4. 5. Kebijakan Pemerintah 4. 5. 1. Kebijaksanaan Institusi 4. 5. 2. Kebijaksanaan Tarif

Tabel 2. 4. Tarif Dasar Batas Atas dan Batas Bawah Angkutan Penumpang Antar Kota Dalam Propinsi Kelas Ekonomi di Jalan Dengan Mobil Bus Umum di Sumatera Utara. TARIF Rppnp-km BATAS ATAS BATAS BAWAH 139 86 Sumber: Peraturan Gubernur Sumatera Utara No. 5 Tahun 2009

II. 4. 5. Kebijakan Pemerintah

Pemerintah dibidang transportasi bertujuan untuk mengatur, membina dan mengawasi kegiatan penyelenggaraan transportasi sehingga penyelenggaraan pengangkutan dikuasai oleh pemerintah.

II. 4. 5. 1. Kebijaksanaan Institusi

a. Untuk mewujudkan sistem perhubungan yang seimbang dan terpadu maka pengembangan sektor perhubungan perlu koordinasi. b. Peranan swasta dan koperasi dalam pengadaan sarana perhubungan perlu ditingkatkan. c. Segenap kegiatan perusahaan atau badan usaha yang bergerak disektor perhubungan harus memenuhi beberapa persyaratan tertentu antara lain berbadan hukum sesuai dengan jenis usahanya, jumlah dan umur kendaraan yang dimiliki, tingkat pelayanan dan lain sebagainya. d. Pemerintah mengadakan pengawasan umum untuk menjamin terlaksananya operasi serta peningkatan kualitas pelayanan. Universitas Sumatera Utara

II. 4. 5. 2. Kebijaksanaan Tarif

Kebijaksanaan tarif merupakan salah satu bagian dari kebijakan angkutan yang berkaitan dengan berbagai kebijaksanaan lain dibidang angkutan. Pihak yang terkait langsung dengan kebijakan ini adalah operator angkutan dan masyarakat sebagai pengguna jasa angkutan. Dari sudut pandang pengusaha angkutan, penentuan tarif yang diatur dalam kebijakan pemerintah sangat menentukan besarnya pendapatan perusahaan sedangkan untuk pengguna jasa angkutan tarif merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapat pelayanan angkutan. Pemerintah dalam menentukan besarnya tarif angkutan memperhatikan pertimbangan besarnya biaya operasi kendaraan yang harus ditanggung oleh pengusaha. Selain itu pemerintah juga ikut bertanggung jawab dalam mempertahankan kesejahteraan operator dengan jalan menetapkan jumlah kendaraan yang dapat melayani rute angkutan tertentu melalui perizinan trayek, sehingga jumlah penumpang yang diangkut tidak berada dibawah jumlah yang menjadi batas minimum penentuan besarnya tarif angkutan. Penetapan tarif oleh pemerintah dianggap sebagai metode yang dapat digunakan didalam pengendalian pelayanan angkutan. Adapun tujuan pengendalian tarif oleh pemerintah diantaranya adalah : a. Untuk melidungi kepentingan pemakai jasa angkutan. b. Untuk melindungi kepentingan pengusaha dengan memberikan jaminan keuntungan yang wajar bagi pengusaha. c. Bersama-sama dengan kebijakan yang lain menciptakan stabilitas pemasaran jasa angkutan. d. Membantu melindungi posisi finansial dari perusahaan angkutan dalam menumbuhkan persaingan yang sehat. Universitas Sumatera Utara Pemilikan pemerintah dapat meningkatkan tarif angkutan yang lebih rendah karena adanya beberapa penghematan-penghematan. Akan tetapi, sering kali hal ini tidak disebabkan oleh faktor manajemen yang efisien melainkan karena adanya berbagai fasilitas dan keringanan yang terdapat pada pihak perusahaan pemerintah sendiri. Pemilikan pemerintah dalam usaha bidang transportasi sering kali adanya penetapan tarif yang relatif rendah untuk maksud dan tujuan tertentu, misalnya untuk mendorong terjadinya desentralisasi penduduk, mempercepat kemajuan peradaban daerah-daerah tertentu, meringankan industri-industri yang sedang berkembang. Penetapan tarif dalam usaha angkutan milik pemerintah dapat ditiadakan penetapan tarif yang besifat diskriminatif yang tidak pada tempatnya. Penetapan tarif secara diskriminatif diawasi melalui peraturan-peraturan pemerintah bahkan melarang atau membatasi adanya diskriminasi dalam penetapan tarif angkutan, dalam hal diskriminasi yang tidak beralasan atau tidak wajar.

II. 5. Biaya Operasional Kendaraan