Tarif merupakan pungutan yang dibebankan terhadap pengguna jasa atas jasa yang diberikan oleh operator penyedia jasa. Namun yang terpenting adalah sumber-
sumber daya transportasi bisa dimanfaatkan untuk mencapai tujuan transportasi, misalnya keamanan, keselamatan, keandalan dan kenyamanan.
Tarif yang diberikan oleh operator angkutan penyedia jasa merupakan akumulasi dari biaya operasional yang dikeluarkan oleh operator angkutan dengan
tingkat daya beli masyarakat. Pada prinsipnya tarif ditetapkan secara independen dari biaya operasi dengan mempertimbangkan masukan dari berbagai elemen terkait di
bidang transportasi seperti asosiasi perusahaan angkutan, pengguna jasa angkutan, pakar transportasi Perguruan Tinggi, dan organisasi kemasyarakatan.
Untuk memperbaiki kualitas pelayanan angkutan umum diperlukan sistem pentarifan yang mampu mengakomodir peningkatan kualitas pelayanan operator
angkutan dan pengguna jasa angkutan, dan pemerintah diharapkan mampu untuk menjembatani sistem pentarifan tersebut. Sistem pentarifan yang cenderung datar
bisa mempengaruhi sumber daya transportasi yang digunakan terlalu berlebihan pada periode sibuk dan sebaliknya pada periode sepi. Hal ini mengakibatkan penurunan
kualitas pelayanan karena pada periode puncak akan terjadi angkutan umum kejar- kejaran penumpang dan ngetem pada periode sepi Laporan Analisis Tarif AKDP Di
Jawa Barat, Tahun 2006. Perlu kiranya untuk mengevaluasi sistem pentarifan yang ada, untuk mencapai pelayanan yang optimal.
I. 2 LATAR BELAKANG
Guna mendukung kegiatan masyarakat Sumatera Utara dengan wilayah yang luas dan penduduk yang tersebar sangat diperlukan sarana dan prasarana
Universitas Sumatera Utara
transportasi. Dengan kondisi tingkat ekonomi masyarakat dalam pemenuhan sarana transportasi yang berbeda, maka salah satu sarana yang dibutuhkan adalah angkutan
umum. Sampai sekarang kebutuhan angkutan umum penumpang yang ada di
Provinsi Sumatera Utara telah dilayani oleh beberapa jenis kendaraan dengan beberapa trayek. Salah satu trayek yang dikembangkan adalah angkutan umum
dengan menggunakan bus jurusan Medan - Doloksanggul. Doloksanggul merupakan ibukota kabupaten Humbang Hasundutan yang
sebagian penduduknya bergelut di sektor pertanian. Sektor pertanian di kabupaten Humbang Hasundutan merupakan sektor andalan yang sangat potensial, karena
sektor ini adalah tulang punggung dalam perekonomian daerah. Kontribusi sektor pertanian bagi pendapatan daerah kabupaten Humbang Hasundutan mencapai
59,08 www.humbanghasundutan.go.id. Berbagai kepentingan mendasari seseorang untuk perjalanan ke
Doloksanggul, mulai dari kepentingan pribadi, jalan-jalan, bisnisberdagang, dan kegiatan lainnya. Dalam hal melakukan perjalanan seseorang dihadapkan pada
pemilihan moda yang akan mengantarkan seseorang ke tempat tujuannya dengan mempertimbangkan aspek keselamatan, kenyamanan, keamanan, dan biaya yang
dikeluarkan tarif. Beberapa bus yang melayani trayek Medan – Doloksanggul adalah Po.Sampri, Po. Sentosa Transport, CV. Karya Agung, Po.KBT Koperasi
Bintang Tapanuli, dan CV.Tao Toba Indah.
Adapun yang menjadi alasan penulis memilih trayek Medan – Doloksanggul sebagai bahan studi adalah karena perusahaan angkutan bus yang melayani Medan –
Doloksanggul memiliki persaingan yang kompetitif dalam melayani pengguna
Universitas Sumatera Utara
angkutan bus. Sehingga semua pelayanan yang diberikan angkutan bus diusahakan seoptimal mungkin dalam menjaga pelanggan pengguna angkutan bus itu sendiri.
Pengguna angkutan bus akan selalu berusaha mencapai efisiensi transportasi dimana pengangkutan akan memakan waktu yang secepat mungkin dan dengan pengeluaran
biaya yang sekecil mungkin. Mengevaluasi tarif yang berlaku dengan adanya tingkat persaingan yang kompetitif apakah tarif yang ditetapkan menutupi Biaya
Operasional Kendaraan. Berdasarkan hal inilah tulisan ini diangkat dalam tugas
akhir TA dengan judul “Evaluasi Tarif Bus Antar Kota Dalam Propinsi AKDP Berdasarkan Biaya Operasional Kendaraan Trayek Medan-
Doloksanggul“.
I. 3 PERUMUSAN MASALAH