4. 1. 1. 3. Selera Konsumen 4. 1. 2. Penawaran 4. 2. Struktur Tarif 4. 2. 1. Tarif Seragam Flat Fare 4. 2. 2. Tarif Berdasarkan Jarak Distance-Based Fare

Dari kurva diatas dapat ditarik suatu asumsi bahwa pada saat penawaran tetap, jika harga atau tarif jasa angkutan naik, maka jumlah permintaan akan menurun, dan sebaliknya.

II. 4. 1. 1. 2. Daya Beli Masyarakat

Daya beli masyarakat ditentukan oleh tingkat penghasilan masyarakat. Permintaan terhadap jasa angkutan tergantung pada penghasilan rata-rata dan tarif jasa angkutan, serta kesediaan angkutan pengganti, baik yang bersifat subsitusi atau komplementer. Bila tarif angkutan subsitusi atau komplementer lebih rendah, maka konsumen akan beralih kepada jasa subsitusi atau komplementer, dan sebaliknya.

II. 4. 1. 1. 3. Selera Konsumen

Penggunaan kendaraan pribadi akan mempengaruhi permintaan terhadap jasa angkutan. Bila konsumen banyak menggunakan angkutan atau kendaraan pribadi, maka permintaan terhadap jasa angkutan umum akan menurun, dan sebaliknya. Aktivitas masyarakat juga mempengaruhi permintaan terhadap jasa angkutan baik pribadi maupun jasa angkutan umum.

II. 4. 1. 2. Penawaran

Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah jasa angkutan yang ditawarkan adalah: a. Harga atau tarif yang berlaku. b. Harga dan ketersidaan sumber daya. c. Tujuan perusahaan tingkat keuntungan yang hendak dicapai. d. Strategi pemasaran perusahaan. e. Teknologi yang diterapkan. f. Kebijaksanaan pemerintah untuk memberi kesempatan beroperasi. Universitas Sumatera Utara

II. 4. 2. Struktur Tarif

Struktur tarif merupakan struktur umum dari pentarifan pada suatu daerah sedangkan jenis-jenis pentarifan adalah bagaimana pengguna angkutan membayarkan tarif ongkos dibayarkan. Dalam menangani kebijakan tarif, struktur tarif merupakan faktor yang harus dipertimbangkan dalam penentuan tarif. Struktur tarif terdiri dari:

II. 4. 2. 1. Tarif Seragam Flat Fare

Dalam sistem tarif seragam flat fare tarif ditentukan berdasarkan jauhnya jarak yang dapat dijangkau angkutan. Semakin besar perbedaan antara panjang jarak perjalanan rata-rata dan frekuensi terbanyak, akan semakin besar dampak yang merugikan pada penumpang jarak dekat, sedangkan penumpang jarak jauh menikmati biaya perjalanan yang menguntungkan, pada kenyataannya sistem tarif ini jarang diterapkan. Tarif Rp Jarak km Gambar 2. 2. Tarif Seragam

II. 4. 2. 2. Tarif Berdasarkan Jarak Distance-Based Fare

Struktur tarif ini sangat tergantung dengan jarak yang ditempuh, yakni penetapan besarnya tarif dilakukan pengalian tarif tetap per kilometer dengan panjang perjalanan yang ditempuh oleh setiap penumpangnya. Dalam penerapannya, tarif ini Universitas Sumatera Utara merupakan penyederhanaan dari sekumpulan formula untuk mencapai hasil perhitungan yang lebih kasar, kumpulan biaya mungkin masih menemukan kesulitan karena frekuensi panjang perjalanan yang paling besar selalu relatif pendek di dalam sektor angkutan lokal. Oleh karena itu, biaya kilometer hanya cocok digunakan untuk angkutan kota hanya dalam kondisi terkendali dan tidak dapat digunakan pada hari yang padat. Tarif Rp Jarak km Gambar 2. 3. Tarif Berdasarkan Jarak

II. 4. 2. 3. Tarif Bertahap