperluan lain.
c. Umur. Penduduk kelompok umur dewasa dibebani tarif yang lebih mahal dari
pada kelompok anak-anak yang dianggap masih menjadi tanggungan orang tuanya.
d. Satu arah atau perjalanan keliling. Tarif untuk perjalanan keliling biasanya lebih
murah dibandingkan perjalanan satu arah atau pergi dan pulang. e.
Perjalanan rombongan atau individual. Umumnya perjalanan yang dilakukan secara rombongan besar diberikan potongan sehingga tarifnya lebih murah dari
pada perjalanan yang dilakukan secara individual. f.
Urgensi perjalanan. Perjalanan yang sifatnya khusus atau mendadak tarifnya lebih tinggi dibandingkan pejalanan lainnya Rahardjo, 2010:121.
II. 4. 1. Tarif Transportasi II. 4. 1. 1. Permintaan
Universitas Sumatera Utara
Menurut Maringan Simbolon 2003, permintaan transportasi adalah besarnya jumlah jasa transportasi yang dibutuhkan untuk mengangkut manusia atau barang dari
dan ke suatu daerah. Dalam menentukan kuantitas kebutuhan jasa transportasi quantity services demanded perlu diperhatikan beberapa konsep berikut:
a. Jumlah jasa angkutan yang diminta merupakan kuantitas yang diinginkan.
b. Jumlah yang dinginkan konsumen dipengaruhi oleh daya beli, jenis jasa
angkutan, dan selera konsumen. c.
Kuantitas yang diminta menunjukkan pembelian yang diinginkan. d.
Kuantitas yang diminta berbeda dengan kuantitas nyata. e.
Pembelian yang diinginkan berbeda dengan pembelian riil atau sebenarnya. Dengan demikian, jumlah yang diminta bukan merupakan harapan kosong,
tetapi merupakan permintaan efektif. Permintaan efektif ini merupakan jumlah jasa angkutan yang bersedia dibayar oleh konsumen dengan tingkat tarif tertentu. Kuantitas
yang diminta ini merupakan arus pembelian jasa angkutan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, kuantitas tersebut harus dinyatakan dalam satuan kursi seat dan trayek.
Faktor yang menentukan kuantitas jasa angkutan yang diminta dapat berupa: