1 UMUM Evaluasi Tarif Bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) Berdasarkan Biaya Operasional Kendaraan Trayek Medan-Dolok Sanggul

BAB I PENDAHULUAN

I. 1 UMUM

Transportasi merupakan usaha untuk memindahkan, menggerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, dimana di tempat lain objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-tujuan tertentu Fidel Miro, 2004. Dewasa ini transportasi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, manusia dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari tidak terlepas dari pergerakan. Pergerakan yang dimaksud adalah kegiatan atau aktivitas manusia seperti bekerja, belajar, berbelanja dan berliburberekreasi. Dengan semakin bertambahnya penduduk akan mengacu pada aktifitas penduduk. Sarana dan prasarana transportasi akan sangat dibutuhkan untuk mengimbangi aktifitas penduduk. Angkutan Umum dan Jalan raya merupakan salah satu sarana dan prasarana transportasi darat yang dimaksudkan untuk menunjang pertumbuhan dan hubungan ekonomi, pendidikan, sosial budaya antar daerah. Angkutan umum di Indonesia belum sepenuhnya mendapat tanggapan positif dari masyarakat. Penggunaan kendaraan pribadi dan kendaraan bermotor roda 2 menjadi tantangan serius dalam peningkatan pelayanan transportasi dan upaya pemerintah untuk mensosialisasikan penggunaan angkutan umum. Padahal angkutan umum adalah solusi yang tepat untuk permasalahan transportasi jalan seperti kemacetan, kecelakaan, polusi udara, efisiensi penggunaan BBM Bahan Bakar Minyak dan biaya transportasi. Universitas Sumatera Utara Tarif merupakan pungutan yang dibebankan terhadap pengguna jasa atas jasa yang diberikan oleh operator penyedia jasa. Namun yang terpenting adalah sumber- sumber daya transportasi bisa dimanfaatkan untuk mencapai tujuan transportasi, misalnya keamanan, keselamatan, keandalan dan kenyamanan. Tarif yang diberikan oleh operator angkutan penyedia jasa merupakan akumulasi dari biaya operasional yang dikeluarkan oleh operator angkutan dengan tingkat daya beli masyarakat. Pada prinsipnya tarif ditetapkan secara independen dari biaya operasi dengan mempertimbangkan masukan dari berbagai elemen terkait di bidang transportasi seperti asosiasi perusahaan angkutan, pengguna jasa angkutan, pakar transportasi Perguruan Tinggi, dan organisasi kemasyarakatan. Untuk memperbaiki kualitas pelayanan angkutan umum diperlukan sistem pentarifan yang mampu mengakomodir peningkatan kualitas pelayanan operator angkutan dan pengguna jasa angkutan, dan pemerintah diharapkan mampu untuk menjembatani sistem pentarifan tersebut. Sistem pentarifan yang cenderung datar bisa mempengaruhi sumber daya transportasi yang digunakan terlalu berlebihan pada periode sibuk dan sebaliknya pada periode sepi. Hal ini mengakibatkan penurunan kualitas pelayanan karena pada periode puncak akan terjadi angkutan umum kejar- kejaran penumpang dan ngetem pada periode sepi Laporan Analisis Tarif AKDP Di Jawa Barat, Tahun 2006. Perlu kiranya untuk mengevaluasi sistem pentarifan yang ada, untuk mencapai pelayanan yang optimal.

I. 2 LATAR BELAKANG